Ledakan Beirut Renggut Gadis 3 Tahun dari Pelukan Ibunya, Tewas usai 3 Hari Terluka

Senin, 10 Agustus 2020 - 16:39 WIB
loading...
Ledakan Beirut Renggut Gadis 3 Tahun dari Pelukan Ibunya, Tewas usai 3 Hari Terluka
Alexandra Naggear, 3, gadis cilik yang jadi korban tewas terbaru dalam tragedi ledakan di Beirut, Lebanon. Foto/REUTERS
A A A
BEIRUT - Seorang gadis kecil berusia tiga tahun meninggal karena luka-lukanya tiga hari setelah ledakan mengerikan mengguncang Beirut , Lebanon . Dia terlepas dari pelukan ibunya karena kuatnya ledakan tersebut.

Alexandra Naggear, 3, menjadi korban terbaru dari ledakan pada Selasa (4/8/2020) malam lalu. Tragedi ini menyebabkan beberapa bagian Ibu Kota Lebanon terkubur dalam puing-puing dan berserakan dengan mayat-mayat.

Saudara Naggear yang juga masih kecil, Tracy, dan ayah mereka; Paul, mengawasi dari balkon apartemen bertingkat tinggi mereka setelah kebakaran terjadi di area Pelabuhan Beirut.

Dalam beberapa menit setelah kebakaran, ledakan pertama mengguncang. Ibu Alexandra Naggera menjemput putrinya saat mereka pindah ke dalam dan dia mulai berteriak. (Baca juga: Pakar Militer: Beirut Lenyap Jika Benar 2.750 Ton Amonium Nitrat Meledak )

Beberapa detik kemudian ledakan lain merenggut gadis cilik itu dari pelakukan Nyonya Naggear dan butuh beberapa menit bagi orangtuanya untuk menemukannya terkubur di reruntuhan rumah mereka.

Kakek mereka; Michel Awwad, 60, mengatakan kepada Daily Mail bahwa putrinya melihat benda abu-abu besar jatuh dari langit setelah ledakan itu dan menyuruh keluarganya untuk masuk.

"Dia mencoba untuk menutupi Alexandra (Naggear), dia menggendong putrinya dan mencoba untuk menutupi dia," kata Awwad.

"Tapi tekanan ledakan itu begitu kuat dan dia tidak bisa menahannya dan mereka terbang ke dalam rumah," ujarnya, yang dilansir Senin (10/8/2020).

Awwad yakin gadis kecil itu terbentur kepalanya ke piano atau pun pintu. Orangtuanya bergegas membawanya ke rumah sakit.

Dia menambahkan setelah kejadian itu Nyonya Naggear, 33, berteriak di telepon kepadanya bahwa dia yakin putri kecilnya telah meninggal.

Alexandra Naggear mengalami patah tulang rusuk dan membutuhkan selusin jahitan di wajahnya.

Ledakan di Beirut menewaskan 220 orang dan melukai sekitar 7.000 orang lainnya. Ledakan terjadi setelah kebakaran melanda sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat, bahan kimia yang digunakan dalam bom dan pupuk.

Para pejabat mengatakan bahan kimia itu merupakan hasil sitaan dan telah disimpan dengan tidak aman sejak 2013.

Ayah yang sedih, Paul, 36, mengatakan gadis kecilnya bukan martir."Dia adalah korban," katanya.

"Anda membunuh kami di dalam rumah kami. Singkirkan partai Anda dan bersatu untuk menggulingkan sistem," katanya, yang ditujukan kepada pemerintah Lebanon.

Awwad menambahkan kehancuran yang disebabkan oleh ledakan selevel seperlima kekuatan ledakan nuklir tersebut telah membuatnya merasa putus asa. Sebab, dia telah menjalani hidup dengan merasakan perang saudara Lebanon.

Dia mengatakan sejak tahun 1975 dia telah diberitahu bahwa segalanya akan menjadi lebih baik."Tetapi saya tidak percaya ini lagi," katanya. "Negara ini dijalankan oleh penjahat."
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1968 seconds (0.1#10.140)