Anak-anak Israel Nyanyikan Lagu Genosida Jalur Gaza
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Sebuah media Israel merilis sebuah lagu yang menampilkan sekelompok anak-anak yang berjanji untuk memusnahkan semua orang atau genosida di Jalur Gaza .
Video bertajuk Lagu Persahabatan 2023 itu diposting oleh Kan News pada 19 November dan menampilkan lirik nasionalis yang ditulis bersama oleh juru kampanye Ofer Rosenbaum.
Liriknya merujuk pada serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan berbicara tentang tentara Israel yang menyeberang ke daerah kantong Palestina yang terkepung itu untuk "memusnahkan pembawa swastika".
“Satu tahun lagi tidak akan ada apa-apa di sana. Dan kami akan kembali ke rumah kami dengan selamat,” anak-anak itu bernyanyi.
“Dalam setahun kami akan memusnahkan semua orang. Dan kemudian kami akan kembali membajak ladang kami,” sambungan lirik itu seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa (21/11/2023).
Menyusul tuduhan bahwa lagu tersebut menganjurkan "genosida", video tersebut kemudian dihapus dari situs dan akun media sosial Kan tanpa penjelasan.
Menurut Jerusalem Post, Rosenbaum, penulis lagu tersebut, adalah ketua Front Sipil, sebuah gerakan yang diciptakan untuk "memulihkan kepercayaan warga Israel terhadap pasukan keamanan negara."
Bulan lalu dia juga bertanggung jawab atas kampanye papan reklame di seluruh Israel yang menggambarkan para pemimpin berbagai organisasi Palestina dikalahkan dan ditangkap oleh tentara Israel.
Melalui firma hubungan masyarakatnya Rosenbaum Communications, dia terlibat dalam kampanye untuk mencegah ekstradisi Malka Leifer, seorang wanita Israel-Australia yang dituduh terlibat dalam pelecehan seksual yang meluas terhadap anak-anak di sebuah sekolah agama di Victoria.
Rosenbaum kemudian mengatakan bahwa adalah "kesalahan saya" karena mendukung Leifer, yang akhirnya dideportasi dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Israel telah melancarkan kampanye pengepungan dan pemboman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Dalam enam minggu, jet tempur Israel telah menewaskan sedikitnya 13.000 warga Palestina, termasuk 5.500 anak-anak. Pemboman tersebut telah menghancurkan populasi sipil di wilayah kantong kecil tersebut, dengan serangan yang sebagian besar mengenai perumahan, rumah sakit, sekolah, universitas, masjid dan infrastruktur publik lainnya.
Serangan tersebut dilancarkan setelah serangan kelompok bersenjata Palestina ke Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang.
Video bertajuk Lagu Persahabatan 2023 itu diposting oleh Kan News pada 19 November dan menampilkan lirik nasionalis yang ditulis bersama oleh juru kampanye Ofer Rosenbaum.
Liriknya merujuk pada serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan berbicara tentang tentara Israel yang menyeberang ke daerah kantong Palestina yang terkepung itu untuk "memusnahkan pembawa swastika".
“Satu tahun lagi tidak akan ada apa-apa di sana. Dan kami akan kembali ke rumah kami dengan selamat,” anak-anak itu bernyanyi.
“Dalam setahun kami akan memusnahkan semua orang. Dan kemudian kami akan kembali membajak ladang kami,” sambungan lirik itu seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa (21/11/2023).
Menyusul tuduhan bahwa lagu tersebut menganjurkan "genosida", video tersebut kemudian dihapus dari situs dan akun media sosial Kan tanpa penjelasan.
Menurut Jerusalem Post, Rosenbaum, penulis lagu tersebut, adalah ketua Front Sipil, sebuah gerakan yang diciptakan untuk "memulihkan kepercayaan warga Israel terhadap pasukan keamanan negara."
Bulan lalu dia juga bertanggung jawab atas kampanye papan reklame di seluruh Israel yang menggambarkan para pemimpin berbagai organisasi Palestina dikalahkan dan ditangkap oleh tentara Israel.
Melalui firma hubungan masyarakatnya Rosenbaum Communications, dia terlibat dalam kampanye untuk mencegah ekstradisi Malka Leifer, seorang wanita Israel-Australia yang dituduh terlibat dalam pelecehan seksual yang meluas terhadap anak-anak di sebuah sekolah agama di Victoria.
Rosenbaum kemudian mengatakan bahwa adalah "kesalahan saya" karena mendukung Leifer, yang akhirnya dideportasi dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Israel telah melancarkan kampanye pengepungan dan pemboman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Dalam enam minggu, jet tempur Israel telah menewaskan sedikitnya 13.000 warga Palestina, termasuk 5.500 anak-anak. Pemboman tersebut telah menghancurkan populasi sipil di wilayah kantong kecil tersebut, dengan serangan yang sebagian besar mengenai perumahan, rumah sakit, sekolah, universitas, masjid dan infrastruktur publik lainnya.
Serangan tersebut dilancarkan setelah serangan kelompok bersenjata Palestina ke Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang.
(ian)