ISIS Pegang 11.000 Lebih Paspor Kosong Suriah Hasil Curian

Senin, 11 September 2017 - 11:10 WIB
ISIS Pegang 11.000 Lebih Paspor Kosong Suriah Hasil Curian
ISIS Pegang 11.000 Lebih Paspor Kosong Suriah Hasil Curian
A A A
BERLIN - Kelompok ISIS memegang lebih dari 11.000 paspor kosong Suriah hasil curian. Data itu merupakan data rahasia pemerintah Jerman yang dikutip surat kabar Bild am Sonntag.

Penyelidik Jerman telah membuat daftar nomor urut paspor kosong tersebut. Data rahasia itu berasal dari Kantor Polisi Pidana Federal (BKA), Kementerian Dalam Negeri dan Polisi Federal Jerman (BPOL).

”Menurut informasi BKA, ada 11.100 paspor kosong Suriah di tangan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria),” bunyi dokumen dari Kementerian Dalam Negeri Jerman.

Namun, surat kabar tersebut memiliki data tambahan yang menyebut, total ada 18.002 paspor kosong yang dicuri dari pemerintah Suriah oleh ISIS.

Seorang pejabat BKA yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan, organisasi teroris ISIS sangat mungkin menggunakan kesempatan untuk menyusupkan anggotanya melalui kelompok pengungsi Suriah dengan tujuan meluncurkan serangan ke Eropa.

“Paspor palsu atau yang rusak banyak digunakan untuk masuk secara ilegal tanpa motif lebih jauh seperti melakukan serangan teroris,” kata pejabat BKA tersebut yang dilansir Senin (11/9/2017).

Menurut dokumen yang dilihat oleh Bild, setidaknya 8.625 paspor yang diperiksa oleh otoritas migrasi Jerman pada tahun 2016 ternyata palsu.

”Kita berbicara tentang lebih banyak kasus! Pemegang paspor ini sekarang harus diperiksa dan akomodasi mereka harus dicari oleh polisi,” kata seorang penyidik di Kantor Polisi Pidana Negara (LKA), sebuah badan penegak hukum independen.

Laporan Bild muncul beberapa hari setelah majalah Der Spiegel mengutip sumber-sumber di dalam dinas keamanan Jerman, melaporkan bahwa beberapa lusin ekstremis Suriah terkait dengan kelompok teroris Front al-Nusra dan ISIS yang melakukan pembantaian massal terhadap warga sipil dan tawanan, telah mencari suaka di Jerman.

Sekitar 60 anggota kelompok militan Brigade Liwa Owais al-Korani atau Owais al-Korani dilaporkan telah tiba di Jerman dengan berpura-pura sebagai pengungsi.

Seperti diketahui, pemerintah Jerman telah mengizinkan lebih dari 1 juta pencari suaka sejak tahun 2015. Kebijakan itu berlaku saat Kanselir Jerman Angela Merkel memperkenalkan kebijakan “open-door” bagi korban perang yang melarikan diri di Afrika dan Timur Tengah.

Negara ini menerima lebih dari 740.000 aplikasi suaka pada tahun 2016. Data ini merupakan data resmi dari The Federal Office for Migration and Refugees (BAMF) yang diterbitkan oleh asylumineurope.org.

Mayoritas pelamar atau yang mengajukan suaka, sekitar 268.000 orang berasal dari Suriah, kemudian dari Afghanistan sebanyak 127.000 orang dan Irak sebanyak 97.000 orang.

Jerman telah menjadi korban serangkaian serangan teroris yang dilakukan oleh pengungsi dan diklaim oleh ISIS. Pada bulan Juli 2016, setidaknya 15 orang terluka setelah seorang pencari suaka asal Suriah yang ditolak Jerman meledakkan dirinya di luar sebuah bar anggur di dekat sebuah festival musik di Kota Ansbach.

Pada bulan yang sama, seorang pengungsi Afghanistan berusia 17 tahun menyerang penumpang di sebuah kereta di Wuerzburg sembari meneriakkan takbir. Serangan ini melukai lima orang.

Serangan paling mematikan sejauh ini terjadi saat perayaan Natal di sebuah bazar di Berlin pada bulan Desember 2016. Seorang pencari suaka Tunisia, yang telah bersumpah setia kepada ISIS membajak sebuah truk dan menabraki para pejalan kaki. Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3257 seconds (0.1#10.140)