Mengapa Lebanon Menjadi Sasaran Perang Israel Palestina? Simak Penjelasan Lengkapnya
loading...
A
A
A
GAZA - Perang Israel Palestina rupanya tidak hanya memberikan dampak kerusakan di wilayah konflik saja, namun juga beberapa wilayah bahkan negara di sekitarnya.
Salah satu negara yang terkena dampak dari peperangan tersebut adalah Lebanon. Negara itu disebutkan telah melalui banyak mendapat dampak dari rentetan konflik panjang di sekitar wilayahnya, baik dari perang Israel Palestina maupun konflik Suriah.
Negara kecil di Levant yang hanya berpenduduk 6 juta orang tersebut tengah terguncang oleh krisis ekonomi, dan kini mereka harus meningkatkan kewaspadaannya setelah pecahnya konflik antara Israel dan Palestina.
Lantas, mengapa Lebanon menjadi negara yang menjadi sasaran perang tersebut? Mengingat Mesir, Yordania, dan Suriah juga berdekatan dengan wilayah konflik.
Keputusan Hizbullah untuk bergabung sepenuhnya dalam perang mungkin menjawab pertanyaan tersebut. Sebab Lebanon menjadi negara perbatasan yang paling mudah diakses oleh kelompok milisi tersebut.
Dilansir dari The Conversation, sejumlah sejarawan menyebutkan jika perang antara Hizbullah dan Israel benar-benar meletus, kekerasan dan kehancuran yang sudah signifikan di Israel selatan dan Gaza kemungkinan besar akan diperburuk dengan banyaknya korban jiwa di Lebanon, Israel, dan mungkin di wilayah lain di Timur Tengah.
Penyebab lain datang dari pernyataan pihak Hamas yang menyebut jika para pejuangnya menembakkan roket dari Lebanon, sementara kelompok bersenjata Palestina lainnya juga mengaku bertanggung jawab atas peluncuran bahan peledak ke Israel utara pada 29 Oktober 2023 menurut AlJazeera.
Sekitar 110 ribu warga Palestina mengungsi ke Lebanon pada tahun 1948. Saat ini, jumlahnya diperkirakan mencapai 210 ribu.
Dalam survei yang dilakukan, banyak warga Lebanon yang mengatakan bahwa mereka membenci pengungsi Palestina di negara tersebut dan menyalahkan mereka atas meletusnya perang saudara di Lebanon, yang terjadi pada tahun 1975 hingga 1990.
Pada saat perang saudara di Lebanon, Israel mendukung milisi Kristen dan melakukan perjuangannya sendiri melawan milisi Palestina, yang menggunakan Lebanon sebagai basis untuk melancarkan serangan terhadap negara Yahudi.
Pada tahun 1982, Israel menginvasi Lebanon untuk menghapuskan Organisasi Pembebasan Palestina dan mendirikan pemerintahan Kristen pro-Israel di Beirut.
Hal ini disebabkan oleh dukungan Iran dan struktur sosial internal yang kuat dan kohesif di kalangan pengikut Syiah di negara tersebut. Tidak semua kelompok Syiah mengidentifikasi diri dengan Hizbullah.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah berulang kali menyatakan bahwa peran utama kelompoknya adalah mempertahankan kedaulatan Lebanon.
Salah satu negara yang terkena dampak dari peperangan tersebut adalah Lebanon. Negara itu disebutkan telah melalui banyak mendapat dampak dari rentetan konflik panjang di sekitar wilayahnya, baik dari perang Israel Palestina maupun konflik Suriah.
Negara kecil di Levant yang hanya berpenduduk 6 juta orang tersebut tengah terguncang oleh krisis ekonomi, dan kini mereka harus meningkatkan kewaspadaannya setelah pecahnya konflik antara Israel dan Palestina.
Lantas, mengapa Lebanon menjadi negara yang menjadi sasaran perang tersebut? Mengingat Mesir, Yordania, dan Suriah juga berdekatan dengan wilayah konflik.
Keputusan Hizbullah untuk bergabung sepenuhnya dalam perang mungkin menjawab pertanyaan tersebut. Sebab Lebanon menjadi negara perbatasan yang paling mudah diakses oleh kelompok milisi tersebut.
Dilansir dari The Conversation, sejumlah sejarawan menyebutkan jika perang antara Hizbullah dan Israel benar-benar meletus, kekerasan dan kehancuran yang sudah signifikan di Israel selatan dan Gaza kemungkinan besar akan diperburuk dengan banyaknya korban jiwa di Lebanon, Israel, dan mungkin di wilayah lain di Timur Tengah.
Penyebab lain datang dari pernyataan pihak Hamas yang menyebut jika para pejuangnya menembakkan roket dari Lebanon, sementara kelompok bersenjata Palestina lainnya juga mengaku bertanggung jawab atas peluncuran bahan peledak ke Israel utara pada 29 Oktober 2023 menurut AlJazeera.
Perang Israel Palestina telah Meluas ke Lebanon Sejak Tahun 1948
Konflik Israel Palestina telah meluas ke Lebanon sejak tahun 1948, dengan berdirinya negara Israel dan pengungsian warga Palestina, atau yang disebut dengan Nakba.Sekitar 110 ribu warga Palestina mengungsi ke Lebanon pada tahun 1948. Saat ini, jumlahnya diperkirakan mencapai 210 ribu.
Dalam survei yang dilakukan, banyak warga Lebanon yang mengatakan bahwa mereka membenci pengungsi Palestina di negara tersebut dan menyalahkan mereka atas meletusnya perang saudara di Lebanon, yang terjadi pada tahun 1975 hingga 1990.
Pada saat perang saudara di Lebanon, Israel mendukung milisi Kristen dan melakukan perjuangannya sendiri melawan milisi Palestina, yang menggunakan Lebanon sebagai basis untuk melancarkan serangan terhadap negara Yahudi.
Pada tahun 1982, Israel menginvasi Lebanon untuk menghapuskan Organisasi Pembebasan Palestina dan mendirikan pemerintahan Kristen pro-Israel di Beirut.
Hizbullah Punya Kekuatan Besar di Lebanon
Hizbullah dibentuk pada tahun 1982 dengan dukungan Iran dan Suriah untuk melawan Israel. Sejauh ini, mereka merupakan salah satu kekuatan politik, sosio-ekonomi, dan militer terkuat.Hal ini disebabkan oleh dukungan Iran dan struktur sosial internal yang kuat dan kohesif di kalangan pengikut Syiah di negara tersebut. Tidak semua kelompok Syiah mengidentifikasi diri dengan Hizbullah.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah berulang kali menyatakan bahwa peran utama kelompoknya adalah mempertahankan kedaulatan Lebanon.
(ahm)