Siapa PM Bangladesh Sheikh Hasina? Awalnya Ikon Demokrasi Berubah Jadi Pemimpin Bertangan Besi

Senin, 08 Januari 2024 - 17:17 WIB
loading...
A A A
Tuduhan tersebut dibatalkan dan mereka bebas untuk mengikuti pemilu pada tahun berikutnya. Hasina menang telak dan terus berkuasa sejak saat itu.

Sementara itu, Zia yang berusia 78 tahun berada dalam kondisi kesehatan yang buruk dan harus dirawat di rumah sakit setelah tuduhan korupsi membuatnya dijatuhi hukuman penjara 17 tahun pada tahun 2018, dan para pemimpin penting partainya juga berada di balik jeruji besi.

5. Memperkuat Perekonomian

Hasina dipuji oleh para pendukungnya karena memimpin Bangladesh melewati ledakan ekonomi yang luar biasa, sebagian besar didukung oleh sebagian besar tenaga kerja pabrik perempuan yang menggerakkan industri ekspor garmennya.

Bangladesh, salah satu negara termiskin di dunia ketika memperoleh kemerdekaan dari Pakistan pada tahun 1971, telah tumbuh rata-rata lebih dari enam persen setiap tahunnya sejak tahun 2009.

Kemiskinan telah menurun drastis dan lebih dari 95 persen dari 170 juta penduduk negara tersebut kini memiliki akses terhadap listrik, dengan kekayaan per kapita melampaui India pada tahun 2021.

6. Mendapatkan Pengakuan Intrenasional

Siapa PM Bangladesh Sheikh Hasina? Awalnya Ikon Demokrasi Berubah Jadi Pemimpin Bertangan Besi

Foto/Reuters

Hasina juga mendapat pengakuan internasional karena membuka pintu Bangladesh bagi ratusan ribu pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer tahun 2017 di negara tetangga, Myanmar.

Dan dia dipuji karena melakukan tindakan tegas terhadap militan Islam di negara mayoritas Muslim tersebut, setelah lima ekstremis dalam negeri menyerbu sebuah kafe di Dhaka yang populer di kalangan ekspatriat Barat dan menewaskan 22 orang pada tahun 2016.

7. Membungkam Perbedaan Pendapat

Namun sikap intoleransi pemerintahnya terhadap perbedaan pendapat telah menimbulkan kebencian di dalam negeri dan ekspresi kekhawatiran dari Washington dan negara lain di luar negeri.

Lima pemimpin Islam terkemuka dan seorang tokoh oposisi senior dieksekusi selama dekade terakhir setelah dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan selama perang pembebasan brutal negara tersebut pada tahun 1971.

Alih-alih menyembuhkan luka akibat konflik tersebut, persidangan tersebut malah memicu protes massal dan bentrokan yang mematikan.

Lawan-lawannya mencap tindakan tersebut sebagai sebuah lelucon, dan mengatakan bahwa tindakan tersebut bermotif politik dan dirancang untuk membungkam perbedaan pendapat.

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap pasukan elit keamanan Bangladesh dan tujuh pejabat tinggi atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1032 seconds (0.1#10.140)