Berikut Strategi Israel Menyerang Gaza Selepas Jeda Kemanusiaan! Apakah Akan Gagal Lagi?
loading...
A
A
A
GAZA - Israel telah berjanji akan tetap melanjutkan operasi daratnya ke Gaza. Padahal, jumlah tentara Israel yang tewas dibantai Hamas terus bertambah.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan setelah jeda kemanusiaan berakhir di Gaza, tentara akan melanjutkan operasi militernya di seluruh Jalur Gaza dengan kekuatan yang lebih besar.
Foto/Reuters
“Kami akan berperang di seluruh Jalur Gaza,” ungkap Gallant.
“Ingatlah bahwa ketika Anda sedang mengorganisir, beristirahat, dan menyelidiki, musuh juga melakukan hal yang sama,” katanya, merujuk pada kelompok Palestina Hamas.
Foto/Reuters
Gallant mengatakan bahwa ketika Israel kembali memerangi Hamas di Gaza, “kekuatannya akan lebih besar, dan ini akan terjadi di seluruh Jalur Gaza.”
Berbicara kepada pasukan Brigade Infanteri Givati dan Korps Lapis Baja, dia berkata: “Anda sekarang punya waktu beberapa hari, kami akan kembali berperang, kami akan menggunakan jumlah kekuatan yang sama dan lebih banyak lagi. Ingatlah bahwa ketika Anda sedang mengatur, beristirahat, dan menyelidiki, musuh juga melakukan hal yang sama.”
Foto/Reuters
Gallant menambahkan: “Anda akan bertemu sesuatu yang sedikit lebih siap. Oleh karena itu, [Hamas] pertama-tama akan menghadapi bom Angkatan Udara, dan setelah itu peluru tank dan artileri serta sendok [buldoser] D9, dan akhirnya juga tembakan pasukan infanteri."
Foto/Reuters
Strategi Israel tersebut sudah usang dan sama seperti sebelumnya. Tidak ada yang baru. Banyak pihak mengkhawatirkan Israel akan mengalami kekalahan yang sama seperti invasi sebelumnya.
"Pengalaman sudah membuktikan perang darat di Gaza tidak akan berjalan dengan baik," kata Paul Rogers, pakar perang dari Universitas Bradford, dilansir The Conversation.
Mengenai Gaza, ada banyak kekhawatiran mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya, mengingat serangan yang terjadi saat ini masih jauh dari intervensi darat skala penuh. "Terdapat perbedaan keyakinan yang tajam mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya di kalangan militer dan pemerintahan Benjamin Netanyahu, serta di Israel secara keseluruhan, yang sebagian besar diperparah oleh kekhawatiran atas hilangnya dukungan internasional," ungkap Rogers.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan setelah jeda kemanusiaan berakhir di Gaza, tentara akan melanjutkan operasi militernya di seluruh Jalur Gaza dengan kekuatan yang lebih besar.
Berikut adalah 3 strategi Israel dalam menyerang Gaza setelah jeda kemanusiaan.
1. Berperang di Seluruh Gaza
Foto/Reuters
“Kami akan berperang di seluruh Jalur Gaza,” ungkap Gallant.
“Ingatlah bahwa ketika Anda sedang mengorganisir, beristirahat, dan menyelidiki, musuh juga melakukan hal yang sama,” katanya, merujuk pada kelompok Palestina Hamas.
Baca Juga
2. Menggunakan Kekuatan yang Lebih Besar
Foto/Reuters
Gallant mengatakan bahwa ketika Israel kembali memerangi Hamas di Gaza, “kekuatannya akan lebih besar, dan ini akan terjadi di seluruh Jalur Gaza.”
Berbicara kepada pasukan Brigade Infanteri Givati dan Korps Lapis Baja, dia berkata: “Anda sekarang punya waktu beberapa hari, kami akan kembali berperang, kami akan menggunakan jumlah kekuatan yang sama dan lebih banyak lagi. Ingatlah bahwa ketika Anda sedang mengatur, beristirahat, dan menyelidiki, musuh juga melakukan hal yang sama.”
3. Mengintensifkan Serangan Udara hingga Menerjunkan Pasukan Infanteri
Foto/Reuters
Gallant menambahkan: “Anda akan bertemu sesuatu yang sedikit lebih siap. Oleh karena itu, [Hamas] pertama-tama akan menghadapi bom Angkatan Udara, dan setelah itu peluru tank dan artileri serta sendok [buldoser] D9, dan akhirnya juga tembakan pasukan infanteri."
Kenapa Strategi Tentara Israel Akan Gagal?
Foto/Reuters
Strategi Israel tersebut sudah usang dan sama seperti sebelumnya. Tidak ada yang baru. Banyak pihak mengkhawatirkan Israel akan mengalami kekalahan yang sama seperti invasi sebelumnya.
"Pengalaman sudah membuktikan perang darat di Gaza tidak akan berjalan dengan baik," kata Paul Rogers, pakar perang dari Universitas Bradford, dilansir The Conversation.
Mengenai Gaza, ada banyak kekhawatiran mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya, mengingat serangan yang terjadi saat ini masih jauh dari intervensi darat skala penuh. "Terdapat perbedaan keyakinan yang tajam mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya di kalangan militer dan pemerintahan Benjamin Netanyahu, serta di Israel secara keseluruhan, yang sebagian besar diperparah oleh kekhawatiran atas hilangnya dukungan internasional," ungkap Rogers.
(ahm)