Serangan Udara Israel Tewaskan 76 Anggota Satu Keluarga Besar Sekaligus
loading...
A
A
A
GAZA - Lebih dari 90 warga Palestina, termasuk 76 anggota satu keluarga besar, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel yang meratakan dua rumah di Gaza.
Serangan rezim kolonial itu menandai salah satu pemboman paling mematikan dalam kampanye Israel melawan rakyat Palestina.
“Serangan Jumat (22/12/2023) di Kota Gaza menewaskan 16 kepala rumah tangga dari keluarga al-Mughrabi,” ungkap pejabat kesehatan dan penyelamatan Gaza pada Sabtu.
Di antara mereka yang tewas adalah seorang anggota staf Program Pembangunan PBB (UNDP) berusia 56 tahun, Issam al-Mughrabi, serta istri dan lima anaknya. Dia telah bekerja untuk agensi tersebut selama hampir tiga dekade.
“Hilangnya Issam dan keluarganya sangat mempengaruhi kita semua,” ujar pernyataan pejabat UNDP Achim Steiner.
Dia menjelaskan, “PBB dan warga sipil di Gaza bukanlah target. Perang ini harus diakhiri. Tidak ada lagi keluarga yang harus menanggung rasa sakit dan penderitaan yang dialami keluarga Issam dan banyak orang lainnya.”
Rezim apartheid Israel telah membunuh lebih dari 20.000 orang Palestina dan 53.000 orang lainnya terluka di wilayah kantong Palestina yang terkepung sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Israel bersumpah melenyapkan Hamas setelah kelompok pejuang melancarkan serangan lintas batas yang menewaskan lebih dari 1.100 orang, termasuk hampir 700 warga sipil Israel dan 71 warga asing. Pejuang Hamas juga menyandera ratusan orang dari desa-desa Israel selatan saat kembali ke Gaza.
Dewan Keamanan PBB pada Jumat mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar pengiriman bantuan kepada warga sipil Gaza dipercepat.
Resolusi tersebut dipermudah setelah AS memblokir upaya untuk menuntut “penghentian segera permusuhan” dalam konflik tersebut.
PBB memperingatkan dalam laporan pekan ini bahwa lebih dari 500.000 orang di Gaza kelaparan di tengah pemboman Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada Jumat bahwa serangan militer Israel menciptakan “hambatan besar” terhadap distribusi bantuan kemanusiaan.
Sekitar 85% populasi Gaza telah mengungsi. Guterres mengatakan 136 staf badan PBB telah terbunuh, “sesuatu yang belum pernah kita lihat dalam sejarah PBB.”
Dia telah berulang kali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama yang digunakan Israel untuk membunuh warga Palestina di Jalur Gaza.
AS juga selalu melindungi rezim kolonial Israel dari berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Serangan rezim kolonial itu menandai salah satu pemboman paling mematikan dalam kampanye Israel melawan rakyat Palestina.
“Serangan Jumat (22/12/2023) di Kota Gaza menewaskan 16 kepala rumah tangga dari keluarga al-Mughrabi,” ungkap pejabat kesehatan dan penyelamatan Gaza pada Sabtu.
Di antara mereka yang tewas adalah seorang anggota staf Program Pembangunan PBB (UNDP) berusia 56 tahun, Issam al-Mughrabi, serta istri dan lima anaknya. Dia telah bekerja untuk agensi tersebut selama hampir tiga dekade.
“Hilangnya Issam dan keluarganya sangat mempengaruhi kita semua,” ujar pernyataan pejabat UNDP Achim Steiner.
Dia menjelaskan, “PBB dan warga sipil di Gaza bukanlah target. Perang ini harus diakhiri. Tidak ada lagi keluarga yang harus menanggung rasa sakit dan penderitaan yang dialami keluarga Issam dan banyak orang lainnya.”
Rezim apartheid Israel telah membunuh lebih dari 20.000 orang Palestina dan 53.000 orang lainnya terluka di wilayah kantong Palestina yang terkepung sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Israel bersumpah melenyapkan Hamas setelah kelompok pejuang melancarkan serangan lintas batas yang menewaskan lebih dari 1.100 orang, termasuk hampir 700 warga sipil Israel dan 71 warga asing. Pejuang Hamas juga menyandera ratusan orang dari desa-desa Israel selatan saat kembali ke Gaza.
Dewan Keamanan PBB pada Jumat mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar pengiriman bantuan kepada warga sipil Gaza dipercepat.
Resolusi tersebut dipermudah setelah AS memblokir upaya untuk menuntut “penghentian segera permusuhan” dalam konflik tersebut.
PBB memperingatkan dalam laporan pekan ini bahwa lebih dari 500.000 orang di Gaza kelaparan di tengah pemboman Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada Jumat bahwa serangan militer Israel menciptakan “hambatan besar” terhadap distribusi bantuan kemanusiaan.
Sekitar 85% populasi Gaza telah mengungsi. Guterres mengatakan 136 staf badan PBB telah terbunuh, “sesuatu yang belum pernah kita lihat dalam sejarah PBB.”
Dia telah berulang kali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama yang digunakan Israel untuk membunuh warga Palestina di Jalur Gaza.
AS juga selalu melindungi rezim kolonial Israel dari berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
(sya)