5 Negara Amerika Latin yang Jadi Pendukung Palestina, 3 Sudah Putuskan Hubungan dengan Israel
loading...
A
A
A
Tak hanya itu, Bolivia juga memanggil duta besarnya dari Tel Aviv guna berkonsultasi lebih lanjut. Menanggapi hal ini, pihak Israel justru menyebut Bolivia telah menyerah terhadap ‘terorisme’.
Awalnya, Kuba bersama Fidel Castro sangat mendukung Israel. Hal ini dikarenakan simpatinya terhadap orang Yahudi yang dulu menjadi korban penindasan.
Namun, kondisi tersebut berubah seiring waktu. Melihat tingkah Israel yang mulai melenceng, Castro memutuskan hubungan Kuba dengan negara Yahudi itu sebelum Perang Yom Kippur tahun 1973.
Mengutip Jewish Virtual Library, pemerintah Kuba bahkan sempat mengundang Yasser Arafat dan menawarkan bantuan pelatihan militer bagi PLO.
Pada 12 Oktober 1979, Fidel Castro menyampaikan pidato di PBB yang menyatakan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. Lebih jauh, ia menyamakan keadaan tersebut seperti genosida yang dilakukan Nazi kepada etnis Yahudi di masa lampau.
Pada konflik terbaru antara Israel-Hamas, Kuba juga menyerukan gencatan senjata segera. Hal ini perlu dilakukan mengingat banyaknya warga sipil yang menjadi korban pertempuran.
Berikutnya ada Cile. Presiden Gabriel Boric mengumumkan pihaknya telah memanggil pulang duta besarnya di Israel sementara waktu.
Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas munculnya isu pelanggaran hukum kemanusiaan yang dilakukan Israel. Lebih jauh, Boric juga menyerukan gencatan senjata di antara kedua pihak untuk menghindari bertambahnya korban jiwa.
Kolombia juga mengambil tindakan tegas terhadap Israel. Mereka memanggil pulang duta besarnya untuk Israel dengan alasan negara Yahudi itu telah melakukan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang tidak bisa diterima.
Langkah ini dilakukan Kolombia sejak beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Presiden Gustavo Petro juga memperingatkan bahwa negaranya bisa segera memutuskan hubungan diplomatik jika pasukan Israel tidak kunjung menahan serangannya.
3. Kuba
Awalnya, Kuba bersama Fidel Castro sangat mendukung Israel. Hal ini dikarenakan simpatinya terhadap orang Yahudi yang dulu menjadi korban penindasan.
Namun, kondisi tersebut berubah seiring waktu. Melihat tingkah Israel yang mulai melenceng, Castro memutuskan hubungan Kuba dengan negara Yahudi itu sebelum Perang Yom Kippur tahun 1973.
Mengutip Jewish Virtual Library, pemerintah Kuba bahkan sempat mengundang Yasser Arafat dan menawarkan bantuan pelatihan militer bagi PLO.
Pada 12 Oktober 1979, Fidel Castro menyampaikan pidato di PBB yang menyatakan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. Lebih jauh, ia menyamakan keadaan tersebut seperti genosida yang dilakukan Nazi kepada etnis Yahudi di masa lampau.
Pada konflik terbaru antara Israel-Hamas, Kuba juga menyerukan gencatan senjata segera. Hal ini perlu dilakukan mengingat banyaknya warga sipil yang menjadi korban pertempuran.
4. Cile
Berikutnya ada Cile. Presiden Gabriel Boric mengumumkan pihaknya telah memanggil pulang duta besarnya di Israel sementara waktu.
Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas munculnya isu pelanggaran hukum kemanusiaan yang dilakukan Israel. Lebih jauh, Boric juga menyerukan gencatan senjata di antara kedua pihak untuk menghindari bertambahnya korban jiwa.
5. Kolombia
Kolombia juga mengambil tindakan tegas terhadap Israel. Mereka memanggil pulang duta besarnya untuk Israel dengan alasan negara Yahudi itu telah melakukan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang tidak bisa diterima.
Langkah ini dilakukan Kolombia sejak beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Presiden Gustavo Petro juga memperingatkan bahwa negaranya bisa segera memutuskan hubungan diplomatik jika pasukan Israel tidak kunjung menahan serangannya.