Israel Menahan Para Dokter Secara Massal di Jalur Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Israel menahan para dokter "secara massal" di Jalur Gaza, menurut pendiri organisasi Gaza Medic Voices Omar Abdel-Mannan pada Minggu (10/12/2023).
“Sebagai seorang dokter, sangat menyedihkan melihat rekan-rekan saya ditahan secara massal,” ungkap Abdel-Mannan kepada Sky News.
“Sejumlah besar orang yang kelaparan dan mengalami dehidrasi tiba di rumah sakit di Jalur Gaza,” ungkap dia.
Dia menambahkan, “Wilayah kantong tersebut dapat menghadapi wabah penyakit, termasuk kolera dan diare.”
Pada tanggal 7 Oktober, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Jalur Gaza untuk membalas kekerasan yang dilancarkan rezim kolonial Israel.
Israel kemudian memerintahkan blokade total terhadap Gaza, memutus pasokan air, makanan, dan bahan bakar.
Pada tanggal 27 Oktober, Israel melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza dengan tujuan melenyapkan pejuang Hamas.
Hingga saat ini rezim kolonial Israel telah menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak.
Pada tanggal 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai jeda kemanusiaan sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember.
Lihat Juga: Pejabat Israel Murka ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Pakar Hukum Memujinya
“Sebagai seorang dokter, sangat menyedihkan melihat rekan-rekan saya ditahan secara massal,” ungkap Abdel-Mannan kepada Sky News.
“Sejumlah besar orang yang kelaparan dan mengalami dehidrasi tiba di rumah sakit di Jalur Gaza,” ungkap dia.
Dia menambahkan, “Wilayah kantong tersebut dapat menghadapi wabah penyakit, termasuk kolera dan diare.”
Pada tanggal 7 Oktober, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Jalur Gaza untuk membalas kekerasan yang dilancarkan rezim kolonial Israel.
Israel kemudian memerintahkan blokade total terhadap Gaza, memutus pasokan air, makanan, dan bahan bakar.
Pada tanggal 27 Oktober, Israel melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza dengan tujuan melenyapkan pejuang Hamas.
Hingga saat ini rezim kolonial Israel telah menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak.
Pada tanggal 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai jeda kemanusiaan sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember.
Lihat Juga: Pejabat Israel Murka ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Pakar Hukum Memujinya
(sya)