Bukti Tunjukkan Israel Mengebom Jalur Gaza dengan Bom Mematikan Seberat 900 Kg

Kamis, 07 Desember 2023 - 16:45 WIB
loading...
A A A
“Itu hampir sama dengan kematian instan,” katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada seorang pun yang akan selamat.

Sementara itu, pecahan-pecahan mematikan dapat menyebar sejauh 365 meter, meskipun hal ini pada akhirnya dipengaruhi oleh medan – sebuah bangunan yang berdekatan dengan lokasi ledakan mungkin mencegah pecahan peluru tersebut menyebar lebih jauh. Namun, masih ada kemungkinan terjadinya fragmentasi sekunder, atau pecahan bangunan seperti logam dan semen yang beterbangan.

Israel juga telah menjatuhkan bom besar lainnya di Gaza dalam bentuk lain. Bom Mark 84 seberat 2.000 pon, misalnya, juga dapat dilengkapi dengan perlengkapan Joint Direct Attack Munition (JDAM) yang disediakan Amerika Serikat (AS), yang mirip dengan SPICE karena mengubah bom yang tidak terarah menjadi amunisi cerdas dan presisi yang dapat bekerja dalam segala kondisi.

Ada juga indikasi bahwa Israel telah menggunakan bom “bodoh” yang tidak terarah di Gaza.



Brian Castner, penasihat krisis senior dan penyelidik senjata di Citizen Evidence Lab Amnesty International, mengatakan penggunaan senjata yang lebih besar menyebabkan kerusakan yang lebih besar dan korban sipil di Gaza.

“Penggunaan senjata peledak pada umumnya di daerah padat penduduk bisa menjadi masalah karena dampaknya luas,” kata Castner, mantan perwira pembuangan persenjataan peledak (EOD) di Angkatan Udara AS, kepada Business Insider.

"Bahkan jika Israel berhasil mengidentifikasi dan menyerang sasaran yang dituju, kerusakan yang mereka timbulkan terhadap infrastruktur atau warga sipil akan jauh lebih besar jika menggunakan senjata yang lebih besar,” ujarnya.

Baik Castner maupun Garlasco mengakui bahwa ada beberapa sasaran yang mungkin memerlukan penggunaan bom seberat 900 kg, seperti terowongan bawah tanah milik jaringan Hamas yang luas, namun masalahnya adalah meluasnya penggunaan amunisi besar di wilayah padat penduduk dapat menimbulkan masalah dan menimbulkan kekhawatiran bahwa pilihan senjata, meskipun akurat, tidak memberikan perlindungan yang baik terhadap warga sipil dibandingkan dengan amunisi yang dipilih.

Tidak jelas seberapa luas penggunaan perangkat SPICE. Bahkan jika Mark 84 seberat 900 kg meninggalkan kawah besar, hal ini belum tentu dapat menentukan apakah bom tersebut dipandu oleh peralatan SPICE atau JDAM. Para penyelidik senjata menjelaskan bahwa identifikasi yang digunakan melibatkan pencarian fitur-fitur utama seperti fragmentasi dan sisa-sisa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0781 seconds (0.1#10.140)