4 Alasan Israel Tega Membunuh Anak-Anak dan Ibu Hamil Palestina dengan Kejam

Selasa, 21 November 2023 - 13:50 WIB
loading...
4 Alasan Israel Tega Membunuh Anak-Anak dan Ibu Hamil Palestina dengan Kejam
Anak-anak menjadi korban serangan Israel di Gaza. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Israel telah melakukan berbagai aksi serangannya ke Gaza, namun serangan tersebut justru seakan mengincar warga sipil. Bahkan mereka tak takut untuk menyerang anak-anak dan ibu hamil.

Itu terlihat ketika Israel melancarkan serangannya langsung ke Rumah Sakit dan Gereja tertua di Gaza yang notabene merupakan lokasi pengungsian. Dari situlah korban wanita hamil dan anak-anak Palestina mulai berjatuhan.

Dilansir dari laman WHO, terdapat 2.326 wanita dan 3.760 anak-anak telah terbunuh di jalur Gaza, mewakili 67% dari seluruh korban jiwa, sementara ribuan lainnya terluka.

Artinya, 420 anak terbunuh atau terluka setiap harinya, beberapa di antaranya baru berusia beberapa bulan. Bahkan para ibu hamil tidak dapat mengakses layanan obstetri darurat yang mereka perlukan untuk melahirkan dengan aman dan merawat bayi mereka yang baru lahir.

Hal tersebut tentunya membuat sebagian besar negara di dunia mengutuk tindakan Israel. Namun, mengapa negara Yahudi itu begitu tega untuk menyerang warga sipil yang terdiri dari anak-anak dan ibu hamil? Rupanya ada beberapa kemungkinan mengapa mereka dapat melakukan hal tersebut dengan bebas.

4 Alasan Israel Membunuh Anak-Anak dan Ibu Hamil Palestina

1. Menduga Hamas Ada di dalam Warga Sipil Palestina

4 Alasan Israel Tega Membunuh Anak-Anak dan Ibu Hamil Palestina dengan Kejam

Foto/Reuters

Hamas yang memulai serangan pada 7 Oktober lalu menyebabkan kerusakan cukup besar di pihak Israel, dan bahkan menimbulkan sejumlah korban jiwa. Dari situlah Tel Aviv melakukan berbagai serangan balasan.

Lantaran Hamas bukanlah sebuah organisasi militer resmi, membuat Israel menggolongkan Hamas sebagai teroris yang bersembunyi di dalam kerumunan warga sipil Palestina.

Pada dasarnya Hamas memang bukan organisasi militer, dan hanya kelompok milisi. Membuat mereka dianggap memiliki fleksibilitas dalam bergerak.

Namun hal itu justru dimanfaatkan Israel untuk melakukan serangan membabi buta pada warga sipil Palestina. Tak heran jika korban warga sipil termasuk ibu hamil dan anak-anak akan berjatuhan.

2. Menciptakan Ketakutan

Serangan Israel yang berani untuk membunuh ibu hamil dan anak-anak ini juga bertujuan untuk menciptakan ketakutan pada setiap kelompok milisi Palestina supaya mereka tidak melakukan serangannya lagi.

Tidak hanya itu, pihak Israel juga berani untuk menghancurkan fasilitas kesehatan dan tempat beribadah di Gaza. Meskipun dikecam oleh banyak pihak, namun Tel Aviv seakan tak bergumam dan terus melancarkan serangannya.

3. Mendapat Dukungan dari Amerika Serikat

Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara adidaya memang telah lama memberikan dukungannya pada Israel. Membuat negeri Yahudi dapat bersikap semaunya sendiri karena memiliki sekutu yang kuat.

Menurut Fox, AS sendiri mulai mendukung pembentukan negara Yahudi setelah Perang Dunia II. Negeri Paman Sam yang sedang melakukan perang dingin dengan Uni Soviet kala itu sempat mendukung Israel yang diserang oleh sejumlah negara Arab yang disokong Soviet.

Dari situ hubungan kedua negara ini terus berkembang sampai saat ini. Bahkan ketika Israel melakukan serangan ke fasilitas kesehatan, AS yang menjadi salah satu dewan PBB justru seakan membisu dan membiarkan hal tersebut.

Kemungkinan besar, AS menganggap bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh Israel adalah bentuk untuk melenyapkan organisasi teroris Palestina yakni Hamas.


4. Menguasai Tanah Palestina

Tujuan akhir dari peperangan Israel Palestina adalah berkuasa di tanah yang diperebutkan. Mereka menciptakan berbagai peperangan yang menelan banyak korban jiwa adalah demi menciptakan negara yang memiliki tanah utuh tanpa pembagian.

Dengan menciptakan ketakutan, dan bermodalkan dukungan dari negara-negara adidaya membuat Israel seakan mampu melakukan segalanya untuk merebut seluruh tanah dari tangan Palestina tanpa hambatan.

Bahkan para pendukung Palestina saja saat ini sudah mulai terpecah. Misalnya seperti beberapa negara Arab yang sudah enggan untuk memberikan dukungan penuhnya ke Palestina seperti Mesir dan UEA.

(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1057 seconds (0.1#10.140)