Pasukan Israel Berhasil Bebaskan Tentara Wanita yang Disandera Hamas
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Militer Israel melaporkan bahwa pasukannya berhasil membebaskan seorang tentara wanita yang dari tawanan Hamas selama serangan darat di Jalur Gaza .
Tentara tersebut, yang diidentifikasi sebagai Ori Megidish, diculik oleh kelompok bersenjata Hamas yang mengamuk di komunitas Israel selatan pada 7 Oktober.
"Sejak saat itu, dia telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan baik-baik saja,” kata militer Israel seperti dikutip dari Reuters, Selasa (31/10/2023).
Israel mengatakan bahwa lebih dari 200 sandera ditahan oleh Hamas, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kampanye darat di Gaza menciptakan kemungkinan penyelamatan mereka.
“Hamas tidak akan melakukannya kecuali mereka berada di bawah tekanan,” katanya kepada wartawan.
"Kami jelas menyambut seorang sandera dengan tangan terbuka setelah aksi sukses kemarin...tapi kami berkomitmen untuk memulangkan semua sandera. Kami pikir metode ini punya peluang," imbuhnya.
Dilansir dari Daily Mail, Megidish telah dikembalikan ke keluarganya yang menyambutnya dengan gembira dan memeluknya dalam sebuah foto yang dirilis oleh kantor perdana menteri Israel.
Hamas, yang telah membebaskan empat sandera, mengatakan pihaknya akan melepaskan sandera lainnya dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Itu termasukmereka yang terlibat dalam serangan mematikan terhadap warga Israel. Namun Israel telah menolak tawaran tersebut.
Sebelumnya pada hari Senin, Netanyahu mengatakan bahwa invasi darat menciptakan peluang untuk membebaskan sandera.
Hal ini terjadi setelah kabinet perang Israel mengatasi perselisihan sengit dengan meluncurkan pasukan dan tank ke Gaza akhir pekan ini.
Benjamin Netanyahu baru setuju untuk memasuki wilayah kantong yang dilanda perang tersebut setelah perundingan penyanderaan dengan teroris Hamas gagal dan dia mendapat persetujuan dengan suara bulat dari para menteri senior.
Dan kabinet perang telah berjuang menentukan prioritas mereka - karena beberapa ingin fokus pada penghancuran Hamas sementara yang lain bertekad bahwa pembebasan sandera harus menjadi fokus utama.
Masih banyak perdebatan mengenai apakah serangan tersebut harus berupa invasi besar-besaran atau serangkaian serangan kecil.
Tentara tersebut, yang diidentifikasi sebagai Ori Megidish, diculik oleh kelompok bersenjata Hamas yang mengamuk di komunitas Israel selatan pada 7 Oktober.
"Sejak saat itu, dia telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan baik-baik saja,” kata militer Israel seperti dikutip dari Reuters, Selasa (31/10/2023).
Israel mengatakan bahwa lebih dari 200 sandera ditahan oleh Hamas, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kampanye darat di Gaza menciptakan kemungkinan penyelamatan mereka.
“Hamas tidak akan melakukannya kecuali mereka berada di bawah tekanan,” katanya kepada wartawan.
"Kami jelas menyambut seorang sandera dengan tangan terbuka setelah aksi sukses kemarin...tapi kami berkomitmen untuk memulangkan semua sandera. Kami pikir metode ini punya peluang," imbuhnya.
Dilansir dari Daily Mail, Megidish telah dikembalikan ke keluarganya yang menyambutnya dengan gembira dan memeluknya dalam sebuah foto yang dirilis oleh kantor perdana menteri Israel.
Hamas, yang telah membebaskan empat sandera, mengatakan pihaknya akan melepaskan sandera lainnya dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Itu termasukmereka yang terlibat dalam serangan mematikan terhadap warga Israel. Namun Israel telah menolak tawaran tersebut.
Sebelumnya pada hari Senin, Netanyahu mengatakan bahwa invasi darat menciptakan peluang untuk membebaskan sandera.
Hal ini terjadi setelah kabinet perang Israel mengatasi perselisihan sengit dengan meluncurkan pasukan dan tank ke Gaza akhir pekan ini.
Benjamin Netanyahu baru setuju untuk memasuki wilayah kantong yang dilanda perang tersebut setelah perundingan penyanderaan dengan teroris Hamas gagal dan dia mendapat persetujuan dengan suara bulat dari para menteri senior.
Dan kabinet perang telah berjuang menentukan prioritas mereka - karena beberapa ingin fokus pada penghancuran Hamas sementara yang lain bertekad bahwa pembebasan sandera harus menjadi fokus utama.
Masih banyak perdebatan mengenai apakah serangan tersebut harus berupa invasi besar-besaran atau serangkaian serangan kecil.
(ian)