Zelensky: Ukraina Akan Berperang Tanpa AS
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina tidak akan berhenti melawan Rusia sampaiKiev merebut kembali seluruh wilayah yang dianggapnya miliknya. Hal itu diungkapkan Presiden Volodymyr Zelensky kepada Reuters dalam sebuah wawancara minggu ini.
"Penarikan dukungan AS tidak akan mempengaruhi kebijakan Kiev dalam hal ini," ujarnya seperti dikutip dari RT, Sabtu (11/10/2023).
"Jika Washington menghentikan bantuan militer dan keuangannya ke Kiev, Ukraina akan terus melanjutkan konflik tanpa bantuan tersebut," tegas Zelensky ketika ditanya apakah dia khawatir mengenai potensi perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) khususnya dalam kasus kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun 2024.
Sebelumnya, Trump berulang kali bersumpah bahwa ia akan mencapai kesepakatan damai antara Moskow dan Kiev “dalam waktu 24 jam” jika terpilih pada tahun 2024.
Berbicara kepada Reuters pada hari Rabu, Zelensky menampik janji-janji Trump untuk memperbaikai konflik tersebut sebagai rencana Trump untuk dirinya sendiri, tanpa mempertimbangkan “harga” yang harus dibayar oleh Ukraina.
“Jika hal ini akan mengubah kebijakan luar negeri Anda, lalu apa yang bisa saya katakan? Oke, kami akan berjuang tanpa Anda,” cetus Zelensky, seraya menambahkan bahwa hal itu seharusnya merupakan keinginan rakyat Ukraina.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa satu-satunya cara nyata untuk menghentikan perang adalah dengan menarik pasukan Rusia dari semua wilayah yang diklaim oleh Kiev. Dia juga mengatakan dia yakin pasukan Moskow akan melakukannya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dalam wawancaranya dengan Reuters, pemimpin Ukraina tersebut juga mengatakan bahwa setiap presiden AS akan membantu Ukraina jika mereka mengetahui semua tantangan dan dampak serta kerusakan perang.
Sebelumnya, dalam wawancara terpisah dengan stasiun televisi NBC pada Minggu lalu, Zelensky mengundang Trump ke Ukraina, dan bersumpah untuk meyakinkan mantan presiden Amerika itu bahwa ia tidak akan dapat mencapai kesepakatan apa pun dengan Rusia dalam “24 menit.”
Trump menolak tawaran tersebut dalam pernyataan tertulis kepada outlet media AS Newsmax.
"Perjalanan seperti itu akan menciptakan konflik kepentingan pada saat pemerintahan Presiden Joe Biden secara resmi berurusan dengan Kiev," katanya.
Awal pekan ini, Zelensky juga mengklaim bahwa Kiev memiliki rencana yang akan membantunya unggul di medan perang dan menunjukkan beberapa hasil pada akhir tahun.
Pernyataan itu muncul ketika serangan musim panas yang digembar-gemborkan Ukraina hampir tidak membawa perubahan apa pun di garis depan setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dan kerugian material serta personel dalam jumlah besar di pihak Ukraina.
Komandan tertinggi Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhny, mengatakan kepada Economist pekan lalu bahwa konflik antara Moskow dan Kiev telah memasuki kebuntuan ala Perang Dunia I di mana Rusia lebih unggul karena sumber daya yang lebih besar.
Pentagon juga mengatakan pada minggu ini bahwa pihaknya hanya memiliki sekitar USD1 miliar yang tersisa untuk bantuan militer ke Kiev dan harus menjatahnya mulai sekarang.
"Penarikan dukungan AS tidak akan mempengaruhi kebijakan Kiev dalam hal ini," ujarnya seperti dikutip dari RT, Sabtu (11/10/2023).
"Jika Washington menghentikan bantuan militer dan keuangannya ke Kiev, Ukraina akan terus melanjutkan konflik tanpa bantuan tersebut," tegas Zelensky ketika ditanya apakah dia khawatir mengenai potensi perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) khususnya dalam kasus kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun 2024.
Sebelumnya, Trump berulang kali bersumpah bahwa ia akan mencapai kesepakatan damai antara Moskow dan Kiev “dalam waktu 24 jam” jika terpilih pada tahun 2024.
Berbicara kepada Reuters pada hari Rabu, Zelensky menampik janji-janji Trump untuk memperbaikai konflik tersebut sebagai rencana Trump untuk dirinya sendiri, tanpa mempertimbangkan “harga” yang harus dibayar oleh Ukraina.
“Jika hal ini akan mengubah kebijakan luar negeri Anda, lalu apa yang bisa saya katakan? Oke, kami akan berjuang tanpa Anda,” cetus Zelensky, seraya menambahkan bahwa hal itu seharusnya merupakan keinginan rakyat Ukraina.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa satu-satunya cara nyata untuk menghentikan perang adalah dengan menarik pasukan Rusia dari semua wilayah yang diklaim oleh Kiev. Dia juga mengatakan dia yakin pasukan Moskow akan melakukannya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dalam wawancaranya dengan Reuters, pemimpin Ukraina tersebut juga mengatakan bahwa setiap presiden AS akan membantu Ukraina jika mereka mengetahui semua tantangan dan dampak serta kerusakan perang.
Sebelumnya, dalam wawancara terpisah dengan stasiun televisi NBC pada Minggu lalu, Zelensky mengundang Trump ke Ukraina, dan bersumpah untuk meyakinkan mantan presiden Amerika itu bahwa ia tidak akan dapat mencapai kesepakatan apa pun dengan Rusia dalam “24 menit.”
Trump menolak tawaran tersebut dalam pernyataan tertulis kepada outlet media AS Newsmax.
"Perjalanan seperti itu akan menciptakan konflik kepentingan pada saat pemerintahan Presiden Joe Biden secara resmi berurusan dengan Kiev," katanya.
Awal pekan ini, Zelensky juga mengklaim bahwa Kiev memiliki rencana yang akan membantunya unggul di medan perang dan menunjukkan beberapa hasil pada akhir tahun.
Pernyataan itu muncul ketika serangan musim panas yang digembar-gemborkan Ukraina hampir tidak membawa perubahan apa pun di garis depan setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dan kerugian material serta personel dalam jumlah besar di pihak Ukraina.
Komandan tertinggi Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhny, mengatakan kepada Economist pekan lalu bahwa konflik antara Moskow dan Kiev telah memasuki kebuntuan ala Perang Dunia I di mana Rusia lebih unggul karena sumber daya yang lebih besar.
Pentagon juga mengatakan pada minggu ini bahwa pihaknya hanya memiliki sekitar USD1 miliar yang tersisa untuk bantuan militer ke Kiev dan harus menjatahnya mulai sekarang.
(ian)