Intel AS: Tentara Bayaran Wagner Rusia Bakal Kirim Rudal Canggih ke Hizbullah
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Intelijen Amerika Serikat (AS) menuduh tentara bayaran Rusia, Wagner Group, sedang bersiap untuk mengirimkan sistem rudal canggih ke Hizbullah.
Menurut intelijen Amerika, langkah itu menyusul bentrokan antara kelompok milisi Lebanon tersebut dengan milter Israel di tengah perang Israel-Hamas di Gaza, Palestina.
Mengutip laporan Wall Street Journal (WSJ), Sabtu (4/2023), para pejabat Amerika saat ini memantau diskusi antara Wagner dan milisi pendukung Hamas di Lebanon mengenai kemungkinan pengiriman SA-22, sebuah sistem rudal anti-pesawat untuk memerangi serangan udara.
Sistem SA-22, juga dikenal sebagai Pantsir-S1, buatan Rusia merupakan sistem senjata antipesawat yang dipasang di truk.
Senjata ini juga digunakan dalam perang Rusia-Ukraina dan dapat digunakan di Timur Tengah oleh kelompok milisi yang didukung Iran untuk tujuan pertahanan terhadap serangan udara Israel.
Selain itu, seiring meningkatnya perang Israel-Hamas, bentrokan antara Israel dan Hizbullah juga meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon.
Menurut para pejabat AS, SA-22 belum dikirim ke Lebanon, namun mereka menyoroti bahwa beberapa personel Hizbullah dan Wagner saat ini ditempatkan di Suriah.
Masih belum jelas apakah senjata tersebut dapat diangkut dari Lebanon ke Gaza untuk membantu Hamas dalam melawan serangan udara Israel.
Selain itu, para pejabat Rusia juga belum mengomentari dugaan diskusi antara Wagner dan Hizbullah.
Sementara itu, AS telah hadir di wilayah tersebut dengan menempatkan kapal induk di Mediterania Timur untuk menghalangi Hizbullah terlibat perang Israel-Hamas.
Militer Zionis menyatakan perang terhadap Hamas pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina itu menyerang Israel.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan pihak luar agar tidak melancarkan serangan di perbatasan Israel.
Namun, meski ada peringatan, para pemimpin Hamas, Hizbullah, dan Jihad Islam Palestina bertemu pekan lalu untuk membahas perang bersatu mereka melawan Israel.
Menurut intelijen Amerika, langkah itu menyusul bentrokan antara kelompok milisi Lebanon tersebut dengan milter Israel di tengah perang Israel-Hamas di Gaza, Palestina.
Mengutip laporan Wall Street Journal (WSJ), Sabtu (4/2023), para pejabat Amerika saat ini memantau diskusi antara Wagner dan milisi pendukung Hamas di Lebanon mengenai kemungkinan pengiriman SA-22, sebuah sistem rudal anti-pesawat untuk memerangi serangan udara.
Sistem SA-22, juga dikenal sebagai Pantsir-S1, buatan Rusia merupakan sistem senjata antipesawat yang dipasang di truk.
Senjata ini juga digunakan dalam perang Rusia-Ukraina dan dapat digunakan di Timur Tengah oleh kelompok milisi yang didukung Iran untuk tujuan pertahanan terhadap serangan udara Israel.
Selain itu, seiring meningkatnya perang Israel-Hamas, bentrokan antara Israel dan Hizbullah juga meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon.
Menurut para pejabat AS, SA-22 belum dikirim ke Lebanon, namun mereka menyoroti bahwa beberapa personel Hizbullah dan Wagner saat ini ditempatkan di Suriah.
Masih belum jelas apakah senjata tersebut dapat diangkut dari Lebanon ke Gaza untuk membantu Hamas dalam melawan serangan udara Israel.
Selain itu, para pejabat Rusia juga belum mengomentari dugaan diskusi antara Wagner dan Hizbullah.
Sementara itu, AS telah hadir di wilayah tersebut dengan menempatkan kapal induk di Mediterania Timur untuk menghalangi Hizbullah terlibat perang Israel-Hamas.
Militer Zionis menyatakan perang terhadap Hamas pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina itu menyerang Israel.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan pihak luar agar tidak melancarkan serangan di perbatasan Israel.
Namun, meski ada peringatan, para pemimpin Hamas, Hizbullah, dan Jihad Islam Palestina bertemu pekan lalu untuk membahas perang bersatu mereka melawan Israel.
(mas)