Presiden Biden: Militer AS Mungkin Akan Terlibat Perang dengan Rusia jika Ukraina Kalah
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pasukan militer Amerika mungkin terlibat konflik langsung dengan Rusia jika Ukraina kalah perang.
Biden mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “berusaha melenyapkan Ukraina dan menundukkan rakyatnya. Dia harus dihentikan.”
Peringatan Biden muncul setelah Rusia melancarkan serangan udara baru terhadap Ukraina, menargetkan fasilitas militer Ukraina di selatan, barat, dan timur negara itu, dengan kerusakan parah dilaporkan di beberapa lokasi.
Serangan besar-besaran yang dilakukan Rusia semalam terjadi ketika Kongres AS masih menemui jalan buntu mengenai apakah akan memberikan dukungan militer lebih lanjut kepada Kiev dalam perang proksi negara-negara Barat yang dipimpin AS melawan pasukan Rusia di Donbas yang akan memasuki tahun ketiga pada akhir Februari 2024.
Biden mengatakan serangan udara terbaru Rusia terhadap Ukraina menunjukkan kepemimpinan Rusia mempertahankan tekad yang teguh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan di Ukraina.
“Ini adalah pengingat bagi dunia bahwa, setelah hampir dua tahun perang yang menghancurkan ini, tujuan Putin tetap tidak berubah," kata Biden, dilansir Press TV.
Presiden Biden mengatakan Rusia telah menggunakan drone dan rudal, termasuk yang memiliki kemampuan hipersonik, untuk serangan terbaru.
Dia meminta Kongres untuk memberikan bantuan militer tambahan untuk Ukraina, dan menekankan bahwa Kiev menggunakan sistem pertahanan udara dari Amerika dan sekutu mereka untuk mencoba mempertahankan diri dari serangan udara besar-besaran Rusia.
“Kecuali Kongres mengambil tindakan segera di tahun baru ini, kami tidak akan dapat terus mengirimkan senjata dan sistem pertahanan udara penting yang dibutuhkan Ukraina untuk melindungi rakyatnya. Kongres harus mengambil tindakan dan bertindak tanpa penundaan lebih lanjut,” tegas Biden.
AS telah mengirimkan sejumlah besar senjata dan amunisi ke Kiev untuk berperang melawan Rusia. Tapi, hal itu tidak membuahkan hasil.
Rusia mengatakan bantuan militer AS lebih lanjut ke Ukraina akan menjadi sebuah “kegagalan.”
Awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Washington untuk meminta Kongres menyetujui pasokan lebih banyak senjata dan amunisi untuk pasukan Kiev.
Sebelumnya, Zelensky mengucapkan terima kasih kepada Biden, Kongres, dan rakyat Amerika atas paket bantuan militer terbaru senilai USD250 juta untuk negaranya, yang diumumkan Washington sehari sebelumnya.
“Penambahan rudal dan komponen pertahanan udara, senjata anti-tank, amunisi, pembersihan ranjau, dan peralatan lainnya akan memenuhi kebutuhan paling mendesak Ukraina,” kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan yang diposting di X.
Zelensky mengatakan Washington telah memberi Kiev 34 paket bantuan militer senilai lebih dari USD24 miliar pada tahun 2023.
Dia menambahkan bahwa paket-paket ini termasuk sistem pertahanan udara Patriot, tank Abrams, kendaraan lapis baja, sistem rudal taktis ATACMS, rudal, peluru artileri, serta pembersih ranjau dan peralatan penting lainnya.
Presiden Ukraina juga mencatat bahwa “keputusan bersejarah” telah dibuat untuk menyediakan jet tempur F-16 kepada Ukraina dan bahwa Ukraina akan “selalu berterima kasih atas semua dukungan ini.”
Sejak awal perang, AS telah memimpin koalisi Barat mengirimkan persenjataan dan amunisi senilai puluhan miliar dolar ke Kiev.
Moskow telah berulang kali memperingatkan para pemimpin Barat terhadap pasokan senjata dan amunisi yang terus berlanjut ke Ukraina, dengan menekankan bahwa tindakan tersebut tidak akan menghentikan pasukan Rusia dalam mempertahankan tujuannya dan bahwa mempersenjatai Kiev hanya akan memperpanjang perang.
