5 Politik Balas Dendam dalam Penyelidikan Pemakzulan terhadap Presiden AS Joe Biden

Jum'at, 15 Desember 2023 - 06:30 WIB
loading...
A A A
Dewan Perwakilan Rakyat memulai penyelidikan pemakzulan pada bulan September, namun prosesnya kini telah diformalkan.

Pada bulan November, seorang pengacara senior Gedung Putih menyatakan bahwa penyelidikan tersebut tidak sah karena DPR belum meresmikan penyelidikan pemakzulan melalui pemungutan suara. Gedung Putih mempertanyakan dasar hukum dan konstitusional permintaan informasi dari anggota parlemen Partai Republik.

Konstitusi tidak memerlukan pemungutan suara untuk memulai penyelidikan pemakzulan, begitu pula peraturan yang mengatur DPR, namun resolusi yang mengesahkan telah disahkan dalam pemakzulan presiden sebelumnya.

Sebagian besar anggota Partai Republik yang awalnya enggan mendukung upaya pemakzulan karena kurangnya bukti nyata yang memberatkan presiden juga terpengaruh oleh argumen terbaru dari kepemimpinan mereka yang menyatakan bahwa mengizinkan penyelidikan akan memberi mereka kedudukan hukum yang lebih baik dan akan meyakinkan Gedung Putih untuk melakukan pemakzulan. bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan dengan memberikan lebih banyak informasi.

“Pemungutan suara ini bukanlah pemungutan suara untuk memakzulkan Presiden Biden,” kata Johnson pada konferensi pers pada hari Selasa. “Ini adalah pemungutan suara untuk melanjutkan penyelidikan pemakzulan. … Saya yakin kami akan mendapatkan setiap suara yang kami miliki.”

Penyelidik Kongres telah memperoleh hampir 40.000 halaman catatan bank yang dipanggil dan puluhan jam kesaksian dari para saksi kunci, termasuk dari beberapa pejabat tinggi Departemen Kehakiman yang saat ini bertugas menyelidiki Hunter Biden.

3. Dipicu Skandal Hukum Putra Joe Biden

5 Politik Balas Dendam dalam Penyelidikan Pemakzulan terhadap Presiden AS Joe Biden

Foto/Reuters

Partai Republik menuduh presiden dan keluarganya mengambil keuntungan dari masa jabatannya sebagai wakil presiden dari tahun 2009 hingga 2017 dan memusatkan perhatian pada hal yang sama.

Kalangan konservatif menuduh Hunter Biden melakukan “penjualan pengaruh”, yang secara efektif memperdagangkan nama keluarga dalam skema “bayar untuk bermain” dalam urusan bisnisnya di Ukraina dan Tiongkok.

Mereka menunjuk pada dokumen FBI tahun 2020 di mana seorang informan mengklaim bahwa kepala Burisma, sebuah perusahaan energi Ukraina yang memasukkan Hunter Biden dalam dewan direksinya, mengatakan: “Dibutuhkan 5 (juta) untuk membayar satu Biden, dan 5 ( juta) ke Biden lainnya.”

Klaim suap ini berkaitan dengan tuduhan Partai Republik bahwa Presiden Biden menekan Ukraina untuk memecat jaksa penuntut utamanya untuk menghentikan penyelidikan terhadap Burisma.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0953 seconds (0.1#10.140)