Sekjen NATO: Kita Tidak Boleh Meremehkan Rusia

Selasa, 28 November 2023 - 04:29 WIB
loading...
Sekjen NATO: Kita Tidak Boleh Meremehkan Rusia
egagalan Ukraina dalam menembus garis pertahanan Rusia selama setahun terakhir menunjukkan bahwa NATO tidak boleh meremehkan Rusia. Foto/Ilustrasi
A A A
BRUSSELS - Kegagalan Ukraina dalam menembus garis pertahanan Rusia selama setahun terakhir menunjukkan bahwa NATO tidak boleh meremehkan Rusia. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg.

Berbicara kepada pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri NATO, ia ditanya apakah blok pimpinan Amerika Serikat (AS) itu mampu dan bersedia mempersenjatai Ukraina untuk melakukan serangan balasan terhadap pasukan Rusia di musim semi.

Stoltenberg mengklaim bahwa para anggota NATO tak tergoyahkan dalam komitmen mereka terhadap Kiev, merujuk pada jumlah senjata dan peralatan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dikirim oleh negara-negara ini ke Ukraina, dan pengiriman senjata yang akan datang – termasuk sistem pertahanan udara dan jet tempur, serta janji baru-baru ini oleh Jerman dan Belanda untuk memberikan bantuan militer gabungan sebesar hampir USD11 miliar ke Kiev tahun depan.

Namun, Sekjen NATO mengakui bahwa bahkan dengan dukungan militer yang besar dan signifikan dari sekutu NATO, Ukraina selama setahun terakhir belum mampu bergerak di garis depan.



"Dan itu mencerminkan fakta bahwa kita tidak boleh meremehkan Rusia,” ujarnya.

“Industri pertahanan mereka sedang dalam kondisi perang, mereka mampu memasok pasukan mereka dengan amunisi dan kemampuan baru…yang membuat sulit untuk mencapai perolehan teritorial yang kita harapkan,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Selasa (28/11/2023).

Sebelumnya dalam konferensi pers, Sekjen NATO itu menolak anggapan bahwa konflik saat ini berada pada “jalan buntu,” seperti yang dikatakan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhny, awal bulan ini.

Namun, Stoltenberg mengatakan situasi di garis depan sangat sulit, dengan pertempuran sengit dan jumlah korban yang tinggi.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1996 seconds (0.1#10.140)