Saingi Rusia dan China, Pasukan Khusus AS Inginkan Senapan Sniper Canggih Ekstrem
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Komando Operasi Khusus Amerika Serikat (USSOCOM) menginginkan senapan sniper baru yang canggih dan ekstrem untuk mengimbangi pesaing terbesar militer AS; Rusia dan China.
Dalam pemberitahuan yang diposting ke Sam.gov, situs web pemerintah AS yang menghubungkan kontraktor swasta dengan pemerintah federal, komando tersebut memuat keinginannya untuk membuat "senapan sniper jarak jauh ekstrem baru".
"Yang diharapkan dapat menggantikan senapan anti-material dan anti-personel lama seperti M107 dan MK15 dengan sistem yang lebih baru," bunyi pemberitahuan komando tersebut.
USSOCOM mengatakan dalam pemberitahuannya bahwa mereka sedang mencari senapan dengan kemampuan menembak presisi 2.500 meter atau 2.730 yard, jarak yang dapat memecahkan rekor pembunuhan yang sudah terkonfirmasi.
Menurut laporan dari Military.com, pembunuhan oleh sniper terjauh yang dikonfirmasi saat ini terjadi pada tahun 2002 oleh sniper Angkatan Darat Kanada, Kopral Rob Furlong, yang menggunakan TAC-50 versi militer negaranya untuk mencatat rekor pembunuhan dari jarak 2.430 meter atau 2.657 yard.
Ketika dihubungi untuk memberikan komentar oleh Fox News Digital, pihak USSOCOM mengonfirmasi pencarian senapan baru tersebut sambil meremehkan masalah apa pun dengan platform yang ada.
“Senapan M107 dan MK15 masih merupakan platform yang sangat mumpuni yang memenuhi berbagai persyaratan untuk Pasukan Operasi Khusus,” kata komando tersebut melalui seorang juru bicaranya, yang dilansir Minggu (14/1/2024).
Sebaliknya, pencarian senapan baru itu bertujuan untuk memberi pasukan operasi khusus AS keunggulan dibandingkan pesaingnya seperti Rusia dan China.
“Persyaratan [Senapan Sniper-Jarak Jauh Ekstrem/ELR-SR] didasarkan pada kemampuan dan kemajuan yang dikembangkan oleh mitra industri serta komunitas olahraga menembak jarak jauh,” lanjut juru bicara USSOCOM.
“ELR-SR akan memanfaatkan kemajuan ini dan akan memberikan peningkatan dalam aplikasi presisi jarak jauh yang akan meningkatkan jangkauan efektif dan kemungkinan serangan dalam mendukung persaingan kekuatan besar untuk Pasukan Operasi Khusus dalam konflik yang hampir setara.”
Dalam postingan pemberitahuan, USSOCOM mengatakan pihaknya sedang mencari senapan yang akan menjadi sistem modular, dilengkapi magazine, dan berkemampuan multi-kaliber yang akan mencakup konfigurasi barel dengan baut dan barel yang diperlukan pada setiap kaliber, magazine yang diperlukan pada setiap kaliber, stok, penerima, peredam suara, komputer balistik, buku petunjuk operator, alat pembersih, alat perkakas, bipod.
Selain itu, kaliber senapan harus berkemampuan sub-sonik dan supersonik dan memiliki panjang tidak lebih dari 56 inci dan berat tidak lebih dari 22 pon.
“Senapan Sniper Jarak Jauh Ekstrem akan meningkatkan efektivitas Pasukan Operasi Khusus dengan memanfaatkan kemajuan dan kemampuan terkini dalam desain senjata ringan, kinerja, dan teknologi manufaktur komersial untuk meningkatkan keandalan, kemampuan bertahan hidup, dan ketersediaan dengan menggantikan sistem senjata yang sudah berumur satu dekade,” imbuh juru bicara USSOCOM.
Dalam pemberitahuan yang diposting ke Sam.gov, situs web pemerintah AS yang menghubungkan kontraktor swasta dengan pemerintah federal, komando tersebut memuat keinginannya untuk membuat "senapan sniper jarak jauh ekstrem baru".
"Yang diharapkan dapat menggantikan senapan anti-material dan anti-personel lama seperti M107 dan MK15 dengan sistem yang lebih baru," bunyi pemberitahuan komando tersebut.
USSOCOM mengatakan dalam pemberitahuannya bahwa mereka sedang mencari senapan dengan kemampuan menembak presisi 2.500 meter atau 2.730 yard, jarak yang dapat memecahkan rekor pembunuhan yang sudah terkonfirmasi.
Menurut laporan dari Military.com, pembunuhan oleh sniper terjauh yang dikonfirmasi saat ini terjadi pada tahun 2002 oleh sniper Angkatan Darat Kanada, Kopral Rob Furlong, yang menggunakan TAC-50 versi militer negaranya untuk mencatat rekor pembunuhan dari jarak 2.430 meter atau 2.657 yard.
Ketika dihubungi untuk memberikan komentar oleh Fox News Digital, pihak USSOCOM mengonfirmasi pencarian senapan baru tersebut sambil meremehkan masalah apa pun dengan platform yang ada.
“Senapan M107 dan MK15 masih merupakan platform yang sangat mumpuni yang memenuhi berbagai persyaratan untuk Pasukan Operasi Khusus,” kata komando tersebut melalui seorang juru bicaranya, yang dilansir Minggu (14/1/2024).
Sebaliknya, pencarian senapan baru itu bertujuan untuk memberi pasukan operasi khusus AS keunggulan dibandingkan pesaingnya seperti Rusia dan China.
“Persyaratan [Senapan Sniper-Jarak Jauh Ekstrem/ELR-SR] didasarkan pada kemampuan dan kemajuan yang dikembangkan oleh mitra industri serta komunitas olahraga menembak jarak jauh,” lanjut juru bicara USSOCOM.
“ELR-SR akan memanfaatkan kemajuan ini dan akan memberikan peningkatan dalam aplikasi presisi jarak jauh yang akan meningkatkan jangkauan efektif dan kemungkinan serangan dalam mendukung persaingan kekuatan besar untuk Pasukan Operasi Khusus dalam konflik yang hampir setara.”
Dalam postingan pemberitahuan, USSOCOM mengatakan pihaknya sedang mencari senapan yang akan menjadi sistem modular, dilengkapi magazine, dan berkemampuan multi-kaliber yang akan mencakup konfigurasi barel dengan baut dan barel yang diperlukan pada setiap kaliber, magazine yang diperlukan pada setiap kaliber, stok, penerima, peredam suara, komputer balistik, buku petunjuk operator, alat pembersih, alat perkakas, bipod.
Selain itu, kaliber senapan harus berkemampuan sub-sonik dan supersonik dan memiliki panjang tidak lebih dari 56 inci dan berat tidak lebih dari 22 pon.
“Senapan Sniper Jarak Jauh Ekstrem akan meningkatkan efektivitas Pasukan Operasi Khusus dengan memanfaatkan kemajuan dan kemampuan terkini dalam desain senjata ringan, kinerja, dan teknologi manufaktur komersial untuk meningkatkan keandalan, kemampuan bertahan hidup, dan ketersediaan dengan menggantikan sistem senjata yang sudah berumur satu dekade,” imbuh juru bicara USSOCOM.
(mas)