Netanyahu Sibuk Cari Negara yang Mau Tampung Warga Palestina dari Gaza
loading...
A
A
A
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara Timur Tengah pada khususnya telah menolak pembersihan etnis secara paksa di Gaza.
Namun Israel telah berulang kali melanggar garis merah yang ditetapkan oleh negara-negara tersebut sebelumnya dengan tanpa hukuman dan sanksi sama sekali.
Kemungkinan tujuan eksodus tersebut mencakup Mesir, Yordania, dan negara-negara Barat.
Mesir dan Yordania dengan tegas menolak menerima warga Palestina di perbatasan mereka.
Kemungkinan itu mengingatkan kita pada Nakba tahun 1948, ketika milisi Zionis secara etnis membersihkan lebih dari 700.000 warga Palestina dari tanah air bersejarah mereka untuk memberi jalan bagi kemerdekaan negara Israel.
Berita tentang komentar Netanyahu muncul ketika tentara mengatakan mereka menyerang lebih dari 100 sasaran dalam 24 jam, termasuk situs militer dan terowongan di Jabalia tengah dan Khan Younis di selatan. Pertempuran darat yang sengit terus berlanjut di Jalur Gaza.
Seorang saksi dari Khan Younis mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Israel mengintensifkan pemboman terhadap kota tersebut dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Senin malam.
Militer Israel menargetkan rumah-rumah warga sipil dan infrastruktur perumahan, termasuk di sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
"Pemboman tidak berhenti di malam hari. Peluru-peluru menghantam dekat kami. Saya melompat karena intensitasnya," ungkap Younis al-Hallaq.
Lebih dari 20.915 warga Palestina telah tewas dalam kampanye pemboman brutal Israel dan 54.918 orang terluka sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa.
Namun Israel telah berulang kali melanggar garis merah yang ditetapkan oleh negara-negara tersebut sebelumnya dengan tanpa hukuman dan sanksi sama sekali.
Kemungkinan tujuan eksodus tersebut mencakup Mesir, Yordania, dan negara-negara Barat.
Mesir dan Yordania dengan tegas menolak menerima warga Palestina di perbatasan mereka.
Kemungkinan itu mengingatkan kita pada Nakba tahun 1948, ketika milisi Zionis secara etnis membersihkan lebih dari 700.000 warga Palestina dari tanah air bersejarah mereka untuk memberi jalan bagi kemerdekaan negara Israel.
Berita tentang komentar Netanyahu muncul ketika tentara mengatakan mereka menyerang lebih dari 100 sasaran dalam 24 jam, termasuk situs militer dan terowongan di Jabalia tengah dan Khan Younis di selatan. Pertempuran darat yang sengit terus berlanjut di Jalur Gaza.
Seorang saksi dari Khan Younis mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Israel mengintensifkan pemboman terhadap kota tersebut dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Senin malam.
Militer Israel menargetkan rumah-rumah warga sipil dan infrastruktur perumahan, termasuk di sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
"Pemboman tidak berhenti di malam hari. Peluru-peluru menghantam dekat kami. Saya melompat karena intensitasnya," ungkap Younis al-Hallaq.
Lebih dari 20.915 warga Palestina telah tewas dalam kampanye pemboman brutal Israel dan 54.918 orang terluka sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa.
Lihat Juga :