Pakar Militer: Beirut Lenyap Jika Benar 2.750 Ton Amonium Nitrat Meledak

Senin, 10 Agustus 2020 - 08:38 WIB
loading...
Pakar Militer: Beirut...
Awan jamur besar muncul sesaat setelah ledakan yang menghentakkan banyak gedung di sekitar pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). Foto/RIA Novosti
A A A
BEIRUT - Pakar militer Rusia Viktor Murakhovsky mengatakan jumlah amonium nitrat yang menyebabkan ledakan mematikan di Beirut pasti jauh lebih sedikit dari persediaan aslinya. Jika seluruhnya meledak, Ibu Kota Lebanon itu benar-benar akan "terhapus dari peta" atau lenyap.

Murakhovsky menduga sebagian besar dari muatan amonium nitrat sitaan yang disimpan di sebuah gudang di Pelabuhan Beirut telah dicuri sebelumnya. Bahan kimia itu disita tahun 2013 dari kapal MV Rhosus milik pengusaha Rusia.

Ledakan di Beirut pada Selasa (4/8/2020) malam lalu telah menewaskan 220 orang dan melukai sekutar 7.000 orang lainnya. Ledakan yang begitu hebat telah menghancurkan batu, memecahkan jendela, menyedot furnitur dari apartemen ke jalan dan menyebabkan hampir 300.000 orang di Beirut kehilangan rumah. (Baca: PM Lebanon Sebut 2.750 Ton Amonium Nitrat Penyebab Ledakan Beirut )

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan itu disebabkan oleh timbunan 2.750 ton amonium nitrat , bahan kimia yang digunakan dalam pupuk dan bahan peledak, terbakar setelah disimpan di Pelabuhan Beirut sejak 2013 tanpa tindakan pengamanan.

Namun, Murakhovsky mengatakan bahwa jika jumlah amonium nitrat seutuhnya 2.750 ton seperti yang diumumkan pejabat Lebanon meledak, itu akan menghapus Beirut dari peta.

Pakar militer itu menambahkan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Rusia,Komsomolskaya Pravda, bahwa kemungkinan besar stok amonoium nitrat sitaan itu sudah dicuri selama bertahun-tahun.

Mantan menteri pembangunan administrasi Lebanon May Chidiac mengatakan pada hari Jumat bahwa amonium nitrat tidak digunakan oleh tentara melainkan oleh "organisasi teroris".

"2.700 ton yang disita enam tahun lalu digunakan untuk target militer," tulis dia di Twitter dengan menyatakan bahwa ledakan itu bisa menjadi upaya untuk mengalihkan perhatian dari jumlah yang amonium nitrat yang hilang.

Chidiac juga mengutip analisis Murakhovsky dengan mengatakan; "Ahli Rusia Viktor Murakhovsky mengatakan bahwa pasti sebagian besar amonium nitrat telah dicuri selama enam tahun, karena ledakan itu pasti akan menghapus Beirut dari peta. Berdasarkan ledakan tersebut, tampaknya jumlah amonium nitrat (yang meledak) tidak melebihi 300 ton." (Baca juga: Ledakan Beirut Disusul Pejabat Mundur Massal, Lebanon di Ambang Kolaps )

Seorang jurnalis yang berbasis di Beirut berbagi foto tentang apa yang dia katakan sebagai kantong amonium nitrat di pelabuhan beberapa hari sebelum ledakan. "Beginilah cara kantong kematian ditumpuk. Sulit dipercaya bahwa ini akan memenuhi standar minimum di mana pun di dunia," tulis dia yang dilansir Al Arabiya English, Senin (10/8/2020).

Ledakan Beirut secara luas disalahkan atas ketidakmampuan dan korupsi para elite penguasa Lebanon.

Pada hari Sabtu dan Minggu, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di jalan-jalan Beirut untuk menyuarakan kemarahan mereka pada elite politik yang mereka anggap bertanggung jawab karena mengubah ibu kota menjadi zona bencana.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Intelijen Turki Gagalkan...
Intelijen Turki Gagalkan Serangan Bom Pager Kedua di Lebanon
Abbas akan Kunjungi...
Abbas akan Kunjungi Lebanon untuk Lucuti Senjata Faksi-faksi Perlawanan Palestina
5 Presiden di Dunia...
5 Presiden di Dunia yang Dulunya Jenderal Militer, Salah Satunya Prabowo Subianto
AS Pangkas Jumlah Jenderal...
AS Pangkas Jumlah Jenderal Bintang 4 hingga 20 Persen, Ada Apa?
5 Fakta Menarik Gibran,...
5 Fakta Menarik Gibran, Pernah Menimba Ilmu di Prancis hingga Dukung Kemerdekaan Suriah
2 Negara yang Warganya...
2 Negara yang Warganya Senang Lihat Israel Kebakaran Hebat
Anggota DPR Nilai Syarat...
Anggota DPR Nilai Syarat Vasektomi dan Militerisasi Anak Dedi Mulyadi Melanggar HAM
KBRI di New Delhi Pastikan...
KBRI di New Delhi Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Konflik India-Pakistan
India Blokir Akun Instagram...
India Blokir Akun Instagram Media Muslim Buntut Konflik dengan Pakistan
Rekomendasi
Bareskrim Polri Turun...
Bareskrim Polri Turun ke Solo dan Yogyakarta, Penyelidikan Ijazah Jokowi Capai 90 Persen!
Rayen Pono Tolak Cabut...
Rayen Pono Tolak Cabut Laporan Polisi, Nilai Permintaan Maaf Ahmad Dhani Tak Tulus
Nonton Konser Lebih...
Nonton Konser Lebih Nyaman Tanpa Bikin Dompet Kosong? Ini Tipsnya
Berita Terkini
Usai Serangan Rudal,...
Usai Serangan Rudal, Tentara India dan Pakistan Baku Tembak di Kashmir
Korea Utara Tembakkan...
Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang, Terbang 800 Km
Perang Nuklir India-Pakistan...
Perang Nuklir India-Pakistan Dapat Binasakan 125 Juta Orang dan Picu Kelaparan Global
Turis Sombong Israel...
Turis Sombong Israel Menolak Lepas Sepatu di Restoran Thailand: 'Uangku Membangun Negaramu'
Pesawat J-10 China Jagoan...
Pesawat J-10 China Jagoan Pakistan saat Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
Putin Perintahkan Gencatan...
Putin Perintahkan Gencatan Senjata 3 Hari Dimulai, Ukraina Sebut Hanya Sandiwara
Infografis
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved