Pasukan Elite Israel yang Terjebak di Terowongan Gaza Jadi Sasaran Empuk Hamas

Selasa, 31 Oktober 2023 - 15:19 WIB
loading...
Pasukan Elite Israel yang Terjebak di Terowongan Gaza Jadi Sasaran Empuk Hamas
Bnayak pasukan Israel terjebal dalam terowongan dalam invasi darat ke Gaza dan disambut tembakan dan rudal Hamas. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Israel mengklaim pasukannya menyerang orang-orang bersenjata Hamas di dalam jaringan terowongan luas milik kelompok Islam di bawah Gaza. Itu setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan penghentian pertempuran untuk meringankan krisis kemanusiaan di daerah kantong Palestina tersebut.

Terowongan tersebut adalah tujuan utama Israel saat mereka memperluas operasi darat di Gaza untuk memusnahkan gerakan berkuasa Hamas menyusul amukan senjata mereka tiga minggu lalu yang menurut pihak berwenang Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang.

“Selama hari terakhir, pasukan tempur gabungan IDF menyerang sekitar 300 sasaran, termasuk rudal anti-tank dan pos peluncuran roket di bawah poros, serta kompleks militer di dalam terowongan bawah tanah milik organisasi teroris Hamas,” demikian keterangan Israel Defernce Forces (IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.

Hamas membalas dengan rudal anti-tank dan tembakan senapan mesin.



IDF mengklaim mereka mampu membunuh pejuang Hamas dan mengarahkan angkatan udara untuk melakukan serangan real-time terhadap sasaran dan infrastruktur teror.

Para saksi mata mengatakan pasukan Israel menargetkan jalan utama utara-selatan Gaza pada hari Senin dan menyerang Kota Gaza dari dua arah. Israel mengatakan pasukannya membebaskan seorang tentara dari tawanan Hamas.

Hamas, sebuah kelompok Islam bersenjata yang menguasai Gaza, sejauh ini telah membebaskan empat warga sipil dari 239 sandera yang menurut Israel ditangkap pada 7 Oktober. Banyak dari sandera diyakini ditahan di jaringan terowongan Hamas.

Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan para militan bentrok pada Selasa pagi dengan pasukan Israel "menyerang poros selatan Gaza, (termasuk) dengan senapan mesin, dan menargetkan empat kendaraan dengan rudal al-Yassin 105." Rudal tersebut merupakan produk buatan lokal.

"Para pejuang Hamas juga menargetkan dua tank dan buldoser Israel di barat laut Gaza dengan rudal tersebut," demikian keterangan al-Qassam.

Reuters tidak dapat mengkonfirmasi laporan pertempuran tersebut. Militer Israel belum memberikan komentar.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa 8.306 orang, termasuk 3.457 anak di bawah umur, telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Para pejabat PBB mengatakan lebih dari 1,4 juta penduduk sipil Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa telah kehilangan tempat tinggal.

Meningkatnya jumlah korban tewas telah memicu seruan dari AS, sekutu utama Israel, negara-negara lain, dan PBB agar menghentikan pertempuran agar memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai daerah kantong tersebut.



Netanyahu mengatakan pada Senin malam bahwa Israel tidak akan menyetujui penghentian permusuhan dengan Hamas di Gaza dan akan terus melanjutkan rencananya untuk memusnahkan kelompok tersebut.

“Seruan gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah pada Hamas, menyerah pada terorisme, menyerah pada barbarisme. Itu tidak akan terjadi,” kata Netanyahu dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Pakar militer mengatakan pasukan Israel bergerak perlahan dalam serangan darat mereka untuk menjaga kemungkinan bahwa militan Hamas akan merundingkan pembebasan para sandera.

Kehati-hatian yang diambil pasukan Israel dalam merebut dan mengamankan sebagian wilayah pada hari-hari pertama operasi darat berkelanjutan di Gaza sangat kontras dengan serangan udara yang tak henti-hentinya terjadi selama tiga minggu terakhir di wilayah kantong Mediterania, serta serangan darat Israel sebelumnya di sana. .

Sementara itu, Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang lebih dari 600 sasaran pejuang Hamas dalam beberapa hari terakhir di Gaza, di mana warga sipil Palestina sangat membutuhkan bahan bakar, makanan, dan air bersih.

Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa pasokan air melalui pipa dari Israel ke Gaza selatan terputus pada hari Senin “karena alasan yang tidak diketahui”, dan bahwa perbaikan pipa lain ke Gaza tengah yang diumumkan tidak dilakukan.

“Pada saat artikel ini ditulis, tidak ada air yang diberikan ke Gaza dari Israel,” kata OCHA di situsnya.

Jumlah truk bantuan kemanusiaan yang mencapai wilayah kantong yang terkepung jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah yang dibutuhkan, kata para pejabat PBB, dan ketertiban sipil telah terganggu karena orang-orang menyerbu gudang-gudang PBB untuk mencari makanan.

Hal ini menyebabkan empat pusat distribusi bantuan PBB dan fasilitas penyimpanan tidak berfungsi, kata Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari Senin.

Kebutuhan kesehatan melonjak dan kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut menurun dengan cepat,” kata kepala keadaan darurat regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rick Brennan, seraya mengulangi seruan internasional untuk mengatasi krisis kesehatan.

Truk-truk bantuan telah berdatangan ke Gaza dari Mesir selama seminggu terakhir melalui Rafah, penyeberangan utama yang tidak berbatasan dengan Israel. Ini telah menjadi titik utama pengiriman bantuan sejak Israel memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza setelah 7 Oktober.

Gedung Putih mengatakan pihaknya berupaya untuk mengirim lebih banyak truk bantuan ke Gaza.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1626 seconds (0.1#10.140)