7 Alasan Operasi di Laut Merah Makin Bikin Tekor Amerika Serikat

Kamis, 21 Desember 2023 - 20:01 WIB
loading...
A A A

4. Kapal Perang AS Harus Mondar-mandir ke Pelabuhan


Kapal-kapal AS tidak dapat memuat ulang persenjataan mereka di Laut Merah dan harus kembali ke pelabuhan jika aktivitas kinetik berlangsung lebih lama.

Itu berarti biaya tambahan untuk perjalanan pulang pergi dari pelabuhan ke lokasi operasi di Laut Merah.

Konflik di Laut Merah terancam berlarut-larut mengingat tidak ada pihak yang bertikai yang mau mundur.

5. Tekad Houthi Lebih Kuat daripada Koalisi AS


Pemerintahan Biden telah mengumpulkan koalisi 10 negara dan mengirim kapal perang tambahan ke wilayah tersebut.

Komandan tertinggi Houthi Mohammed al-Bukhaiti mentweet pada tanggal 19 Desember bahwa, “Bahkan jika Amerika berhasil memobilisasi seluruh dunia, operasi militer kami tidak akan berhenti… tidak peduli pengorbanan yang harus kami tanggung.”

Israel juga tidak menunjukkan tanda-tanda mengurangi operasi militernya di Jalur Gaza di mana korban sipil terus bertambah.

6. Persenjataan AS Sudah Terkuras untuk Perang Israel dan Ukraina


Dalam keadaan saat ini, terdapat ancaman serius bahwa Laut Merah akan berubah menjadi medan perang baru, menurut lembaga pemikir yang berbasis di DC tersebut.

Dalam hal ini, biaya yang terkait dengan gugus tugas pimpinan Amerika di Laut Merah bisa menjadi jauh lebih tinggi, terutama pada saat Amerika telah menghabiskan persenjataan militernya untuk mendukung upaya perang proksi di Ukraina dan perang Gaza di Israel.

7. Nyawa Pasukan dan Pelaut AS Makin Terancam


Lebih rumit lagi, operasi Laut Merah dapat membahayakan pasukan dan pelaut AS. “Penting bagi rakyat Amerika untuk menilai apakah apa yang terjadi selanjutnya benar-benar demi kepentingan nasional,” ungkap kesimpulan lembaga think tank yang berbasis di DC tersebut.
(sya)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1566 seconds (0.1#10.140)