Hamas Tangguh Secara Finansial, Mampu Perang Panjang Melawan Israel

Senin, 18 Desember 2023 - 16:57 WIB
loading...
Hamas Tangguh Secara Finansial, Mampu Perang Panjang Melawan Israel
Hamas sudah tanggung secara finansial sehingga mampu untuk perang panjang melawan Israel. Foto/REUTERS
A A A
GAZA - Hamas telah menjadi fokus serangan Israel yang tiada henti di Gaza, Palestina. Namun, kelompok itu tangguh secara finansial dan dinilai mampu untuk perang berkepanjangan melawan militer Zionis.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk memusnahkan gerakan perlawanan Palestina tersebut, yang berada di di balik serangan 7 Oktober—yang paling mematikan dalam sejarah negara Israel.

Serangan Hamas pada tanggal tersebut telah menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan 240 lainnya disandera.

Sedangkan invasi balasan brutal Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 18.800 orang—sebagian besar perempuan dan anak-anak.



Namun ketika Israel mengejar tujuan militernya, melemahkan aliran pendapatan Hamas juga akan menjadi tugas yang berat.

“Hamas solid secara finansial,” kata Jessica Davis, presiden kelompok Insight Threat Intelligence asal Kanada, kepada AFP, Senin (18/12/2023).

“Dalam dekade terakhir, atau bahkan lebih lama lagi, mereka telah menciptakan jaringan keuangan yang tangguh,” katanya, menjelaskan bahwa kelompok tersebut telah membangun investasi dan sumber pendapatan di banyak negara tanpa mengalami gangguan.

"Sumber-sumber ini mencakup usaha kecil dan real estate di negara-negara seperti Turki, Sudan dan Aljazair," imbuh Davis.

Hamas juga bergantung pada jaringan donasi informal.

"Mereka sangat baik dalam mengembangkan dan mengoperasikan sistem penukaran uang yang sangat kompleks," kata Yitzhak Gal, pakar ekonomi Palestina dari Israel, menjelaskan pertukaran yang dilakukan melalui Turki, Uni Emirat Arab, Eropa, dan Amerika Serikat.

Jumlah pendonor belum tentu berkurang sejak tanggal 7 Oktober.

“Meskipun melakukan kekejaman, Hamas tampaknya telah mendapatkan dukungan dari segmen populasi tertentu secara internasional sebagai pelopor perlawanan,” jelas Lucas Webber, salah satu pendiri situs spesialis Militant Wire.

Selama bertahun-tahun, pendukung utama Hamas adalah Iran.

Perkiraan menyebutkan kontribusi tahunan Iran antara USD70 juta hingga USD100 juta, melalui beragam sumber yang mencakup pembayaran dalam mata uang kripto, koper uang tunai dan transfer melalui bank asing dan sistem informal “hawala”.

Menurut Gal, bantuan Iran dalam bentuk peralatan militer diselundupkan pada tahun-tahun lalu dari Mesir melalui terowongan yang digali antara Gaza dan gurun Sinai, yang kini diblokir.

Menyusul kemenangan Hamas dalam pemilu tahun 2006, dan perebutan kekuasaan pada tahun berikutnya setelah bentrokan dengan saingannya, Fatah, perbedaan antara uang yang diperuntukkan bagi 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut dan keuangan kelompok itu sendiri menjadi kabur.

“Apa pun yang masuk akan masuk ke Hamas dan mereka memutuskan siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati,” kata Gal.

Dari anggaran Jalur Gaza sebesar USD2,5 miliar, USD1,1 miliar berasal dari Otoritas Palestina, dengan persetujuan Israel, kata Gal, yang merupakan spesialis di lembaga think tank Mitvim.

Komunitas internasional mendanai UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Sedangkan Qatar membayar gaji pegawai negeri Palestina, seperti dokter dan guru, dan memberikan USD100 per bulan kepada 100.000 keluarga termiskin di wilayah tersebut—dengan total pembayaran sebesar USD1,49 miliar antara tahun 2012 hingga 2021, menurut Doha.

Pada tahun 2021, emirat yang kaya gas, yang menjadi tuan rumah biro politik Hamas di ibu kotanya dengan restu Amerika Serikat, menjanjikan pendanaan tahunan sebesar USD360 juta untuk wilayah pesisir Palestina.

Doha membantah memberikan bantuan keuangan kepada Hamas.

“Tanpa kecuali, seluruh bantuan Qatar sepenuhnya dikoordinasikan dengan Israel, pemerintah AS, dan PBB,” kata seorang pejabat Qatar kepada AFP.

“Semua barang seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar melewati Israel sebelum memasuki Gaza,” imbuh dia.

Pekan lalu, negosiator dan diplomat utama Qatar disandera, Abdulaziz Al-Khulaifi, mengindikasikan bahwa pendanaan emirat Teluk untuk Gaza akan terus berlanjut.

Pada bulan Oktober, Washington menjatuhkan sanksi terhadap 10 “anggota utama Hamas”, dan Barat sedang mempertimbangkan tindakan pemaksaan. Namun memusnahkan Hamas sepenuhnya sepertinya tidak mungkin dilakukan.

“Prospek kehancuran total keuangan Hamas dalam jangka panjang tidaklah realistis,” kata Davis.

“Anda bisa mengganggunya, Anda bisa mengeluarkan pemain-pemain kunci, Anda bisa meminimalkan sumber dana, tapi jaringan, infrastruktur akan selalu ada dan jika grup tersebut masih memiliki pendukung, mereka bisa memiliki pengaruh untuk membantu mereka,” paparnya.

Gal menjelaskan keuangan Hamas di masa depan akan dikaitkan dengan bagaimana masa depan Gaza, sebuah wilayah kecil yang terletak di antara Mesir, Israel, dan Mediterania, akan diselesaikan.

“Ketika perang berhenti dan kehidupan normal kembali berjalan, pertanyaannya adalah: apakah seluruh sistem pembiayaan ini akan dilanjutkan atau diubah?” tanya dia.

“Gaza sekarang menjadi salah satu kamp pengungsi yang besar. Siapa yang akan bertanggung jawab menyediakan makanan, air dan tempat berlindung bagi para pengungsi ini, Hamas atau organisasi lain, mekanisme lain?”
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)