Israel Langsung Gempur Khan Younis Usai AS Veto Upaya Gencatan Senjata
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Israel memerintahkan warga Palestina untuk keluar dari Khan Younis, pusat kota utama di Jalur Gaza selatan, dan kemudian menggempur daerah kantong tersebut. Itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS), menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi sekutu dekatnya itu dari tuntutan gencatan senjata.
Israel telah memperluas serangan daratnya ke bagian selatan Jalur Gaza dengan menyerang Khan Younis sejak gagalkanya upaya untuk memperpanjang gencatan senjata pekan lalu.
Juru bicara Israel menggunakan bahasa Arab mengunggah peta di X yang menyoroti enam blok bernomor di Khan Younis yang penduduknya diperintahkan untuk dievakuasi "segera". Ini termasuk bagian dari pusat kota yang belum pernah terkena perintah seperti itu sebelumnya.
Israel mengeluarkan peringatan serupa sebelum menyerbu bagian timur kota itu dan penduduk mengatakan mereka khawatir perintah evakuasi baru akan memicu serangan lebih lanjut.
"Mungkin hanya masalah waktu sebelum mereka bertindak terhadap wilayah kami juga. Kami telah mendengar ledakan bom sepanjang malam," kata Zainab Khalil (57) yang mengungsi bersama 30 kerabat dan teman-temannya di Khan Younis dekat jalan Jalal di mana tentara menyuruh warga untuk melakukan tindakan serupa.
“Kami tidak tidur di malam hari, kami tetap terjaga, kami mencoba menidurkan anak-anak dan kami tetap terjaga karena takut tempat itu akan dibom dan kami harus lari membawa anak-anak keluar. Pada siang hari dimulailah tragedi lain, dan itu adalah: bagaimana memberi makan anak-anak?" imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (10/12/2023).
Israel mengatakan kampanye militernya mengalami kemajuan. Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengeklaim bahwa sejauh ini pasukan Zionis telah menghabisi sedikitnya 7.000 militan Hamas. Namun ia tidak mengungkapkan bagaimana perkiraan itu bisa didapat.
Sementara itu panglima militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengatakan kepada tentara “kita perlu menekan lebih keras”.
Mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, banyak di antara mereka yang melarikan diri beberapa kali. Ketika pertempuran terjadi di seluruh wilayah tersebut, penduduk dan badan-badan PBB mengatakan bahwa saat ini tidak ada tempat yang aman untuk didatangi, meskipun Israel membantah hal ini.
Di Khan Younis, korban tewas dan terluka tiba sepanjang malam di rumah sakit Nasser yang kewalahan.
Seorang petugas medis keluar dari ambulans dengan tubuh lemas seorang gadis kecil dengan pakaian olahraga berwarna merah muda. Di dalam, anak-anak yang terluka meratap dan menggeliat di lantai keramik sementara perawat berlomba untuk menghibur mereka. Di luar, mayat-mayat dibariskan dalam kain kafan putih.
Rekaman yang diperoleh Reuters di rumah sakit lain di Deir al-Balah, rumah sakit Jaffa, menunjukkan kerusakan parah akibat serangan terhadap masjid di sebelahnya. Reruntuhan masjid yang hancur dapat dilihat melalui jendela-jendela yang pecah.
Di Gaza tengah, tank-tank Israel menembaki kamp pengungsi Bureij dan Maghazi, kata penduduk setempat. Menurut pejabat kesehatan Palestina, tujuh warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Bureij. Pasukan Israel tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Para pekerja medis di Gaza utara, tempat terjadinya pertempuran paling sengit, menuduh Israel menargetkan rumah sakit dan ambulans.
Seorang pekerja ambulans di distrik Shejaiya, Kota Gaza, mengatakan kepada Reuters bahwa kru darurat seringkali tidak dapat merespons panggilan dari korban yang terluka dan tim mereka mendapat serangan dari Israel, dan meminta agar namanya tidak disebutkan karena takut akan pembalasan.
Mohammed Salha, seorang manajer di rumah sakit al-Awda, mengatakan pasukan Israel telah mengepung rumah sakit tersebut selama berhari-hari dengan tank, menembaki orang-orang yang mencoba masuk atau keluar.
"Mereka menembak mati seorang wanita di jalan dan seorang pekerja rumah sakit yang berdiri di dekat jendela," katanya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel telah menembak mati dua staf medis di dalam rumah sakit Kamal Adwan, juga di Gaza utara, pada hari Sabtu.
Rumah Sakit Medis Jaffa di Deir al-Balah, di Jalur Gaza tengah, mengatakan telah berhenti beroperasi pada hari Jumat karena kerusakan parah ketika Israel mengebom sebuah masjid di dekatnya.
Keluarga-keluarga di Gaza Utara memposting pesan di internet yang memohon kepada kru darurat untuk pergi ke Kota Gaza.
Saat dimintai komentar mengenai serangan terhadap fasilitas medis Palestina, juru bicara militer Israel mengatakan pihaknya mengikuti hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian sipil.
Militer sebelumnya mengatakan Hamas beroperasi dari fasilitas medis, dan merilis rekaman untuk mendukung klaim tersebut. Namun Hamas membantah melakukan hal tersebut.
Jumlah resmi korban tewas di Gaza yang dikumpulkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di daerah kantong yang dikelola Hamas melebihi 17.700 pada hari Sabtu, dengan ribuan lainnya hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan. Kementerian sebelumnya mengatakan sekitar 40% kematian terjadi pada anak-anak di bawah 18 tahun.
Israel telah memperluas serangan daratnya ke bagian selatan Jalur Gaza dengan menyerang Khan Younis sejak gagalkanya upaya untuk memperpanjang gencatan senjata pekan lalu.
