7 Alasan Operasi di Laut Merah Makin Bikin Tekor Amerika Serikat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Operasi militer melawan Houthi akan memakan biaya besar bagi Amerika Serikat (AS), terutama jika hal ini meningkat menjadi konflik regional.
Peringatan itu diungkap wadah pemikir yang berbasis di Washington DC. Berikut ini berbagai alasan mengapa operasi AS di Laut Merah itu bisa sangat merugikan Washington.
Kelompok Houthi telah menegaskan mereka akan melanjutkan serangan di Laut Merah menyusul pengumuman Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tentang Operasi Penjaga Kemakmuran baru yang dipimpin AS di wilayah tersebut.
Menurut Pentagon, kelompok Syiah Yaman itu telah melakukan 100 serangan drone dan rudal sejak 7 Oktober.
Houthi baru-baru ini meningkatkan serangan mereka di Laut Merah terhadap kapal perang AS dan kapal-kapal yang terkait dengan Israel dalam upaya memaksa rezim kolonial Zionis menghentikan genosida dan operasi daratnya di Jalur Gaza.
Serangan tersebut menunjukkan pejuang Yaman memiliki persenjataan yang cukup besar dan relatif canggih, menurut pers AS.
Terlebih lagi, drone dan rudal Houthi lebih murah dibandingkan pencegat AS yang digunakan untuk menembak jatuh mereka.
Washington memerlukan biaya yang cukup besar untuk mempertahankan keamanan jalur laut yang melewati Terusan Suez dan Laut Merah, menurut Quincy Institute for Responsible Statecraft:
Setiap amunisi AS yang digunakan untuk mencegat roket dan drone Houthi berharga antara USD1 juta dan USD4,3 juta.
Rudal AS yang dilaporkan digunakan untuk menembak jatuh proyektil dan UAV Houthi termasuk SM-2 (USD2,1 juta); SM-6 (USD4,3 juta); ESSM Sea Sparrows (USD1,7 juta); dan rudal Rolling Airframe (USD905.000).
Peringatan itu diungkap wadah pemikir yang berbasis di Washington DC. Berikut ini berbagai alasan mengapa operasi AS di Laut Merah itu bisa sangat merugikan Washington.
1. Serangan Houthi Justru Meningkat
Kelompok Houthi telah menegaskan mereka akan melanjutkan serangan di Laut Merah menyusul pengumuman Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tentang Operasi Penjaga Kemakmuran baru yang dipimpin AS di wilayah tersebut.
Menurut Pentagon, kelompok Syiah Yaman itu telah melakukan 100 serangan drone dan rudal sejak 7 Oktober.
Houthi baru-baru ini meningkatkan serangan mereka di Laut Merah terhadap kapal perang AS dan kapal-kapal yang terkait dengan Israel dalam upaya memaksa rezim kolonial Zionis menghentikan genosida dan operasi daratnya di Jalur Gaza.
2. Stok Senjata Houthi Banyak dan Canggih
Serangan tersebut menunjukkan pejuang Yaman memiliki persenjataan yang cukup besar dan relatif canggih, menurut pers AS.
Terlebih lagi, drone dan rudal Houthi lebih murah dibandingkan pencegat AS yang digunakan untuk menembak jatuh mereka.
3. Senjata AS Harganya Lebih Mahal
Washington memerlukan biaya yang cukup besar untuk mempertahankan keamanan jalur laut yang melewati Terusan Suez dan Laut Merah, menurut Quincy Institute for Responsible Statecraft:
Setiap amunisi AS yang digunakan untuk mencegat roket dan drone Houthi berharga antara USD1 juta dan USD4,3 juta.
Rudal AS yang dilaporkan digunakan untuk menembak jatuh proyektil dan UAV Houthi termasuk SM-2 (USD2,1 juta); SM-6 (USD4,3 juta); ESSM Sea Sparrows (USD1,7 juta); dan rudal Rolling Airframe (USD905.000).