Hari Ini, Hamas Akan Bebaskan Sandera Israel Pertama
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel memperkirakan Hamas akan membebaskan kelompok sandera pertama dalam serangan pada 7 Oktober lalu pada hari ini, Kamis (23/11/2023) waktu setempat. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen.
Pernyataan Cohen ini muncul beberapa jam setelah kabinet Israel memberi lampu hijau untuk pertukaran tahanan yang melibatkan 50 sandera Israel dan sebanyak 150 tahanan perempuan dan anak-anak Palestina.
Selama beberapa hari terakhir, beberapa media, serta pejabat tinggi Amerika Serikat (AS), termasuk Presiden Joe Biden, menyatakan bahwa perjanjian semacam itu akan terwujud dalam waktu dekat. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu menekankan bahwa operasi militer melawan Hamas akan dilanjutkan setelah gencatan senjata selesai.
“Proses untuk mulai memulihkan para sandera akan dimulai besok pagi (hari ini),” kata Cohen saat berbicara kepada Radio Angkatan Darat Israel pada hari Rabu waktu setempat, seperti dikutip dari RT.
Menurut media Israel, Kan, Hamas diperkirakan akan memberikan nama sepuluh orang pertama yang akan dibebaskan pada Rabu malam. Outlet media tersebut juga melaporkan bahwa perjanjian yang ditengahi Qatar akan membebaskan 30 anak, 12 ibu dan delapan wanita lanjut usia.
Perwakilan senior Hamas Musa Abu Marzook mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mayoritas dari mereka yang akan dibebaskan memiliki kewarganegaraan asing.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letkol Jonathan Conricus membenarkan bahwa negaranya juga akan mengeluarkan daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan.
Pada Rabu pagi, Netanyahu mengumumkan bahwa setidaknya 50 sandera – wanita dan anak-anak – akan dibebaskan selama empat hari, dan selama itu akan diadakan jeda dalam pertempuran. Dia menambahkan bahwa untuk setiap sepuluh sandera tambahan yang dibebaskan, Israel akan menghentikan operasinya selama satu hari lagi.
Namun, Netanyahu segera menekankan, jeda pertempuran yang akan datang ini tidak berarti bahwa Israel akan mengabaikan tujuannya untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya.
Menurut sebuah postingan di saluran Telegram Hamas, kesepakatan tersebut akan membebaskan 150 wanita Palestina dan anak di bawah umur yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel. Kelompok militan tersebut juga mengungkapkan bahwa Israel telah setuju untuk menangguhkan semua penerbangan militer di Gaza selatan selama masa gencatan senjata, dan membatasi operasi udara di bagian utara wilayah kantong tersebut.
Qatar, yang bertindak sebagai mediator dalam perundingan tersebut, mengatakan dalam pernyataannya sendiri bahwa jumlah mereka yang dibebaskan akan ditingkatkan pada tahap selanjutnya dari penerapan perjanjian tersebut.
Hamas menyandera sekitar 240 orang selama serangan mematikannya bulan lalu dan sejak itu telah membebaskan empat dari mereka.
Pernyataan Cohen ini muncul beberapa jam setelah kabinet Israel memberi lampu hijau untuk pertukaran tahanan yang melibatkan 50 sandera Israel dan sebanyak 150 tahanan perempuan dan anak-anak Palestina.
Selama beberapa hari terakhir, beberapa media, serta pejabat tinggi Amerika Serikat (AS), termasuk Presiden Joe Biden, menyatakan bahwa perjanjian semacam itu akan terwujud dalam waktu dekat. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu menekankan bahwa operasi militer melawan Hamas akan dilanjutkan setelah gencatan senjata selesai.
“Proses untuk mulai memulihkan para sandera akan dimulai besok pagi (hari ini),” kata Cohen saat berbicara kepada Radio Angkatan Darat Israel pada hari Rabu waktu setempat, seperti dikutip dari RT.
Menurut media Israel, Kan, Hamas diperkirakan akan memberikan nama sepuluh orang pertama yang akan dibebaskan pada Rabu malam. Outlet media tersebut juga melaporkan bahwa perjanjian yang ditengahi Qatar akan membebaskan 30 anak, 12 ibu dan delapan wanita lanjut usia.
Perwakilan senior Hamas Musa Abu Marzook mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mayoritas dari mereka yang akan dibebaskan memiliki kewarganegaraan asing.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letkol Jonathan Conricus membenarkan bahwa negaranya juga akan mengeluarkan daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan.
Pada Rabu pagi, Netanyahu mengumumkan bahwa setidaknya 50 sandera – wanita dan anak-anak – akan dibebaskan selama empat hari, dan selama itu akan diadakan jeda dalam pertempuran. Dia menambahkan bahwa untuk setiap sepuluh sandera tambahan yang dibebaskan, Israel akan menghentikan operasinya selama satu hari lagi.
Namun, Netanyahu segera menekankan, jeda pertempuran yang akan datang ini tidak berarti bahwa Israel akan mengabaikan tujuannya untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya.
Menurut sebuah postingan di saluran Telegram Hamas, kesepakatan tersebut akan membebaskan 150 wanita Palestina dan anak di bawah umur yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel. Kelompok militan tersebut juga mengungkapkan bahwa Israel telah setuju untuk menangguhkan semua penerbangan militer di Gaza selatan selama masa gencatan senjata, dan membatasi operasi udara di bagian utara wilayah kantong tersebut.
Qatar, yang bertindak sebagai mediator dalam perundingan tersebut, mengatakan dalam pernyataannya sendiri bahwa jumlah mereka yang dibebaskan akan ditingkatkan pada tahap selanjutnya dari penerapan perjanjian tersebut.
Hamas menyandera sekitar 240 orang selama serangan mematikannya bulan lalu dan sejak itu telah membebaskan empat dari mereka.
(ian)