China Usik Taiwan Jelang Pemilu, dari Jet Tempur hingga Balon Cuaca
loading...
A
A
A
Taiwan sangat waspada terhadap aktivitas China, baik militer maupun politik, menjelang pemilu, terutama apa yang dianggap Taipei sebagai upaya Beijing untuk ikut campur dalam pemungutan suara agar para pemilih memilih kandidat yang mungkin disukai China.
Wakil Presiden Lai Ching-te dan pasangannya Hsiao Bi-khim dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa memimpin perolehan suara. China memandangnya sebagai kelompok separatis dan menolak tawaran perundingan yang diajukan Lai.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan bahwa Kantor Urusan Taiwan China mereka “terang-terangan” dalam campur tangan. Mereka menyebut Lai dan Hsiao sebagai "tindakan ganda yang independen".
“Mereka berkomentar dengan bahasa yang sangat negatif tentang Wakil Presiden Lai atau calon wakil presiden Bi-khim Hsiao. Pernyataan semacam itu telah memberi tahu masyarakat Taiwan bahwa mereka ingin ikut campur dalam pemilu Taiwan dan ingin mempengaruhi hasil pemilu," jelas Wu.
“Mereka melakukan segala macam hal untuk ikut campur dalam pemilu kita dan kita bisa memperkirakan akan ada lebih banyak hal yang terjadi menjelang tanggal pemilu kita," sambungnya.
Kantor Urusan Taiwan China tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Jumat tentang tuduhan campur tangan Taiwan. Sebelumnya mereka hanya mengatakan bahwa mereka menghormati “sistem sosial” Taiwan.
Namun, mereka menganggap pemilu ini sebagai pilihan antara perang dan perdamaian, serta mendesak rakyat Taiwan untuk mempertimbangkan pilihan mereka dengan hati-hati.
Wakil Presiden Lai Ching-te dan pasangannya Hsiao Bi-khim dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa memimpin perolehan suara. China memandangnya sebagai kelompok separatis dan menolak tawaran perundingan yang diajukan Lai.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan bahwa Kantor Urusan Taiwan China mereka “terang-terangan” dalam campur tangan. Mereka menyebut Lai dan Hsiao sebagai "tindakan ganda yang independen".
“Mereka berkomentar dengan bahasa yang sangat negatif tentang Wakil Presiden Lai atau calon wakil presiden Bi-khim Hsiao. Pernyataan semacam itu telah memberi tahu masyarakat Taiwan bahwa mereka ingin ikut campur dalam pemilu Taiwan dan ingin mempengaruhi hasil pemilu," jelas Wu.
“Mereka melakukan segala macam hal untuk ikut campur dalam pemilu kita dan kita bisa memperkirakan akan ada lebih banyak hal yang terjadi menjelang tanggal pemilu kita," sambungnya.
Kantor Urusan Taiwan China tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Jumat tentang tuduhan campur tangan Taiwan. Sebelumnya mereka hanya mengatakan bahwa mereka menghormati “sistem sosial” Taiwan.
Namun, mereka menganggap pemilu ini sebagai pilihan antara perang dan perdamaian, serta mendesak rakyat Taiwan untuk mempertimbangkan pilihan mereka dengan hati-hati.
(ian)