Netanyahu Remehkan Tekanan Dunia: Tak Ada yang Akan Hentikan Perang Israel di Gaza

Kamis, 14 Desember 2023 - 08:08 WIB
loading...
A A A
“Bagaimana kita akan hidup setelah dia?” kata salah satu putrinya sambil menangis dan memegangi bajunya yang berlumuran darah. “Dia menghidupkan kami.”

Dalam serangan 7 Oktober—yang paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel—Hamas juga menyandera sekitar 240 orang.

Bertekad untuk menghancurkan Hamas dan membawa pulang para sandera, Israel memulai serangan udara dan darat yang menghancurkan.

Mereka telah kehilangan 115 tentara, termasuk 10 tentara pada hari Selasa, hari paling mematikan sejak serangan darat dimulai pada 27 Oktober.

Majelis Umum PBB pada hari Selasa mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata, yang didukung oleh 153 dari 193 negara—melebihi 140 atau lebih negara yang secara rutin mengutuk Rusia karena menginvasi Ukraina.

Meskipun Washington memberikan suara menentangnya, resolusi tersebut didukung oleh sekutunya; Australia, Kanada dan Selandia Baru yang—dalam pernyataan bersama yang jarang terjadi—mengatakan mereka khawatir dengan berkurangnya ruang aman bagi warga sipil di Gaza.

AS Peringatkan Hilangnya Dukungan


Presiden AS Joe Biden mengatakan pada sebuah acara kampanye bahwa sebagian besar negara di dunia mendukung Israel segera setelah tanggal 7 Oktober. "Namun mereka mulai kehilangan dukungan tersebut karena pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi," kata Biden.

Biden kemudian melunakkan komentarnya, dan pada hari Rabu bertemu dengan keluarga sandera Amerika dari orang-orang yang ditangkap oleh militan Hamas.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada hari Rabu menegaskan kembali kekhawatiran Washington mengenai korban sipil.

“Dan kami telah menyatakan keprihatinan mengenai penuntutan kampanye militer ini, meskipun kami mengakui bahwa Hamas-lah yang memulainya,” kata Kirby.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1647 seconds (0.1#10.140)