Mayoritas Warga Arab Saudi Tolak Normalisasi dengan Israel, Lebih Dukung Hamas
loading...
A
A
A
RIYADH - Mayoritas warga Arab Saudi menolak normalisasi dan menganggap Israel sangat lemah serta terpecah secara internal sehingga rezim kolonial Zionis itu bisa dikalahkan suatu hari nanti.
Jajak pendapat baru yang dilakukan Institut Kebijakan Timur Dekat Washington (Washington Institute for Near East Policy) mengungkapkan 96% warga Saudi berpikir, “Negara-negara Arab harus segera memutuskan semua kontak diplomatik, politik, ekonomi, dan kontak lainnya dengan Israel, sebagai protes terhadap aksi militer mereka di Gaza.”
Jajak pendapat tersebut, yang dilakukan mulai 14 November hingga 6 Desember terhadap sampel representatif 1.000 warga Saudi, dipublikasikan pada Kamis (21/12/2023).
Jajak pendapat tersebut juga menemukan perubahan besar dalam sikap terhadap Gerakan Perlawanan Palestina Hamas yang popularitasnya meningkat di kalangan masyarakat Saudi.
Selain itu, hanya 16% warga Saudi yang berpikir “Hamas harus berhenti menyerukan penghancuran Israel, dan sebaliknya menerima solusi permanen dua negara terhadap konflik berdasarkan perbatasan tahun 1967”.
Tren yang sama juga terjadi pada operasi militer Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Menurut jajak pendapat tersebut, “Mayoritas warga Saudi (95%) menjawab bahwa Hamas tidak benar-benar membunuh warga sipil ketika ditanya apakah mereka yakin pembunuhan Hamas terhadap warga sipil bertentangan dengan Islam.”
Mayoritas warga Saudi (87%) juga berpendapat “kejadian baru-baru ini menunjukkan Israel sangat lemah dan terpecah secara internal sehingga suatu hari nanti bisa dikalahkan.”
The New York Times mengutip para analis yang mengatakan, “Pemimpin de facto negara itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, masih harus mempertimbangkan opini publik saat dia mempertimbangkan keputusan.”
Jajak pendapat baru yang dilakukan Institut Kebijakan Timur Dekat Washington (Washington Institute for Near East Policy) mengungkapkan 96% warga Saudi berpikir, “Negara-negara Arab harus segera memutuskan semua kontak diplomatik, politik, ekonomi, dan kontak lainnya dengan Israel, sebagai protes terhadap aksi militer mereka di Gaza.”
Jajak pendapat tersebut, yang dilakukan mulai 14 November hingga 6 Desember terhadap sampel representatif 1.000 warga Saudi, dipublikasikan pada Kamis (21/12/2023).
Israel Lemah
Jajak pendapat tersebut juga menemukan perubahan besar dalam sikap terhadap Gerakan Perlawanan Palestina Hamas yang popularitasnya meningkat di kalangan masyarakat Saudi.
Selain itu, hanya 16% warga Saudi yang berpikir “Hamas harus berhenti menyerukan penghancuran Israel, dan sebaliknya menerima solusi permanen dua negara terhadap konflik berdasarkan perbatasan tahun 1967”.
Tren yang sama juga terjadi pada operasi militer Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Menurut jajak pendapat tersebut, “Mayoritas warga Saudi (95%) menjawab bahwa Hamas tidak benar-benar membunuh warga sipil ketika ditanya apakah mereka yakin pembunuhan Hamas terhadap warga sipil bertentangan dengan Islam.”
Mayoritas warga Saudi (87%) juga berpendapat “kejadian baru-baru ini menunjukkan Israel sangat lemah dan terpecah secara internal sehingga suatu hari nanti bisa dikalahkan.”
The New York Times mengutip para analis yang mengatakan, “Pemimpin de facto negara itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, masih harus mempertimbangkan opini publik saat dia mempertimbangkan keputusan.”