Rusia: Pyongyang Ingin Berunding Langsung dengan Washington
A
A
A
MOSKOW - Korea Utara (Korut) menginginkan perundingan langsung dengan Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan jaminan keamanan. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Lavrov mengatakan bahwa dia telah meneruskan keinginan Pyongyang untuk melakukan pembicaraan langsung kepada Sekretaris Negara AS Rex Tillerson. Hal itu dilakukan saat keduanya bertemu di sela-sela sebuah konferensi di Wina.
"Kami tahu bahwa Korea Utara ingin di atas segalanya untuk berbicara dengan Amerika Serikat tentang jaminan keamanannya. Kami siap mendukungnya, kami siap untuk berpartisipasi dalam memfasilitasi perundingan semacam itu," kata Lavrov.
"Rekan Amerika kita, (termasuk) Rex Tillerson, telah mendengar hal ini," sambungnya sebagaimana dilansir Reuters dari kantor berita Interfax, Jumat (8/12/2017).
Sebelumnya, seorang pejabat senior PBB bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara (Korut) pada hari Rabu. Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan politik, Jeffrey Feltman, menyambangi Korut dalam kunjungan selama empat hari.
Kebuntuan terkait krisis nuklir Korut selama berbulan-bulan antara Kim Jong-un dan Donald Trump telah memicu kekhawatiran akan konflik lain, setelah Perang Korea 1950-1953 meninggalkan sebagian besar semenanjung Korea dalam kehancuran.
Tetapi bahkan beberapa penasihat Trump mengatakan pilihan militer AS terbatas saat Pyongyang bisa meluncurkan serangan artileri di ibukota Korea Selatan, Seoul. Seoul hanya berjarak sekitar 50 kilometer dari perbatasan dan menampung 10 juta orang.
Lavrov mengatakan bahwa dia telah meneruskan keinginan Pyongyang untuk melakukan pembicaraan langsung kepada Sekretaris Negara AS Rex Tillerson. Hal itu dilakukan saat keduanya bertemu di sela-sela sebuah konferensi di Wina.
"Kami tahu bahwa Korea Utara ingin di atas segalanya untuk berbicara dengan Amerika Serikat tentang jaminan keamanannya. Kami siap mendukungnya, kami siap untuk berpartisipasi dalam memfasilitasi perundingan semacam itu," kata Lavrov.
"Rekan Amerika kita, (termasuk) Rex Tillerson, telah mendengar hal ini," sambungnya sebagaimana dilansir Reuters dari kantor berita Interfax, Jumat (8/12/2017).
Sebelumnya, seorang pejabat senior PBB bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara (Korut) pada hari Rabu. Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan politik, Jeffrey Feltman, menyambangi Korut dalam kunjungan selama empat hari.
Kebuntuan terkait krisis nuklir Korut selama berbulan-bulan antara Kim Jong-un dan Donald Trump telah memicu kekhawatiran akan konflik lain, setelah Perang Korea 1950-1953 meninggalkan sebagian besar semenanjung Korea dalam kehancuran.
Tetapi bahkan beberapa penasihat Trump mengatakan pilihan militer AS terbatas saat Pyongyang bisa meluncurkan serangan artileri di ibukota Korea Selatan, Seoul. Seoul hanya berjarak sekitar 50 kilometer dari perbatasan dan menampung 10 juta orang.
(ian)