Presiden Filipina: Myanmar Hanya Jadi Benalu bagi ASEAN

Senin, 20 November 2023 - 15:59 WIB
loading...
Presiden Filipina: Myanmar...
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menganggap Myanmar hanya jadi benalu bagi ASEAN. Foto/Reuters
A A A
MANILA - Konflik di Myanmar yang diperintah oleh militer telah menjadi masalah yang sulit untuk diatasi oleh blok Asia Tenggara ASEAN, dengan hanya sedikit kemajuan yang dicapai menuju resolusi dan meningkatnya pertempuran. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos.

Berbicara di sebuah forum di Hawaii yang disiarkan langsung di Filipina pada Senin (20/11/2023), Marcos mengatakan ada komitmen dari Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), namun masalahnya rumit, termasuk dampak kemanusiaannya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari satu juta orang telah mengungsi sejak militer Myanmar melancarkan kudeta pada tahun 2021. Kudeta tersebut menjungkirbalikkan satu dekade demokrasi tentatif dan menjerumuskan negara itu ke dalam konflik dan kehancuran ekonomi.

“Ada banyak dorongan bagi ASEAN untuk menyelesaikan masalah ini. Namun ini adalah masalah yang sangat-sangat sulit,” kata Marcos, dilansir Reuters.



Tindakan keras junta terhadap lawan-lawannya pasca kudeta memunculkan gerakan perlawanan yang semakin kuat. ASEAN telah melarang para jenderal senior menghadiri pertemuan tersebut sampai mereka berkomitmen terhadap peta jalan perdamaian yang telah ditetapkan selama dua tahun.

Filipina akan memimpin ASEAN pada tahun 2026 setelah menggantikan Myanmar sebagai tuan rumah pada tahun itu.

Puluhan ribu orang lagi terpaksa mengungsi sejak bulan lalu ketika militer memerangi serangan terkoordinasi yang dilakukan oleh aliansi tiga kelompok etnis minoritas dan pejuang pro-demokrasi.

Marcos, mengutip analisis eskalasi yang terjadi baru-baru ini, mengatakan junta telah kehilangan dukungan dari militernya sendiri.

Dia mengatakan kerugian kemanusiaan akibat konflik telah “meningkat secara eksponensial” dalam beberapa tahun terakhir, dan Filipina juga terkena dampaknya, dengan warga negaranya menjadi korban perdagangan manusia di sana.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)