Tank-tank Israel Masuk Gaza, Disambut oleh Rudal Hamas
loading...
A
A
A
GAZA - Tank-tank tempur Israel terlihat memasuki Gaza, Palestina, setelah militer Zionis mengumumkan dimulainya invasi darat pada Sabtu pekan lalu.
Para warga Gaza melaporkan tank-tank musuh telah disambut dengan tembakan rudal Hamas.
Selain tank tempur militer Israel, gambar-gambar yang beredar secara online menunjukkan para tentara Zionis mengibarkan bendera Israel jauh di dalam wilayah Gaza. Gambar-gambar itu belum bisa diverifikasi.
Hamas mengatakan pihaknya menembakkan mortir terhadap pasukan Israel di Gaza utara dan menyerang tank Israel dengan rudal. Mereka meremehkan laporan tentang kemajuan besar yang diraih musuh.
“Israel memisahkan kami dari dunia luar untuk memusnahkan kami, namun kami mendengar suara ledakan dan kami bangga para pejuang perlawanan telah menghentikan mereka dari jarak beberapa meter,” kata Shaban Ahmed, seorang pegawai negeri yang tinggal di Kota Gaza meskipun ada peringatan Israel untuk mengungsi ke wilayah selatan.
Ahmed, seperti dikutip Reuters, Senin (30/10/2023), mengatakan dia baru mengetahui pada hari Minggu bahwa sepupunya telah tewas dalam serangan udara Israel dua hari sebelumnya karena pemadaman listrik.
Jet tempur Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang lebih dari 450 target Hamas, termasuk pusat komando operasional, pos pengamatan, dan pos peluncuran rudal anti-tank, dalam 24 jam terakhir. Demikian pengumuman IDF pada hari Minggu.
Disebutkan oleh IDF bahwa beberapa pria bersenjata muncul dari sebuah terowongan dekat perbatasan Israel dan tewas atau terluka dalam bentrokan dengan tentara Israel.
“Kami secara bertahap memperluas aktivitas darat dan cakupan pasukan kami di Jalur Gaza,” kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari.
Israel telah memperketat blokade dan membombardir Gaza sejak kelompok Hamas meluncurkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa. Serangan ini menewaskan lebih dari 1.400 orang dan lebih dari 200 lainnya disandera.
Otoritas medis di Jalur Gaza, yang memiliki populasi 2,3 juta orang, mengatakan pada hari Minggu bahwa 8.005 orang-–termasuk 3.324 anak di bawah umur–telah terbunuh oleh serangan militer Israel.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, sebuah tugas yang digambarkannya memerlukan serangan darat yang berkepanjangan di, sekitar, dan di bawah Kota Gaza, di mana para militan memiliki jaringan bunker bawah tanah yang luas.
Negara-negara Barat pada umumnya mendukung apa yang mereka katakan sebagai hak pembelaan diri Israel. Namun muncul kecaman internasional atas jumlah korban pengeboman dan seruan untuk “jeda kemanusiaan” agar bantuan dapat menjangkau warga sipil Gaza.
Ada juga kekhawatiran akan meluasnya perang Israel-Hamas, termasuk di Lebanon di mana tentara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran terlibat baku tembak.
Pada hari Minggu, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan salah satu anggotanya terluka setelah peluru menghantam pangkalan misi di dekat Houla di perbatasan Lebanon-Israel sehari sebelumnya.
Israel mengatakan ada beberapa peluncuran roket atau mortir dari Lebanon di wilayahnya, dan mereka membalas tembakan tersebut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN bahwa Israel harus menggunakan segala cara untuk membedakan antara warga sipil Palestina dan Hamas di Gaza.
Dia juga mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk “mengendalikan” kekerasan terhadap orang-orang tak bersalah di Tepi Barat yang diduduki.
Paus Fransiskus dari Vatikan pada hari Minggu menyerukan gencatan senjata dan memperbarui seruannya untuk pembebasan semua sandera.
Para warga Gaza melaporkan tank-tank musuh telah disambut dengan tembakan rudal Hamas.
Selain tank tempur militer Israel, gambar-gambar yang beredar secara online menunjukkan para tentara Zionis mengibarkan bendera Israel jauh di dalam wilayah Gaza. Gambar-gambar itu belum bisa diverifikasi.
Hamas mengatakan pihaknya menembakkan mortir terhadap pasukan Israel di Gaza utara dan menyerang tank Israel dengan rudal. Mereka meremehkan laporan tentang kemajuan besar yang diraih musuh.
“Israel memisahkan kami dari dunia luar untuk memusnahkan kami, namun kami mendengar suara ledakan dan kami bangga para pejuang perlawanan telah menghentikan mereka dari jarak beberapa meter,” kata Shaban Ahmed, seorang pegawai negeri yang tinggal di Kota Gaza meskipun ada peringatan Israel untuk mengungsi ke wilayah selatan.
Ahmed, seperti dikutip Reuters, Senin (30/10/2023), mengatakan dia baru mengetahui pada hari Minggu bahwa sepupunya telah tewas dalam serangan udara Israel dua hari sebelumnya karena pemadaman listrik.
Jet tempur Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang lebih dari 450 target Hamas, termasuk pusat komando operasional, pos pengamatan, dan pos peluncuran rudal anti-tank, dalam 24 jam terakhir. Demikian pengumuman IDF pada hari Minggu.
Disebutkan oleh IDF bahwa beberapa pria bersenjata muncul dari sebuah terowongan dekat perbatasan Israel dan tewas atau terluka dalam bentrokan dengan tentara Israel.
“Kami secara bertahap memperluas aktivitas darat dan cakupan pasukan kami di Jalur Gaza,” kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari.
Israel telah memperketat blokade dan membombardir Gaza sejak kelompok Hamas meluncurkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa. Serangan ini menewaskan lebih dari 1.400 orang dan lebih dari 200 lainnya disandera.
Otoritas medis di Jalur Gaza, yang memiliki populasi 2,3 juta orang, mengatakan pada hari Minggu bahwa 8.005 orang-–termasuk 3.324 anak di bawah umur–telah terbunuh oleh serangan militer Israel.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, sebuah tugas yang digambarkannya memerlukan serangan darat yang berkepanjangan di, sekitar, dan di bawah Kota Gaza, di mana para militan memiliki jaringan bunker bawah tanah yang luas.
Negara-negara Barat pada umumnya mendukung apa yang mereka katakan sebagai hak pembelaan diri Israel. Namun muncul kecaman internasional atas jumlah korban pengeboman dan seruan untuk “jeda kemanusiaan” agar bantuan dapat menjangkau warga sipil Gaza.
Ada juga kekhawatiran akan meluasnya perang Israel-Hamas, termasuk di Lebanon di mana tentara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran terlibat baku tembak.
Pada hari Minggu, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan salah satu anggotanya terluka setelah peluru menghantam pangkalan misi di dekat Houla di perbatasan Lebanon-Israel sehari sebelumnya.
Israel mengatakan ada beberapa peluncuran roket atau mortir dari Lebanon di wilayahnya, dan mereka membalas tembakan tersebut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN bahwa Israel harus menggunakan segala cara untuk membedakan antara warga sipil Palestina dan Hamas di Gaza.
Dia juga mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk “mengendalikan” kekerasan terhadap orang-orang tak bersalah di Tepi Barat yang diduduki.
Paus Fransiskus dari Vatikan pada hari Minggu menyerukan gencatan senjata dan memperbarui seruannya untuk pembebasan semua sandera.
(mas)