Iran Tuding AS-Arab Saudi Dibalik Pengunduran Diri PM Libanon

Minggu, 05 November 2017 - 10:58 WIB
Iran Tuding AS-Arab...
Iran Tuding AS-Arab Saudi Dibalik Pengunduran Diri PM Libanon
A A A
TEHERAN - Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri secara mengejutkan mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam pidato pengunduran dirinya, Hariri mengaku menjadi target pembunuhan dan mengecam musuh regional Arab Saudi-Iran dan Hizbullah.

Menanggapi hal tersebut seorang penasihat pemimpin tertinggi Iran menuduh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi berada di balik langkah tersebut.

"Pengunduran diri Hariri dilakukan dengan rencana oleh Donald Trump dan Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi," kata Hussein Sheikh al-Islam, seperti dikutip dari BBC, Minggu (5/11/2017).

Sementara Juru bicara kementerian luar negeri Iran Bahram Qasemi, yang dikutip oleh kantor berita resmi Irna, mengatakan pemberitaan Hariri ditujukan untuk menciptakan ketegangan di Lebanon dan wilayah tersebut.

"Hariri telah mengulangi tuduhan yang tidak realistis dan tidak berdasar dan telah menyesuaikan dirinya dengan mereka yang menginginkan penyakit di wilayah in", memilih Israel, Arab Saudi dan Amerika Serikat," kecam Qasemi

Hariri, dalam sebuah siaran televisi dari Arab Saudi, menuduh Iran telah menabur ketakutan dan kehancuran di beberapa negara, termasuk Lebanon. Ia bilang ia mengundurkan diri karena dia takut akan hidupnya.

Baca Juga: PM Libanon Mengundurkan Diri, Sebut 'Tangan Iran' Akan Terputus
PM Libanon Mengundurkan Diri, Klaim Jadi Target Pembunuhan

Ayah Hariri, mantan Perdana Menteri Rafik al-Hariri, dibunuh pada tahun 2005.

Koresponden BBC mengatakan pengunduran dirinya yang tiba-tiba telah membuat Libanon jatuh dalam krisis politik baru. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa hal itu mungkin berada di garis depan persaingan regional antara kekuatan Syiah Iran dan kubu Sunni Arab Saudi.

Hariri, yang keluarganya dekat dengan Arab Saudi, telah menjadi perdana menteri sejak Desember 2016. Setelah menjabat tahun lalu, Hariri menjanjikan era baru untuk Libanon setelah dua tahun mengalami kebuntuan politik.

Pemerintah koalisi yang dipimpinnya mempertemukan hampir semua partai politik utama di Lebanon, termasuk Hizbullah.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0982 seconds (0.1#10.140)