Erdogan: Senjata Nuklir Israel Harus Diperiksa sebelum Terlambat

Minggu, 19 November 2023 - 13:05 WIB
loading...
Erdogan: Senjata Nuklir Israel Harus Diperiksa sebelum Terlambat
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memeriksa senjata nuklir Israel. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memeriksa senjata nuklir Israel, yang kepemilikannya telah dikonfirmasi para pejabat Zionis. Menurutnya, inilah waktunya untuk menentukan apakah negara Yahudi itu benar-benar memiliki senjata nuklir atau tidak.

Berbicara kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Jerman, pemimpin Turki tersebut mencatat bahwa Israel termasuk di antara sedikit negara yang tidak menjadi pihak dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir tahun 1968.

“Melangkah maju dalam hal ini sangat penting dalam hal menyeimbangkan kepentingan strategis di kawasan. Kami akan terus memberikan tekanan [pada Israel],” kata Erdogan.



“Senjata nuklir Israel harus diperiksa tanpa keraguan sebelum terlambat. Kami akan menindaklanjutinya. Saya juga menyerukan komunitas internasional untuk tidak membiarkan hal ini terjadi,” ujarnya, seperti dikutip RT, Minggu (19/11/2023).

Meskipun para ahli secara luas percaya bahwa Israel memiliki program senjata nuklir rahasia, negara tersebut tidak mengonfirmasi atau secara eksplisit menyangkal keberadaannya.

Menteri Warisan Budaya Amihai Eliyahu menimbulkan kemarahan di seluruh dunia Muslim bulan ini ketika dia melontarkan gagasan menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza.

Perdana Menteri Benjamin Netahyau menskors menteri tersebut dari rapat kabinet menyusul komentarnya yang menghasut.

Erdogan mengkritik keras tindakan Israel di Gaza, menjulukinya sebagai “negara teroris” dan menuduh Pasukan Pertahanan Israel melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina.

Netanyahu menanggapinya dengan menuduh presiden Turki mendukung “teroris Hamas”.

Putaran kekerasan antara Israel dan Hamas saat ini pecah sejak 7 Oktober, dimulai ketika Hamas menyerang komunitas Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.

Israel membalasnya dengan serangan udara dan invasi darat ke Gaza. Lebih dari 12.000 warga Gaza tewas akibat pengeboman tersebut, menurut pejabat setempat.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0997 seconds (0.1#10.140)