Setelah Corona dan Bubonic, Kini Virus Tick-borne Menyebar di China

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 06:38 WIB
loading...
Setelah Corona dan Bubonic,...
Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - Ketika pemerintah di seluruh dunia terus bergulat dengan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, China - tempat kasus infeksi mematikan pertama kali dilaporkan - sekarang menghadapi ancaman kesehatan baru. Penyakit yang disebut Demam Parah dengan Sindrom Trombositopenia (SFTS) telah membunuh tujuh orang dan menginfeksi sedikitnya 60 orang. Penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui kutu itu memicu peringatan di kalangan pejabat kesehatan di negara itu.

Media setempat melaporkan bahwa kasus-kasu tersebut terkonsentrasi di provinsi Jiangsu dan Anhui China Timur. Sementara lebih dari 37 orang didiagnosis dengan SFTS di Jiangsu pada awal tahun 2020, 23 orang kemudian ditemukan terinfeksi di Anhui seperti dikutip dari Indian Express, Sabtu (8/8/2020).(Baca: Facebook Hapus Posting Trump soal Anak Nyaris Kebal Covid-19 )

Penyakit yang menular ke manusia melalui gigitan kutu ini pertama kali diidentifikasi oleh tim peneliti China lebih dari satu dekade lalu. Beberapa kasus pertama dilaporkan di daerah pedesaan di provinsi Hubei dan Henan pada tahun 2009.

Tim peneliti mengidentifikasi virus dengan memeriksa sampel darah yang diperoleh dari sekelompok orang yang menunjukkan gejala serupa. Menurut laporan Nature, virus itu membunuh setidaknya 30 persen dari mereka yang terinfeksi. Menurut Sistem Informasi China untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit tingkat kematian kasus saat ini berada di antara sekitar 16 dan 30 persen.

Karena tingkat penyebaran dan fatalitasnya yang tinggi, SFTS telah terdaftar di antara 10 penyakit prioritas teratas blue print Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ahli virologi percaya bahwa kutu Asia yang disebut Haemaphysalis longicornis adalah vektor atau pembawa utama virus. Penyakit ini diketahui menyebar antara Maret dan November. Para peneliti telah menemukan bahwa jumlah total infeksi umumnya mencapai puncaknya antara April dan Juli.

Peternak, pemburu, dan pemilik hewan peliharaan sangat rentan terhadap penyakit karena mereka sering bersentuhan dengan hewan yang mungkin membawa kutu Haemaphysalis longicornis. Para ilmuwan telah menemukan bahwa virus sering ditularkan ke manusia dari hewan seperti kambing, sapi, rusa, dan domba. Meskipun terinfeksi oleh virus, hewan umumnya tidak menunjukkan gejala yang terkait dengan SFTSV.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti China pada tahun 2011, masa inkubasi antara tujuh hingga 13 hari setelah timbulnya penyakit. Pasien yang menderita penyakit ini biasanya mengalami berbagai macam gejala, termasuk demam, kelelahan, kedinginan, sakit kepala, limfadenopati, anoreksia, mual, mialgia, diare, muntah, sakit perut, perdarahan gingiva, kongesti konjungtiva, dan sebagainya.

Beberapa tanda peringatan dini penyakit ini termasuk demam parah, trombositopenia atau jumlah trombosit yang rendah dan leukositopenia, yaitu jumlah sel darah putih yang rendah. Faktor risiko yang diamati pada kasus yang lebih serius termasuk kegagalan multi-organ, manifestasi hemoragik dan munculnya gejala sistem saraf pusat (SSP).

Virus ini juga menyebar ke negara Asia Timur lainnya, termasuk Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Sejak virus pertama kali ditemukan, jumlah kasus telah meningkat secara signifikan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Desak AS Akhiri...
China Desak AS Akhiri Perang Dagang, tapi Juga Siap Meladeni
Terungkap, China Uji...
Terungkap, China Uji Bom Hidrogen Non-Nuklir yang Picu Reaksi Berantai Kimia Dahsyat
Menteri Malaysia Diolok-olok...
Menteri Malaysia Diolok-olok karena Berikan Suvenir kepada Presiden China di Tempat Parkir Bawah Tanah
Pertama Kali di Dunia,...
Pertama Kali di Dunia, Robot Humanoid China Ikut Lomba Lari Melawan Manusia, Siapa Pemenangnya?
Rusia dan China Bahas...
Rusia dan China Bahas Jaminan untuk Kesepakatan Nuklir Iran dengan AS
Perang Dagang, China...
Perang Dagang, China Ganti Minyak Mentah AS dengan Minyak Kanada
Zelensky: China Memasok...
Zelensky: China Memasok Senjata ke Rusia!
Kaya Akan Emas, Pulau...
Kaya Akan Emas, Pulau di Papua Nugini Ini Bisa Diambil Alih oleh Trump
Duh, Pesawat Tempur...
Duh, Pesawat Tempur Korsel Tak Sengaja Jatuhkan Pod Senjata ke Permukiman saat Latihan Perang
Rekomendasi
Pesawat Capung Mendarat...
Pesawat Capung Mendarat Darurat di Pantai Pangandaran Akibat Gagal Mesin
Setelah Tangkap Kurir,...
Setelah Tangkap Kurir, Polisi Buru Pengendali Sabu 10 Kg di Apartemen PIK
Rusia Derita Kerugian...
Rusia Derita Kerugian Rp6.745 Triliun, Putin Hadapi Tekanan Berat
Berita Terkini
Mahasiswa Indonesia...
Mahasiswa Indonesia Ditahan AS, Jadi Korban Kebijakan Imigrasi Trump
11 menit yang lalu
Jenderal AS Ini Sudah...
Jenderal AS Ini Sudah Tak Sabar Ingin Mengebom Iran, tapi...
38 menit yang lalu
Dulu Menentang, Sekarang...
Dulu Menentang, Sekarang Arab Saudi Dukung Kesepakatan Nuklir Iran-AS, Mengapa?
1 jam yang lalu
Media AS Sebut Kyiv...
Media AS Sebut Kyiv sebagai Wilayah Rusia, Ukraina Marah
1 jam yang lalu
Negara-negara Arab Kecam...
Negara-negara Arab Kecam Ekstremis Israel atas Video Provokatif Penghancuran Masjid al-Aqsa
2 jam yang lalu
Bantai 15 Paramedis...
Bantai 15 Paramedis dan Pekerja Bantuan Gaza, Militer Israel Akui Kegagalan Profesional
3 jam yang lalu
Infografis
10 Makanan Khas Lebaran...
10 Makanan Khas Lebaran di Indonesia selain Opor dan Ketupat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved