Usir 60 Diplomat Rusia, AS: Termasuk 12 Mata-mata Moskow

Selasa, 27 Maret 2018 - 05:13 WIB
Usir 60 Diplomat Rusia,...
Usir 60 Diplomat Rusia, AS: Termasuk 12 Mata-mata Moskow
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memerintahkan untuk mengusir 60 diplomat Rusia dan menutup konsulat Rusia di Seattle. Dari 60 diplomat yang harus hengkang, 12 di antaranya dianggap sebagai mata-mata yang membahayakan keamanan nasional AS.

Keputusan Trump sebagai tanggapan atas dugaan serangan racun terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris selatan. Pemerintah London menuduh Rusia sebagai dalang serangan terhadap bekas mata-matanya yang berkhianat itu.

Trump tidak mengindahkan saran Kedutaan Rusia di Washington agar tidak percaya pada "berita palsu" soal serangan racun terhadap Skripal dan putrinya, Yulia Skripal.

Dari 60 diplomat yang harus angkat kaki dari wilayah AS, 12 di antaranya bekerja sebagai misi Moskow untuk PBB. Dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Selasa (27/3/2018), Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan 12 diplomat Rusia yang dimaksud itu telah menyalahgunakan hak istimewa mereka untuk tinggal di AS."Dan terlibat dalam kegiatan spionase yang merugikan keamanan nasional kami," kata Haley.

"Para diplomat Rusia telah menggunakan PBB sebagai tempat berlindung yang aman untuk kegiatan berbahaya di dalam perbatasan kita sendiri," ujarnya.

Sebelumnya, selama pertemuan puncak di Brussels pekan lalu, 28 pemimpin Uni Eropa setuju dengan pernyataan Inggris bahwa "sangat mungkin" Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadap Skripal.

Anggota Uni Eropa yang berjumlah 14 negara juga telah memutuskan untuk mengusir para diplomat Rusia.

Kanada mengumumkan segera mengusir empat diplomat Rusia sebagai solidaritas dengan Inggris.

Waktu pengusiran oleh AS, Uni Eropa dan Kanada didug telah dikoordinasikan antara Washington dan Brussels. Sebab, jeda pengumuman soal pengusiran itu hanya sekitar belasaan menit.

Moskow telah berkali-kali membantah terlibat maupun mendalangi serangan racun terhadap Skripal seperti yang dituduhan London. Kremlin bahkan minta bukti dan menawarkan diri untuk bekerja sama dalam penyelidikan atas insiden itu.

Namun, Inggris telah menolak untuk mengirim sampel dari racun saraf yang disebut-sebut sebagai racun Novichok--racun saraf terhebat yang pernah dimiliki Rusia di era Uni Soviet.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0878 seconds (0.1#10.140)