PLO: Trump Tidak Bisa Beli Martabat Palestina

Jum'at, 26 Januari 2018 - 11:49 WIB
PLO: Trump Tidak Bisa Beli Martabat Palestina
PLO: Trump Tidak Bisa Beli Martabat Palestina
A A A
YERUSALEM - Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat, mengatakan ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump adalah perbuatan sia-sia. Sebelumnya Trump mengancam rakyat Palestina bahwa mereka akan kehilangan bantuan ratusan juta dollar dari Washington jika menolak negosiasi damai dengan Israel.

"Trump bisa membeli banyak barang dengan uangnya, tapi dia tidak akan bisa membeli martabat bangsa kita," tegas Erekat seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (26/1/2018).

Erekat menegaskan bahwa perdamaian dengan Israel tidak mungkin dilakukan jika status Yerusalem tidak masuk dalam agenda. Penegasan ini sekaligus menolak klaim Trump bahwa AS telah menghilangkan isu kontroversial tersebut dari meja perundingan.

"Yerusalem tidak berada di luar meja perundingan, tapi sebaliknya AS berada di luar konsensus internasional. Mereka yang mengatakan bahwa Yerusalem tidak ada di meja perundingan damai berarti mengatakan perdamaian tidak masuk dalam hitungan," cetus Erekat.

"Kota suci ada di hati setiap orang Palestina, Arab, Kristen dan Muslim, dan tidak akan ada perdamaian tanpa Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara Palestina," tegasnya.

Sebelumnya saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump mengatakan bahwa AS akan menghapus isu Yerusalem dari agenda perundingan perdamaian Israel-Palestina.

"Kami membawa Yerusalem ke luar meja, jadi kami tidak perlu membicarakannya lagi," katanya kepada Netanyahu saat bertemu di Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Namun , pemimpin AS menolak sebuah pertanyaan dari seorang wartawan Israel, yang ingin mengetahui apakah ungkapan "di luar meja" berarti bahwa tidak ada bagian dari Yerusalem yang akan menjadi ibu kota negara Palestina yang berdaulat di masa depan.

Trump pun lantas memperingatakan bahwa AS akan menghentikan bantuan keuangan kecuali jika Palestina bersedia untuk duduk dan menegosiasikan perdamaian.

Baca Juga: Trump Ancam Palestina: Negosiasi atau Kehilangan Bantuan AS

Pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel oleh AS menyebabkan bentrokan dengan kekerasan selama berminggu-minggu di Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Gaza. Akibatnya jatuh sejumlah korban jiwa dan lebih dari 1.000 orang warga Palestina terluka.

Ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes dan membakar bendera AS di Yordania, Iran, Mesir, Indonesia dan tempat lain di seluruh dunia Muslim. Sebagai tanggapan atas keputusan Trump, banyak negara Muslim juga mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota negara Palestina.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4106 seconds (0.1#10.140)