Hari Kedua Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan Lebih Banyak Sandera
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan kelompok perlawanan Islam Palestina , Hamas , menyerahkan 13 sandera Israel dan empat warga asing ke Komite Palang Merah Internasional pada Sabtu malam.
Sebelumnya kesepakatan pembebasan sandera sempat tertunda sementara karena perselisihan mengenai pasokan bantuan di utara wilayah kantong yang terkepung. Namun hal ini bisa diatasi dengan mediasi Qatar dan Mesir.
“13 warga Israel dan 4 warga asing diterima oleh ICRC dan dalam perjalanan ke Rafah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, melalui platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (26/11/2023).
Gambar televisi menunjukkan kendaraan Palang Merah di persimpangan Rafah antara Gaza dan Mesir.
Seorang pejabat Palestina yang akrab dengan diplomasi tersebut mengatakan Hamas akan melanjutkan gencatan senjata empat hari yang disepakati dengan Israel, yang merupakan penghentian pertempuran pertama dalam perang selama tujuh minggu.
Al Ansari sebelumnya mengatakan penundaan singkat dan hambatan terhadap pembebasan sandera dapat diatasi melalui kontak Qatar-Mesir dengan kedua belah pihak, dan menambahkan bahwa 39 warga sipil Palestina akan dibebaskan sebagai imbalannya.
Al Ansari mengatakan di antara para sandera Israel, delapan orang diperkirakan adalah anak-anak dan lima lainnya perempuan. Sedangkan warga Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel akan terdiri dari 33 anak-anak dan enam perempuan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengenai penundaan kesepakatan penyanderaan.
"Sekitar 3-1/2 jam setelah panggilan telepon mereka, Gedung Putih mengetahui dari pihak Qatar bahwa perjanjian tersebut kembali berlaku dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) bergerak untuk mengumpulkan para sandera," tambah Watson.
Sebelumnya kesepakatan pembebasan sandera sempat tertunda sementara karena perselisihan mengenai pasokan bantuan di utara wilayah kantong yang terkepung. Namun hal ini bisa diatasi dengan mediasi Qatar dan Mesir.
“13 warga Israel dan 4 warga asing diterima oleh ICRC dan dalam perjalanan ke Rafah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, melalui platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (26/11/2023).
Gambar televisi menunjukkan kendaraan Palang Merah di persimpangan Rafah antara Gaza dan Mesir.
Seorang pejabat Palestina yang akrab dengan diplomasi tersebut mengatakan Hamas akan melanjutkan gencatan senjata empat hari yang disepakati dengan Israel, yang merupakan penghentian pertempuran pertama dalam perang selama tujuh minggu.
Al Ansari sebelumnya mengatakan penundaan singkat dan hambatan terhadap pembebasan sandera dapat diatasi melalui kontak Qatar-Mesir dengan kedua belah pihak, dan menambahkan bahwa 39 warga sipil Palestina akan dibebaskan sebagai imbalannya.
Al Ansari mengatakan di antara para sandera Israel, delapan orang diperkirakan adalah anak-anak dan lima lainnya perempuan. Sedangkan warga Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel akan terdiri dari 33 anak-anak dan enam perempuan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengenai penundaan kesepakatan penyanderaan.
"Sekitar 3-1/2 jam setelah panggilan telepon mereka, Gedung Putih mengetahui dari pihak Qatar bahwa perjanjian tersebut kembali berlaku dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) bergerak untuk mengumpulkan para sandera," tambah Watson.