Dua Eks Pasukan Khusus AS yang Coba Bunuh Maduro Dibui 20 Tahun

Senin, 10 Agustus 2020 - 13:49 WIB
loading...
Dua Eks Pasukan Khusus...
Luke Denman dan Airan Berry, mantan tentara Green Baret Amerika Serikat, yang ditangkap pasukan Venezula atas tuduhan mencoba membunuh Presiden Nicolas Maduro. Foto/New York Post
A A A
CARACAS - Dua mantan tentara Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) atau Green Baret dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pengadilan Venezuela. Mereka dinyatakan bersalah telah menyusup untuk membunuh Presiden Nicolas Maduro sebagai upaya menggulingkan rezim.

Keduanya, yang oleh pemerintah Venezuela dianggap sebagai "tentara bayaran" pemerintah Presiden Donald Trump, beraksi pada Mei lalu. Penyusupan mereka terbongkar, aksi digagalkan dan keduanya ditangkap pasukan Caracas.

Kepala Jaksa rezim Maduro, Tarek William Saab, mengumumkan vonis terhadap dua warga AS itu pada Jumat larut malam pekan lalu.

"Mereka mengakui tanggung jawab mereka atas faktanya," tulis Saab di Twitter, yang dilansir AP, Senin (10/8/2020). (Baca: Venezuela Tangkap 2 'Rambo' AS yang Hendak Bunuh Maduro )

Menurutnya, persidangan akan berlanjut terhadap puluhan terdakwa lain yang dituduh membantu dalam serangan yang gagal pada 3 Mei 2020.

Kedua mantan anggota Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika bernamaLuke Denman dan Airan Berry ini meluncurkan apa yang disebut sebagai "Gideon Operation" dari kamp pelatihan darurat di negara tetangga Venezuela; Kolombia. Operasi ini menyebabkan sedikitnya delapan tentara pemberontak tewas dan total 66 orang dipenjara.

Mantan personel ketiga Green Baret, Jordan Goudreau, yang mengoperasikan perusahaan keamanan swasta yang berbasis di Florida bernama Silvercorp USA, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang gagal itu.

Jaksa Venezuela mengatakan Denman dan Berry sama-sama dinyatakan bersalah atas persekongkolan, perdagangan senjata ilegal dan terorisme.

keduanya ditangkap di komunitas nelayan pesisir Chuao, dan sejak itu ditayangkan secara luas oleh para pejabat di televisi pemerintah Venezuela sebagai bukti dari klaim lama mereka bahwa Amerika Serikat akan menggulingkan pemerintah sosialis Maduro.

Kudeta yang gagal juga menyebabkan klaim bahwa pemimpin oposisi yang didukung AS, Juan Guaido, berada di belakang perjanjian yang ditandatangani untuk melakukan serangan itu. (Baca juga: Maduro Pastikan Akan Adili 2 'Rambo' AS )

Guaido dan pejabat AS membantah berperan dalam serangan itu. Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengatakan AS akan menggunakan semua cara yang mungkin untuk membebaskan Denman dan Berry.

Otoritas Venezuela juga membuka persidangan terhadap enam eksekutif Amerika dari perusahaan Citgo yang berbasis di Houston, yang ditangkap lebih dari dua tahun lalu atas tuduhan korupsi.

Kasus tersebut terhenti selama berbulan-bulan sampai mantan gubernur New Mexico Bill Richardson bertemu dengan Maduro di Caracas untuk meminta pembebasan mereka.

Kedua kasus ini terjadi di tengah permusuhan sengit antara AS dan pemerintah Venezuela .

Pemerintahan Trump tahun lalu memberikan dukungannya kepada Guaido, yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sah Venezuela. Guaido telah bersumpah akan menggulingkan Maduro.

Guaido menyalahkan Maduro atas keruntuhan ekonomi dan sosial negara yang sebenarnya kaya minyak tersebut. Namun, Maduro mengatakan Washington memanipulasi Guaido untuk mencuri kekayaan minyak negara yang melimpah.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1775 seconds (0.1#10.140)