4 Buah dan Sayuran yang Jadi Simbol Perjuangan Palestina, Bukan Hanya Semangka
loading...
A
A
A
Pohon zaitun dapat ditemukan di seluruh Palestina dan merupakan simbol perlawanan. Nour Alhoda Akel, warga Palestina berusia 23 tahun dari lembah Ara, percaya bahwa pohon zaitun diasosiasikan dengan identitas Palestina karena, seperti pohon jeruk dalam cerita Kanafani, pohon zaitun mewakili hubungan mendalam orang Palestina dengan tanah air mereka.
“Pohon zaitun bisa hidup ratusan tahun,” kata Akel. “Jadi kalau pohon di luar rumah saya berumur 100 tahun, otomatis saya terhubung dengannya,” mengacu pada tanah tempat pohon itu berdiri.
Setiap tahun saat panen zaitun, Akel bergabung dengan keluarga besarnya untuk memetik buah zaitun dari kebun mereka, yang merupakan pusaka keluarga.
“Seluruh keluarga keluar dan semua orang membantu,” kata Akel. Setelah seminggu memetik, mereka membuat minyak zaitun dan mengawetkannya, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga hingga panen tahun depan.
Bagi warga Palestina lainnya, panen zaitun merupakan sumber pendapatan penting. Selain minyaknya, yang menurut Akel merupakan bahan penting dalam masakan Palestina, buah zaitun juga digunakan dalam kosmetik dan sabun.
Dalam beberapa tahun terakhir, pohon zaitun Palestina diserang oleh pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki. Menurut PBB, lebih dari 5.000 pohon zaitun milik warga Palestina di Tepi Barat dirusak dalam lima bulan pertama tahun 2023.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pemukim menyerang warga Palestina saat panen zaitun, yang biasanya jatuh pada bulan Oktober dan November. Pada suatu hari saja di bulan Oktober 2021, Al Jazeera melaporkan bahwa pemukim mencabut 900 pohon zaitun dan aprikot, serta mencuri tanaman zaitun di desa Sebastia, sebelah utara Nablus.
Foto/Reuters
Dalam fotonovel Edward Said tentang identitas Palestina, berjudul After the Last Sky, ia mencurahkan beberapa halaman untuk membahas terong, khususnya yang berasal dari Battir.
Battir adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal dengan terongnya. Bahkan secara berkala diadakan festival terong.
“Pohon zaitun bisa hidup ratusan tahun,” kata Akel. “Jadi kalau pohon di luar rumah saya berumur 100 tahun, otomatis saya terhubung dengannya,” mengacu pada tanah tempat pohon itu berdiri.
Setiap tahun saat panen zaitun, Akel bergabung dengan keluarga besarnya untuk memetik buah zaitun dari kebun mereka, yang merupakan pusaka keluarga.
“Seluruh keluarga keluar dan semua orang membantu,” kata Akel. Setelah seminggu memetik, mereka membuat minyak zaitun dan mengawetkannya, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga hingga panen tahun depan.
Bagi warga Palestina lainnya, panen zaitun merupakan sumber pendapatan penting. Selain minyaknya, yang menurut Akel merupakan bahan penting dalam masakan Palestina, buah zaitun juga digunakan dalam kosmetik dan sabun.
Dalam beberapa tahun terakhir, pohon zaitun Palestina diserang oleh pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki. Menurut PBB, lebih dari 5.000 pohon zaitun milik warga Palestina di Tepi Barat dirusak dalam lima bulan pertama tahun 2023.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pemukim menyerang warga Palestina saat panen zaitun, yang biasanya jatuh pada bulan Oktober dan November. Pada suatu hari saja di bulan Oktober 2021, Al Jazeera melaporkan bahwa pemukim mencabut 900 pohon zaitun dan aprikot, serta mencuri tanaman zaitun di desa Sebastia, sebelah utara Nablus.
4. Terong
Foto/Reuters
Dalam fotonovel Edward Said tentang identitas Palestina, berjudul After the Last Sky, ia mencurahkan beberapa halaman untuk membahas terong, khususnya yang berasal dari Battir.
Battir adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal dengan terongnya. Bahkan secara berkala diadakan festival terong.