Tekad Xi Jinping Jadikan China Kekuatan Dunia Terhambat Isu Internal PLA

Rabu, 06 Desember 2023 - 12:15 WIB
loading...
A A A

Peralatan Baru PLA


Siklus waktu untuk pengenalan peralatan baru hampir merupakan standar untuk semua militer profesional. Jika siklus ini diperpendek maka akan timbul masalah. Tingkat masuknya peralatan baru ke dalam PLA harus sangat tinggi karena ekspansi dan modernisasi.

Peralatan modern yang segera digunakan dalam militer tidak akan efektif karena masalah penyesuaian dan kurangnya pengalaman pemeliharaan. Jika peralatan ini berkualitas buruk, masalahnya akan semakin parah.

Fakta bahwa kualitas persenjataan yang dimasukkan ke dalam PLA berada di bawah standar sudah terlalu sering muncul ke permukaan. Berdasarkan laporan media China, hal ini terutama disebabkan korupsi, kurangnya transparansi, dan prosedur yang tidak tepat.

Hal ini semakin diperkuat buruknya kualitas peralatan PLA yang dijual secara internasional kepada mitra China, termasuk Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Myanmar. Peralatan militer berteknologi tinggi yang tidak dapat diandalkan dan digunakan tentara tak berpengalaman dengan kepemimpinan buruk selalu mengakibatkan rendahnya pengoperasian, biaya pemeliharaan yang tinggi, berkurangnya siklus hidup operasional, dan biaya penggantian yang tinggi.

Jika ditambah faktor korupsi sistemik, dampaknya akan mematikan. Secara keseluruhan, prajurit baru dengan pemimpin baru yang menangani peralatan baru dengan kualitas di bawah standar yang belum teruji dalam pertempuran bukanlah resep terbaik bagi PLA untuk sukses dalam operasi.

Peran Baru PLA


Secara tradisional, PLA dimaksudkan untuk mendukung rezim komunis. Belakangan, mereka beralih untuk membela kepentingan nasional China. PLA baru-baru ini dipercaya untuk melindungi aset-aset China di luar negeri dan mengamankan koridor energinya.

Mereka juga ditugaskan bertransformasi menjadi kekuatan ekspedisi yang konsisten dengan ambisi global China. Peran-peran baru ini memerlukan perubahan pola pikir militer dan pemikiran politik. Ini rumit untuk PLA yang tidak berpengalaman.

Lebih jauh lagi, kepemimpinan China ragu-ragu untuk melibatkan PLA dalam konflik aktif. PLA bahkan tidak bisa menjaga aset Belt and Road Initiative di luar negeri. Tampaknya China juga tidak berencana untuk bersikap defensif dalam pendekatan militernya.

Dalam Kongres ke-20 Partai Komunis China pada Oktober 2022, Xi Jinping menekankan perlunya kemampuan militer "untuk membentuk postur keamanan kita, mencegah dan mengelola krisis dan konflik, serta memenangkan perang lokal."

Namun, lima tahun sebelumnya, pada Kongres ke-19 Partai Komunis China, "perang lokal" telah hilang dari pidatonya, yang menunjukkan orientasi militer ke luar. Kembalinya Xi ke "perang lokal" dapat diartikan bahwa itulah kenyataan yang dihadapi China.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0946 seconds (0.1#10.140)