Warga AS Tak Masuk Daftar Sandera yang Dibebaskan Hamas, Ini Respons Biden
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kelompok Hamas pada hari Jumat membebaskan 24 sandera yang telah mereka tawan selama lebih dari enam minggu dengan Israel. Namun warga asal Amerika Serikat (AS) tidak diikutsertakan dalam putaran pertama pembebasan sandera.
Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas disepakati berlaku empat hari mulai Jumat pagi waktu setempat ketika kelompok sandera pertama dibebaskan.
Gelombang pertama sandera yang dibebaskan termasuk 13 warga Israel yang ditawan di Gaza sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Sisanya adalah 10 warga Thailand dan satu warga Filipina.
Sebagai imbalannya, 39 tahanan asal Palestina dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Qatar menjadi negosiator utama pertukaran sandera dan tahanan tersebut. AS juga ikut berperan dalam negosiasi.
“Melalui koordinasi dengan kementerian pemerintah dan otoritas keamanan, kami telah bersiap untuk segera menerima para sandera yang dibebaskan dan memberi mereka semua dukungan yang diperlukan,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menjelang pembebasan 13 sandera asal Israel pada Jumat.
“Kami telah menyiapkan beberapa lokasi yang didedikasikan untuk penerimaan awal mereka, termasuk perbekalan medis yang diperlukan. Setelah penerimaan awal dan perawatan medis, mereka akan melanjutkan ke rumah sakit di mana mereka akan bertemu kembali dengan keluarga mereka.”
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden memuji pembebasan dua lusin sandera yang telah ditawan oleh Hamas selama lebih dari enam minggu. Namun Biden mengaku tidak tahu kapan sandera asal AS akan dibebaskan.
Biden mengatakan bahwa diplomasi AS yang luas, dan mediasi oleh negara-negara regional seperti Qatar dan Mesir, membantu mewujudkan pembebasan para sandera pada hari Jumat.
“Ini baru permulaan, namun sejauh ini berjalan dengan baik,” kata Biden.
Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas disepakati berlaku empat hari mulai Jumat pagi waktu setempat ketika kelompok sandera pertama dibebaskan.
Gelombang pertama sandera yang dibebaskan termasuk 13 warga Israel yang ditawan di Gaza sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Sisanya adalah 10 warga Thailand dan satu warga Filipina.
Sebagai imbalannya, 39 tahanan asal Palestina dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Qatar menjadi negosiator utama pertukaran sandera dan tahanan tersebut. AS juga ikut berperan dalam negosiasi.
“Melalui koordinasi dengan kementerian pemerintah dan otoritas keamanan, kami telah bersiap untuk segera menerima para sandera yang dibebaskan dan memberi mereka semua dukungan yang diperlukan,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menjelang pembebasan 13 sandera asal Israel pada Jumat.
“Kami telah menyiapkan beberapa lokasi yang didedikasikan untuk penerimaan awal mereka, termasuk perbekalan medis yang diperlukan. Setelah penerimaan awal dan perawatan medis, mereka akan melanjutkan ke rumah sakit di mana mereka akan bertemu kembali dengan keluarga mereka.”
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden memuji pembebasan dua lusin sandera yang telah ditawan oleh Hamas selama lebih dari enam minggu. Namun Biden mengaku tidak tahu kapan sandera asal AS akan dibebaskan.
Biden mengatakan bahwa diplomasi AS yang luas, dan mediasi oleh negara-negara regional seperti Qatar dan Mesir, membantu mewujudkan pembebasan para sandera pada hari Jumat.
“Ini baru permulaan, namun sejauh ini berjalan dengan baik,” kata Biden.