AS Prihatin Korban Tewas Serangan Brutal Israel di Jalur Gaza Tembus 11.000 Jiwa
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Amerika Serikat (AS) menyuarakan keprihatinannya terkait jumlah korban tewas dalam serangan brutal Isrel ke Jalur Gaza yang terus meningkat. Terbaru, para pejabat kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas dalam pemboman Israel selama lima minggu telah mencapai 11.000 orang.
Pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas meningkat di dekat dan sekitar rumah sakit di Kota Gaza yang terkepung dan penuh sesak, yang menurut para pejabat Palestina terkena ledakan dan tembakan.
"Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh; terlalu banyak yang menderita dalam beberapa minggu terakhir ini," ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam komentarnya yang paling keras hingga saat ini mengenai penderitaan warga sipil yang terjebak dalam baku tembak di Gaza kepada wartawan saat berkunjung ke India seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/10/2023).
Blinken menyambut baik jeda kemanusiaan Israel selama empat jam setiap hari yang diumumkan Gedung Putih pada hari Kamis tetapi mengatakan diperlukan lebih banyak tindakan untuk melindungi warga sipil Gaza.
Gedung Putih pada hari Kamis waktu setempat mengatakan bahwa Israel setuju untuk menghentikan operasi militer di bagian utara Gaza selama empat jam sehari, dan tentara mengatakan warga Palestina pada hari Jumat diizinkan untuk meninggalkan jalan selama tujuh jam di selatan, namun tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berhenti.
Israel semakin mendapat seruan untuk menahan diri dalam perang yang telah berlangsung selama sebulan dengan Hamas, namun mengatakan bahwa militan Islam, yang menyerang Israel pada 7 Oktober dan menyandera, akan memanfaatkan gencatan senjata untuk berkumpul kembali.
Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada BBC mengatakkan bahwa Israel harus berhenti mengebom Jalur Gaza dan membunuh warga sipil. Ia menambahkan bahwa tidak ada pembenaran atas meningkatnya jumlah korban warga sipil.
“De facto, hari ini, warga sipil dibom – secara de facto. Bayi-bayi ini, wanita-wanita ini, orang-orang tua ini dibom dan dibunuh. Jadi tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel untuk berhenti,” katanya pada hari Jumat. .
Tentara Israel mengatakan warga Palestina diizinkan meninggalkan wilayah tersebut selama lebih dari tujuh jam di sepanjang jalan selatan pada hari Jumat, namun tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berhenti.
Pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas meningkat di dekat dan sekitar rumah sakit di Kota Gaza yang terkepung dan penuh sesak, yang menurut para pejabat Palestina terkena ledakan dan tembakan.
"Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh; terlalu banyak yang menderita dalam beberapa minggu terakhir ini," ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam komentarnya yang paling keras hingga saat ini mengenai penderitaan warga sipil yang terjebak dalam baku tembak di Gaza kepada wartawan saat berkunjung ke India seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/10/2023).
Blinken menyambut baik jeda kemanusiaan Israel selama empat jam setiap hari yang diumumkan Gedung Putih pada hari Kamis tetapi mengatakan diperlukan lebih banyak tindakan untuk melindungi warga sipil Gaza.
Gedung Putih pada hari Kamis waktu setempat mengatakan bahwa Israel setuju untuk menghentikan operasi militer di bagian utara Gaza selama empat jam sehari, dan tentara mengatakan warga Palestina pada hari Jumat diizinkan untuk meninggalkan jalan selama tujuh jam di selatan, namun tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berhenti.
Israel semakin mendapat seruan untuk menahan diri dalam perang yang telah berlangsung selama sebulan dengan Hamas, namun mengatakan bahwa militan Islam, yang menyerang Israel pada 7 Oktober dan menyandera, akan memanfaatkan gencatan senjata untuk berkumpul kembali.
Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada BBC mengatakkan bahwa Israel harus berhenti mengebom Jalur Gaza dan membunuh warga sipil. Ia menambahkan bahwa tidak ada pembenaran atas meningkatnya jumlah korban warga sipil.
“De facto, hari ini, warga sipil dibom – secara de facto. Bayi-bayi ini, wanita-wanita ini, orang-orang tua ini dibom dan dibunuh. Jadi tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel untuk berhenti,” katanya pada hari Jumat. .
Tentara Israel mengatakan warga Palestina diizinkan meninggalkan wilayah tersebut selama lebih dari tujuh jam di sepanjang jalan selatan pada hari Jumat, namun tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berhenti.