Pembantu Trump Sambangi Taiwan, AS Bakal Bikin China Naik Pitam
loading...
A
A
A
Tahun lalu kunjungan ke AS oleh Tsai Ing-wen menarik "protes keras" dari Beijing, yang mendesak Washington untuk tidak mengizinkan kunjungan itu jika ingin menghindari rusaknya hubungan China-AS dan perdamaian serta stabilitas di Selat Taiwan.(Baca: Taiwan Waswas Ancaman Militer China Meningkat )
Sementara seolah-olah fokus pada pandemi virus Corona, kunjungan itu datang pada titik terendah hubungan AS-China dalam empat dekade, dengan permusuhan di berbagai bidang termasuk perdagangan, teknologi, hak asasi manusia dan sikap represif China terhadap Hong Kong.
Respons Taiwan terhadap virus Corona dianggap sebagai salah satu yang paling sukses di dunia, sementara AS terus melaporkan puluhan ribu kasus baru setiap harinya. AS telah memberikan bantuan kepada Taiwan dalam bentuk penjualan senjata, dan kehadiran yang meningkat di Laut China Selatan.(Baca: Lawan Ancaman China, AS Upgrade Rudal Patriot Taiwan Senilai Rp8,9 Triliun )
Pada hari Selasa, Duta Besar China untuk AS, Cui Tiankai, mengatakan kegiatan militer AS yang semakin intensif di wilayah tersebut meningkatkan risiko potensi konfrontasi, dan membantah tuduhan bahwa Beijing melakukan intimidasi di Laut China Selatan.
Cui, yang dipandang sebagai suara moderat di antara para diplomat dan pejabat China, mengatakan Beijing tidak ingin ketegangan meningkat lebih lanjut, setelah aksi saling menutup konsulat di Houston dan Chengdu, serta sanksi terhadap pejabat pemerintah.
"Saya tidak berpikir perang dingin baru akan melayani kepentingan siapa pun," katanya.
"Mengapa kita harus membiarkan sejarah terulang ketika kita dihadapkan dengan begitu banyak tantangan baru?" cetusnya.
Sementara seolah-olah fokus pada pandemi virus Corona, kunjungan itu datang pada titik terendah hubungan AS-China dalam empat dekade, dengan permusuhan di berbagai bidang termasuk perdagangan, teknologi, hak asasi manusia dan sikap represif China terhadap Hong Kong.
Respons Taiwan terhadap virus Corona dianggap sebagai salah satu yang paling sukses di dunia, sementara AS terus melaporkan puluhan ribu kasus baru setiap harinya. AS telah memberikan bantuan kepada Taiwan dalam bentuk penjualan senjata, dan kehadiran yang meningkat di Laut China Selatan.(Baca: Lawan Ancaman China, AS Upgrade Rudal Patriot Taiwan Senilai Rp8,9 Triliun )
Pada hari Selasa, Duta Besar China untuk AS, Cui Tiankai, mengatakan kegiatan militer AS yang semakin intensif di wilayah tersebut meningkatkan risiko potensi konfrontasi, dan membantah tuduhan bahwa Beijing melakukan intimidasi di Laut China Selatan.
Cui, yang dipandang sebagai suara moderat di antara para diplomat dan pejabat China, mengatakan Beijing tidak ingin ketegangan meningkat lebih lanjut, setelah aksi saling menutup konsulat di Houston dan Chengdu, serta sanksi terhadap pejabat pemerintah.
"Saya tidak berpikir perang dingin baru akan melayani kepentingan siapa pun," katanya.
"Mengapa kita harus membiarkan sejarah terulang ketika kita dihadapkan dengan begitu banyak tantangan baru?" cetusnya.
(ber)