Biden mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “berusaha melenyapkan Ukraina dan menundukkan rakyatnya. Dia harus dihentikan.”
Peringatan Biden muncul setelah Rusia melancarkan serangan udara baru terhadap Ukraina, menargetkan fasilitas militer Ukraina di selatan, barat, dan timur negara itu, dengan kerusakan parah dilaporkan di beberapa lokasi.
Serangan besar-besaran yang dilakukan Rusia semalam terjadi ketika Kongres AS masih menemui jalan buntu mengenai apakah akan memberikan dukungan militer lebih lanjut kepada Kiev dalam perang proksi negara-negara Barat yang dipimpin AS melawan pasukan Rusia di Donbas yang akan memasuki tahun ketiga pada akhir Februari 2024.
Biden mengatakan serangan udara terbaru Rusia terhadap Ukraina menunjukkan kepemimpinan Rusia mempertahankan tekad yang teguh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan di Ukraina.
“Ini adalah pengingat bagi dunia bahwa, setelah hampir dua tahun perang yang menghancurkan ini, tujuan Putin tetap tidak berubah," kata Biden, dilansir Press TV.
Presiden Biden mengatakan Rusia telah menggunakan drone dan rudal, termasuk yang memiliki kemampuan hipersonik, untuk serangan terbaru.
Dia meminta Kongres untuk memberikan bantuan militer tambahan untuk Ukraina, dan menekankan bahwa Kiev menggunakan sistem pertahanan udara dari Amerika dan sekutu mereka untuk mencoba mempertahankan diri dari serangan udara besar-besaran Rusia.
“Kecuali Kongres mengambil tindakan segera di tahun baru ini, kami tidak akan dapat terus mengirimkan senjata dan sistem pertahanan udara penting yang dibutuhkan Ukraina untuk melindungi rakyatnya. Kongres harus mengambil tindakan dan bertindak tanpa penundaan lebih lanjut,” tegas Biden.
AS telah mengirimkan sejumlah besar senjata dan amunisi ke Kiev untuk berperang melawan Rusia. Tapi, hal itu tidak membuahkan hasil.
Rusia mengatakan bantuan militer AS lebih lanjut ke Ukraina akan menjadi sebuah “kegagalan.”
Awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Washington untuk meminta Kongres menyetujui pasokan lebih banyak senjata dan amunisi untuk pasukan Kiev.
Sebelumnya, Zelensky mengucapkan terima kasih kepada Biden, Kongres, dan rakyat Amerika atas paket bantuan militer terbaru senilai USD250 juta untuk negaranya, yang diumumkan Washington sehari sebelumnya.
“Penambahan rudal dan komponen pertahanan udara, senjata anti-tank, amunisi, pembersihan ranjau, dan peralatan lainnya akan memenuhi kebutuhan paling mendesak Ukraina,” kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan yang diposting di X.
Zelensky mengatakan Washington telah memberi Kiev 34 paket bantuan militer senilai lebih dari USD24 miliar pada tahun 2023.
Dia menambahkan bahwa paket-paket ini termasuk sistem pertahanan udara Patriot, tank Abrams, kendaraan lapis baja, sistem rudal taktis ATACMS, rudal, peluru artileri, serta pembersih ranjau dan peralatan penting lainnya.
Presiden Ukraina juga mencatat bahwa “keputusan bersejarah” telah dibuat untuk menyediakan jet tempur F-16 kepada Ukraina dan bahwa Ukraina akan “selalu berterima kasih atas semua dukungan ini.”
Sejak awal perang, AS telah memimpin koalisi Barat mengirimkan persenjataan dan amunisi senilai puluhan miliar dolar ke Kiev.
Moskow telah berulang kali memperingatkan para pemimpin Barat terhadap pasokan senjata dan amunisi yang terus berlanjut ke Ukraina, dengan menekankan bahwa tindakan tersebut tidak akan menghentikan pasukan Rusia dalam mempertahankan tujuannya dan bahwa mempersenjatai Kiev hanya akan memperpanjang perang.
(ahm)