Gencatan Senjata Diperpanjang, Israel dan Hamas Menahan Diri
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Pasukan Israel dan pejuang Hamas sebagian besar menahan diri untuk tidak melepaskan tembakan pada Selasa (28/11/2023) waktu setempat setelah kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza diperpanjang setidaknya selama dua hari untuk memungkinkan pembebasan lebih banyak sandera.
Gencatan senjata, yang dimulai pada hari Jumat, telah memberikan nafas bagi Jalur Gaza yang dikuasai Hamas setelah dimbombardir Israel selama tujuh minggu.
Meskipun kondisi di Jalur Gaza sebagian besar tetap damai pada hari Selasa, militer Israel mengatakan tiga alat peledak telah diledakkan di dekat pasukannya di dua lokasi berbeda di Jalur Gaza utara. Israel menyebut insiden itu telah “melanggar kerangka jeda operasional”.
Di salah satu lokasi, orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah tentara yang membalas tembakan dan sejumlah tentara terluka ringan. Tidak ada detil lebih lanjut yang tersedia saat ini.
Sebelumnya, satu kolom asap hitam terlihat membubung di atas lahan kosong di zona perang Gaza utara dari seberang pagar Israel, namun untuk hari kelima tidak ada tanda-tanda jet di langit atau gemuruh ledakan.
Kedua belah pihak juga melaporkan beberapa tembakan tank Israel di distrik Sheikh Radwan Kota Gaza pada pagi hari, namun tidak ada laporan mengenai korban jiwa. Israel mengatakan pasukannya telah didekati dan melepaskan tembakan peringatan.
Letnan Jenderal Herzi Halevi, panglima angkatan bersenjata Israel, mengatakan pada konferensi pers bahwa militer Zionis tetap waspada di Gaza dan siap untuk terus berperang.
“Kami menggunakan hari-hari jeda dalam kerangka kerja ini untuk belajar, meningkatkan kesiapan kami, dan menyetujui rencana operasional di masa depan,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/11/2023).
Sejak gencatan senjata dimulai pada hari Jumat, Hamas telah membebaskan 69 sandera – 50 wanita dan anak-anak Israel, termasuk beberapa balita, serta 19 orang asing, sebagian besar pekerja pertanian asal Thailand.
Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan 150 tahanan keamanan dari penjaranya, semuanya perempuan dan remaja.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang selama Hamas terus membebaskan setidaknya 10 sandera Israel setiap hari. Namun dengan semakin sedikitnya perempuan dan anak-anak yang ditahan, menjaga kerahasiaan senjata setelah hari Rabu memerlukan negosiasi untuk membebaskan setidaknya beberapa pria Israel untuk pertama kalinya.
“Kami berharap pendudukan (Israel) mematuhi (perjanjian tersebut) dalam dua hari ke depan karena kami sedang mengupayakan perjanjian baru, selain perempuan dan anak-anak, di mana kategori lain yang kami miliki dapat kami tukar,” ucap pejabat Hamas Khalil Al-Hayya kepada Al Jazeera pada Senin malam.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan mereka kini berusaha untuk mendapatkan perpanjangan lebih lanjut berdasarkan pembebasan sandera oleh Hamas.
Israel telah bersumpah untuk memberangus Hamas setelah orang-orang bersenjata menyerbu pagar perbatasan dan mengamuk, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan 240 tawanan.
Sejak itu, otoritas kesehatan Gaza yang dianggap terpercaya oleh PBB mengatakan lebih dari 15.000 orang telah dipastikan tewas dalam pemboman Israel, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, dan banyak lagi yang tewas dikhawatirkan hilang di bawah reruntuhan.
Lebih dari dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah kehilangan rumah mereka, dan ribuan keluarga yang tidur di tempat penampungan sementara hanya dengan harta benda yang bisa mereka bawa.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
Gencatan senjata, yang dimulai pada hari Jumat, telah memberikan nafas bagi Jalur Gaza yang dikuasai Hamas setelah dimbombardir Israel selama tujuh minggu.
Meskipun kondisi di Jalur Gaza sebagian besar tetap damai pada hari Selasa, militer Israel mengatakan tiga alat peledak telah diledakkan di dekat pasukannya di dua lokasi berbeda di Jalur Gaza utara. Israel menyebut insiden itu telah “melanggar kerangka jeda operasional”.
Di salah satu lokasi, orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah tentara yang membalas tembakan dan sejumlah tentara terluka ringan. Tidak ada detil lebih lanjut yang tersedia saat ini.
Sebelumnya, satu kolom asap hitam terlihat membubung di atas lahan kosong di zona perang Gaza utara dari seberang pagar Israel, namun untuk hari kelima tidak ada tanda-tanda jet di langit atau gemuruh ledakan.
Kedua belah pihak juga melaporkan beberapa tembakan tank Israel di distrik Sheikh Radwan Kota Gaza pada pagi hari, namun tidak ada laporan mengenai korban jiwa. Israel mengatakan pasukannya telah didekati dan melepaskan tembakan peringatan.
Letnan Jenderal Herzi Halevi, panglima angkatan bersenjata Israel, mengatakan pada konferensi pers bahwa militer Zionis tetap waspada di Gaza dan siap untuk terus berperang.
“Kami menggunakan hari-hari jeda dalam kerangka kerja ini untuk belajar, meningkatkan kesiapan kami, dan menyetujui rencana operasional di masa depan,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/11/2023).
Sejak gencatan senjata dimulai pada hari Jumat, Hamas telah membebaskan 69 sandera – 50 wanita dan anak-anak Israel, termasuk beberapa balita, serta 19 orang asing, sebagian besar pekerja pertanian asal Thailand.
Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan 150 tahanan keamanan dari penjaranya, semuanya perempuan dan remaja.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang selama Hamas terus membebaskan setidaknya 10 sandera Israel setiap hari. Namun dengan semakin sedikitnya perempuan dan anak-anak yang ditahan, menjaga kerahasiaan senjata setelah hari Rabu memerlukan negosiasi untuk membebaskan setidaknya beberapa pria Israel untuk pertama kalinya.
“Kami berharap pendudukan (Israel) mematuhi (perjanjian tersebut) dalam dua hari ke depan karena kami sedang mengupayakan perjanjian baru, selain perempuan dan anak-anak, di mana kategori lain yang kami miliki dapat kami tukar,” ucap pejabat Hamas Khalil Al-Hayya kepada Al Jazeera pada Senin malam.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan mereka kini berusaha untuk mendapatkan perpanjangan lebih lanjut berdasarkan pembebasan sandera oleh Hamas.
Israel telah bersumpah untuk memberangus Hamas setelah orang-orang bersenjata menyerbu pagar perbatasan dan mengamuk, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan 240 tawanan.
Sejak itu, otoritas kesehatan Gaza yang dianggap terpercaya oleh PBB mengatakan lebih dari 15.000 orang telah dipastikan tewas dalam pemboman Israel, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, dan banyak lagi yang tewas dikhawatirkan hilang di bawah reruntuhan.
Lebih dari dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah kehilangan rumah mereka, dan ribuan keluarga yang tidur di tempat penampungan sementara hanya dengan harta benda yang bisa mereka bawa.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
(ian)