Siapa Noa Argamani? Wanita Israel yang Akui Diperlakukan Baik oleh Hamas saat Ditawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Noa Argamani, wanita Israel yang sempat ditawan oleh Hamas buka suara terkait banyaknya klaim buruk soal perlakuan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Dia menepis laporan media Zionis bahwa serdadu Hamas memperlakukannya dengan bejat atau bahkan memukulnya.
Noa telah bebas dari penyanderaan Hamas pada Juni lalu. Baru-baru ini, dia bertemu diplomat senior Israel dan sejumlah perwakilan negara G7 di Jepang.
Noa, salah salah satu pernyataannya di forum tersebut, menolak klaim bahwa pasukan Hamas memperlakukannya dengan buruk. Itu sebagai sanggahan atas laporan media Israel yang menyebut wanita muda itu telah dipukuli milisi Hamas selama ditawan di Gaza.
“(Anggota Hamas) tidak memukul saya saat saya ditawan, mereka juga tidak memotong rambut saya. Saya terluka akibat runtuhnya tembok yang disebabkan oleh pilot Angkatan Udara Israel. Sebagai korban 7 Oktober, saya menolak untuk menjadi korban media lagi,” kata Noa seperti dikutip dari TheNewArab, Senin (26/8/2024).
Noa Argamani merupakan salah seorang warga negara Israel yang sempat ditawan Hamas pada serangan 7 Oktober. Namun, wanita berusia 26 tahun itu telah dibebaskan pada Juni lalu.
Noa merupakan anak tunggal dari sebuah keluarga di Israel. Ibunya, Liora Argamani, adalah seorang wanita keturunan China, sementara ayahnya bernama Yaakov Argamani.
Namun, ibunya tersebut telah meninggal dunia beberapa waktu setelah Noa bebas. Adapun penyebabnya karena kanker otak.
Sebelum insiden penculikannya, Noa diketahui berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Ben Gurion. Di kampus tersebut, dia bertemu dengan pacarnya, Avinatan Or, yang juga ditawan oleh Hamas.
Pada serangan Hamas 7 Oktober, Noa secara kebetulan sedang berada di festival musik Nova di Israel selatan. Saat itu, dia ditawan bersama sejumlah warga Israel lain yang juga menghadiri konser.
Selama penahanannya, muncul banyak klaim buruk soal perlakuan Hamas yang semena-mena terhadap Noa dan tawanan lain. Namun, tuduhan itu telah dibantah oleh Noa.
Berbicara kepada para diplomat negara anggota G7 baru-baru ini, Noa menyangkal tuduhan bahwa Hamas memukulinya. Lebih jauh lagi, dia menyebut dirinya terluka karena runtuhnya tembok akibat serangan pilot helikopter Israel.
Dia menepis laporan media Zionis bahwa serdadu Hamas memperlakukannya dengan bejat atau bahkan memukulnya.
Noa telah bebas dari penyanderaan Hamas pada Juni lalu. Baru-baru ini, dia bertemu diplomat senior Israel dan sejumlah perwakilan negara G7 di Jepang.
Noa, salah salah satu pernyataannya di forum tersebut, menolak klaim bahwa pasukan Hamas memperlakukannya dengan buruk. Itu sebagai sanggahan atas laporan media Israel yang menyebut wanita muda itu telah dipukuli milisi Hamas selama ditawan di Gaza.
“(Anggota Hamas) tidak memukul saya saat saya ditawan, mereka juga tidak memotong rambut saya. Saya terluka akibat runtuhnya tembok yang disebabkan oleh pilot Angkatan Udara Israel. Sebagai korban 7 Oktober, saya menolak untuk menjadi korban media lagi,” kata Noa seperti dikutip dari TheNewArab, Senin (26/8/2024).
Profil Noa Argamani
Noa Argamani merupakan salah seorang warga negara Israel yang sempat ditawan Hamas pada serangan 7 Oktober. Namun, wanita berusia 26 tahun itu telah dibebaskan pada Juni lalu.
Noa merupakan anak tunggal dari sebuah keluarga di Israel. Ibunya, Liora Argamani, adalah seorang wanita keturunan China, sementara ayahnya bernama Yaakov Argamani.
Namun, ibunya tersebut telah meninggal dunia beberapa waktu setelah Noa bebas. Adapun penyebabnya karena kanker otak.
Sebelum insiden penculikannya, Noa diketahui berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Ben Gurion. Di kampus tersebut, dia bertemu dengan pacarnya, Avinatan Or, yang juga ditawan oleh Hamas.
Pada serangan Hamas 7 Oktober, Noa secara kebetulan sedang berada di festival musik Nova di Israel selatan. Saat itu, dia ditawan bersama sejumlah warga Israel lain yang juga menghadiri konser.
Selama penahanannya, muncul banyak klaim buruk soal perlakuan Hamas yang semena-mena terhadap Noa dan tawanan lain. Namun, tuduhan itu telah dibantah oleh Noa.
Berbicara kepada para diplomat negara anggota G7 baru-baru ini, Noa menyangkal tuduhan bahwa Hamas memukulinya. Lebih jauh lagi, dia menyebut dirinya terluka karena runtuhnya tembok akibat serangan pilot helikopter Israel.
(mas)