Panglima Militer AS dan Arab Saudi Teleponan Bahas Perang Gaza dan Ancaman Houthi
loading...
A
A
A
RIYADH - Panglima Militer Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi melakukan pembicaraan telepon membahas perang Israel-Hamas di Gaza dan ancaman serangan kelompok Houthi Yaman di Laut Merah.
Pembicaraan telepon antara Panglima Militer atau Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal CQ Brown dan Kepala Staf Umum Arab Saudi Jenderal Fayyad Al-Ruwaili berlangsung hari Kamis waktu Amerika.
Seorang pejabat pertahanan Amerika mengatakan kepada Al Arabiya baha pasukan AS telah menjadi sasaran setidaknya 97 kali di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober, termasuk lima serangan pada minggu ini saja.
“Sebagian besar gagal mencapai target mereka, berkat pertahanan kami yang kuat,” kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim.
Iran dan kelompok militan yang didukungnya di Timur Tengah secara konsisten menentang kehadiran pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Namun terjadi peningkatan serangan terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober. Kendati demikian, Pentagon menolak anggapan bahwa lonjakan serangan tersebut terkait dengan perang di Gaza.
Secara terpisah, Jenderal Brown dan Jenderal Al-Ruwaili membahas serangan baru-baru ini yang dilakukan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal tanker dan kapal komersial di Laut Merah bagian selatan.
Kelompok yang didukung Iran itu telah berjanji untuk mencegah kapal apa pun berlabuh di Israel, dan mereka telah membajak serta menyerang kapal-kapal selama beberapa minggu terakhir.
Dalam upaya untuk mencegah lebih banyak serangan serupa dan memastikan jalur perairan yang aman, AS sedang mendiskusikan satuan tugas maritim dengan mitra dan negara yang bersedia bergabung.
Washington telah berhubungan dengan setidaknya 12 negara sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan gugus tugas angkatan laut, kata seorang pejabat pertahanan AS.
Para pejabat AS mengatakan mereka sedang mencari cara untuk memperluas satuan tugas yang sudah ada, yakni Satuan Tugas Gabungan (CTF) 153 yang saat ini bermarkas di Bahrain.
CTF-153 saat ini mempunyai 39 negara anggota, namun pejabat pertahanan AS mengatakan pembicaraan yang melibatkan 12 negara tersebut dipusatkan pada kontribusi mereka terhadap tugas pengamanan navigasi maritim saat ini.
"Jenderal Brown menegaskan kembali keinginan AS untuk bekerja sama dengan semua negara yang memiliki kepentingan yang sama dalam menegakkan prinsip kebebasan navigasi dan memastikan jalur yang aman untuk pelayaran global," bunyi penggalan transkrip telepon Jenderal Brown dengan Jenderal Al-Ruwaili.
Selama panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman pekan lalu, Kepala Pentagon Lloyd Austin menggarisbawahi peran berbahaya Iran dalam memberi nasihat, mempersenjatai, dan melatih Houthi.
Dia mengatakan bahwa dirinya juga berbicara tentang keinginan Washington untuk bekerja sama dengan mitra yang mempunyai pemikiran yang sama untuk menjamin jalur yang aman bagi pelayaran global.
Mengenai perang Israel-Hamas di Gaza, Jenderal Brown menyampaikan penekanan AS pada perlindungan warga sipil dan “akses tanpa batas” untuk pengiriman bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza.
“AS dan Arab Saudi memiliki kemitraan jangka panjang dan berkomitmen terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah,” lanjut isi percakapan telepon antara kedua jenderal pada Kamis.
Pembicaraan telepon antara Panglima Militer atau Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal CQ Brown dan Kepala Staf Umum Arab Saudi Jenderal Fayyad Al-Ruwaili berlangsung hari Kamis waktu Amerika.
Seorang pejabat pertahanan Amerika mengatakan kepada Al Arabiya baha pasukan AS telah menjadi sasaran setidaknya 97 kali di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober, termasuk lima serangan pada minggu ini saja.
“Sebagian besar gagal mencapai target mereka, berkat pertahanan kami yang kuat,” kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim.
Baca Juga
Iran dan kelompok militan yang didukungnya di Timur Tengah secara konsisten menentang kehadiran pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Namun terjadi peningkatan serangan terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober. Kendati demikian, Pentagon menolak anggapan bahwa lonjakan serangan tersebut terkait dengan perang di Gaza.
Secara terpisah, Jenderal Brown dan Jenderal Al-Ruwaili membahas serangan baru-baru ini yang dilakukan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal tanker dan kapal komersial di Laut Merah bagian selatan.
Kelompok yang didukung Iran itu telah berjanji untuk mencegah kapal apa pun berlabuh di Israel, dan mereka telah membajak serta menyerang kapal-kapal selama beberapa minggu terakhir.
Dalam upaya untuk mencegah lebih banyak serangan serupa dan memastikan jalur perairan yang aman, AS sedang mendiskusikan satuan tugas maritim dengan mitra dan negara yang bersedia bergabung.
Washington telah berhubungan dengan setidaknya 12 negara sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan gugus tugas angkatan laut, kata seorang pejabat pertahanan AS.
Para pejabat AS mengatakan mereka sedang mencari cara untuk memperluas satuan tugas yang sudah ada, yakni Satuan Tugas Gabungan (CTF) 153 yang saat ini bermarkas di Bahrain.
CTF-153 saat ini mempunyai 39 negara anggota, namun pejabat pertahanan AS mengatakan pembicaraan yang melibatkan 12 negara tersebut dipusatkan pada kontribusi mereka terhadap tugas pengamanan navigasi maritim saat ini.
"Jenderal Brown menegaskan kembali keinginan AS untuk bekerja sama dengan semua negara yang memiliki kepentingan yang sama dalam menegakkan prinsip kebebasan navigasi dan memastikan jalur yang aman untuk pelayaran global," bunyi penggalan transkrip telepon Jenderal Brown dengan Jenderal Al-Ruwaili.
Selama panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman pekan lalu, Kepala Pentagon Lloyd Austin menggarisbawahi peran berbahaya Iran dalam memberi nasihat, mempersenjatai, dan melatih Houthi.
Dia mengatakan bahwa dirinya juga berbicara tentang keinginan Washington untuk bekerja sama dengan mitra yang mempunyai pemikiran yang sama untuk menjamin jalur yang aman bagi pelayaran global.
Mengenai perang Israel-Hamas di Gaza, Jenderal Brown menyampaikan penekanan AS pada perlindungan warga sipil dan “akses tanpa batas” untuk pengiriman bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza.
“AS dan Arab Saudi memiliki kemitraan jangka panjang dan berkomitmen terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah,” lanjut isi percakapan telepon antara kedua jenderal pada Kamis.
(mas)