Juru bicara Israel menggunakan bahasa Arab mengunggah peta di X yang menyoroti enam blok bernomor di Khan Younis yang penduduknya diperintahkan untuk dievakuasi "segera". Ini termasuk bagian dari pusat kota yang belum pernah terkena perintah seperti itu sebelumnya.
#عاجل نداء عاجل إلى سكان أحياء الكتيبة والمحطة ووسط المدينة في محافظة #خان_يونس في البلوكات رقم 47, 55, 104-106:
⭕️ندعوكم إلى اخلاء أماكن تواجدكم بشكل عاجل نحو المآوي المعروفة غرب مدينة خان يونس.
⭕️نذكركم أننا نشرنا خريطة المناطق (البلوكات) التي تقسم القطاع إلى مناطق وأحياء… pic.twitter.com/BSXU2NU9bK — افيخاي ادرعي (@AvichayAdraee) December 9, 2023
Israel mengeluarkan peringatan serupa sebelum menyerbu bagian timur kota itu dan penduduk mengatakan mereka khawatir perintah evakuasi baru akan memicu serangan lebih lanjut.
"Mungkin hanya masalah waktu sebelum mereka bertindak terhadap wilayah kami juga. Kami telah mendengar ledakan bom sepanjang malam," kata Zainab Khalil (57) yang mengungsi bersama 30 kerabat dan teman-temannya di Khan Younis dekat jalan Jalal di mana tentara menyuruh warga untuk melakukan tindakan serupa.
“Kami tidak tidur di malam hari, kami tetap terjaga, kami mencoba menidurkan anak-anak dan kami tetap terjaga karena takut tempat itu akan dibom dan kami harus lari membawa anak-anak keluar. Pada siang hari dimulailah tragedi lain, dan itu adalah: bagaimana memberi makan anak-anak?" imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (10/12/2023).
Israel mengatakan kampanye militernya mengalami kemajuan. Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengeklaim bahwa sejauh ini pasukan Zionis telah menghabisi sedikitnya 7.000 militan Hamas. Namun ia tidak mengungkapkan bagaimana perkiraan itu bisa didapat.
Sementara itu panglima militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengatakan kepada tentara “kita perlu menekan lebih keras”.
Mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, banyak di antara mereka yang melarikan diri beberapa kali. Ketika pertempuran terjadi di seluruh wilayah tersebut, penduduk dan badan-badan PBB mengatakan bahwa saat ini tidak ada tempat yang aman untuk didatangi, meskipun Israel membantah hal ini.
Di Khan Younis, korban tewas dan terluka tiba sepanjang malam di rumah sakit Nasser yang kewalahan.
Seorang petugas medis keluar dari ambulans dengan tubuh lemas seorang gadis kecil dengan pakaian olahraga berwarna merah muda. Di dalam, anak-anak yang terluka meratap dan menggeliat di lantai keramik sementara perawat berlomba untuk menghibur mereka. Di luar, mayat-mayat dibariskan dalam kain kafan putih.
Rekaman yang diperoleh Reuters di rumah sakit lain di Deir al-Balah, rumah sakit Jaffa, menunjukkan kerusakan parah akibat serangan terhadap masjid di sebelahnya. Reruntuhan masjid yang hancur dapat dilihat melalui jendela-jendela yang pecah.
Di Gaza tengah, tank-tank Israel menembaki kamp pengungsi Bureij dan Maghazi, kata penduduk setempat. Menurut pejabat kesehatan Palestina, tujuh warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Bureij. Pasukan Israel tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Para pekerja medis di Gaza utara, tempat terjadinya pertempuran paling sengit, menuduh Israel menargetkan rumah sakit dan ambulans.
Seorang pekerja ambulans di distrik Shejaiya, Kota Gaza, mengatakan kepada Reuters bahwa kru darurat seringkali tidak dapat merespons panggilan dari korban yang terluka dan tim mereka mendapat serangan dari Israel, dan meminta agar namanya tidak disebutkan karena takut akan pembalasan.
Mohammed Salha, seorang manajer di rumah sakit al-Awda, mengatakan pasukan Israel telah mengepung rumah sakit tersebut selama berhari-hari dengan tank, menembaki orang-orang yang mencoba masuk atau keluar.
"Mereka menembak mati seorang wanita di jalan dan seorang pekerja rumah sakit yang berdiri di dekat jendela," katanya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel telah menembak mati dua staf medis di dalam rumah sakit Kamal Adwan, juga di Gaza utara, pada hari Sabtu.
Rumah Sakit Medis Jaffa di Deir al-Balah, di Jalur Gaza tengah, mengatakan telah berhenti beroperasi pada hari Jumat karena kerusakan parah ketika Israel mengebom sebuah masjid di dekatnya.
Keluarga-keluarga di Gaza Utara memposting pesan di internet yang memohon kepada kru darurat untuk pergi ke Kota Gaza.
Saat dimintai komentar mengenai serangan terhadap fasilitas medis Palestina, juru bicara militer Israel mengatakan pihaknya mengikuti hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian sipil.
Militer sebelumnya mengatakan Hamas beroperasi dari fasilitas medis, dan merilis rekaman untuk mendukung klaim tersebut. Namun Hamas membantah melakukan hal tersebut.
Jumlah resmi korban tewas di Gaza yang dikumpulkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di daerah kantong yang dikelola Hamas melebihi 17.700 pada hari Sabtu, dengan ribuan lainnya hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan. Kementerian sebelumnya mengatakan sekitar 40% kematian terjadi pada anak-anak di bawah 18 tahun.
(ian)