Benarkah Israel Bisa Hancur Tahun 2023 Jika Tidak Dibantu Amerika Serikat? Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Israel mendapat hadiah besar dari Hamas beberapa waktu lalu. Bertajuk ‘Operasi Badai Al Aqsa’, serangan besar-besaran ini membuat negara Yahudi tersebut terkejut.
Tak hanya militer Israel yang mengakui dahsyatnya serangan Hamas waktu itu, negara-negara lain juga berpendapat demikian. Beberapa di antaranya bahkan menganggap momen tersebut bakal menjadi titik balik gerakan perlawanan Palestina terhadap Israel.
Pada Operasi Badai Al Aqsa, Hamas meluncurkan ribuan roket dalam hitungan menit saja. Menariknya, serangan besar ini berhasil menembus sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel yang awalnya diklaim tak terkalahkan.
Dampak serangan fatal Hamas pada Operasi Badai Al Aqsa tidak bisa disembunyikan Israel. Bahkan, mereka mungkin saja bisa hancur setelah insiden tersebut apabila Amerika Serikat dan sekutunya tidak turun tangan dan membantu.
Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan Hamas telah mengubah arah konflik Palestina-Israel. Tak bisa dipungkiri, serangan tersebut jelas membuat Israel merana.
Di satu sisi, Operasi Badai Al Aqsa seakan menjadi pencapaian besar bagi Hamas dalam perjuangannya membela Palestina. Namun, di sisi lain, serangan tersebut juga menjadi momen buruk dan menyakitkan bagi Israel.
Serangan Hamas tersebut merupakan tragedi terburuk yang dialami Israel, setidaknya sejak koalisi Arab mengobarkan perang pada tahun 1973. Kecolongan ini harus dibayar dengan korban jiwa di pihak Israel yang mencapai lebih dari 1.000 orang.
Beberapa waktu usai Operasi Badai Al Aqsa, para pihak terkait dari Israel mulai terlibat perdebatan dan saling menyalahkan. Salah satu yang dituju adalah pihak intelijen karena gagal memprediksi serangan besar Hamas.
Setelahnya, kondisi Israel berada dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Iron Dome yang ditembus, warga sipil terbunuh, penyusupan Hamas yang berhasil, semua ini akan semakin memperdalam luka-lukanya.
Luka tersebut tentunya juga tidak akan sembuh dalam waktu cepat, mengingat rasa malu yang ditimbulkan. Untungnya, mereka memang mendapat bantuan dari sekutu terdekatnya, termasuk Amerika Serikat.
Beberapa waktu usai serangan mematikan Hamas, Presiden AS Joe Biden langsung menjanjikan dukungan kuat kepada Israel. Mengutip Al Jazeera, biasanya setiap tahun mereka memberikan bantuan militer senilai $3 miliar untuk sekutu dekatnya di Timur Tengah itu.
Tak hanya militer Israel yang mengakui dahsyatnya serangan Hamas waktu itu, negara-negara lain juga berpendapat demikian. Beberapa di antaranya bahkan menganggap momen tersebut bakal menjadi titik balik gerakan perlawanan Palestina terhadap Israel.
Pada Operasi Badai Al Aqsa, Hamas meluncurkan ribuan roket dalam hitungan menit saja. Menariknya, serangan besar ini berhasil menembus sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel yang awalnya diklaim tak terkalahkan.
Dampak serangan fatal Hamas pada Operasi Badai Al Aqsa tidak bisa disembunyikan Israel. Bahkan, mereka mungkin saja bisa hancur setelah insiden tersebut apabila Amerika Serikat dan sekutunya tidak turun tangan dan membantu.
Alasan Israel Bisa Hancur setelah Operasi Badai Al Aqsa
Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan Hamas telah mengubah arah konflik Palestina-Israel. Tak bisa dipungkiri, serangan tersebut jelas membuat Israel merana.
Di satu sisi, Operasi Badai Al Aqsa seakan menjadi pencapaian besar bagi Hamas dalam perjuangannya membela Palestina. Namun, di sisi lain, serangan tersebut juga menjadi momen buruk dan menyakitkan bagi Israel.
Serangan Hamas tersebut merupakan tragedi terburuk yang dialami Israel, setidaknya sejak koalisi Arab mengobarkan perang pada tahun 1973. Kecolongan ini harus dibayar dengan korban jiwa di pihak Israel yang mencapai lebih dari 1.000 orang.
Beberapa waktu usai Operasi Badai Al Aqsa, para pihak terkait dari Israel mulai terlibat perdebatan dan saling menyalahkan. Salah satu yang dituju adalah pihak intelijen karena gagal memprediksi serangan besar Hamas.
Setelahnya, kondisi Israel berada dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Iron Dome yang ditembus, warga sipil terbunuh, penyusupan Hamas yang berhasil, semua ini akan semakin memperdalam luka-lukanya.
Luka tersebut tentunya juga tidak akan sembuh dalam waktu cepat, mengingat rasa malu yang ditimbulkan. Untungnya, mereka memang mendapat bantuan dari sekutu terdekatnya, termasuk Amerika Serikat.
Beberapa waktu usai serangan mematikan Hamas, Presiden AS Joe Biden langsung menjanjikan dukungan kuat kepada Israel. Mengutip Al Jazeera, biasanya setiap tahun mereka memberikan bantuan militer senilai $3 miliar untuk sekutu dekatnya di Timur Tengah itu.