Jawab Keraguan Biden, Otoritas Gaza Rilis Nama 6.747 Orang yang Dibunuh Israel
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Kementerian Kesehatan di Gaza menerbitkan nama-nama 6.747 orang yang tewas dalam serangan brutal Israel di wilayah Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Laporan setebal 210 halaman yang keluar pada Kamis itu memuat nama, usia, jenis kelamin, dan nomor identitas masing-masing korban, termasuk 2.665 anak-anak.
Kementerian mengatakan daftar tersebut belum lengkap karena hampir 300 jenazah masih belum teridentifikasi, banyak orang hilang, dan beberapa orang langsung dikuburkan tanpa dirawat di rumah sakit.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara dingin mengatakan pada Rabu bahwa dia “tidak percaya pada angka yang digunakan Palestina” mengenai jumlah korban tewas di Gaza.
Biden melanjutkan dengan mengatakan dia “tidak memiliki gagasan bahwa orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya tentang berapa banyak orang yang terbunuh.”
Presiden AS itu menambahkan, dia “yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh, dan itu adalah harga dari perang.”
Setelah nama-nama tersebut diumumkan, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qudra menyebut, “Pemerintahan Biden tidak memiliki standar manusia, moral, dan nilai-nilai dasar hak asasi manusia karena tanpa malu-malu mempertanyakan validitas jumlah korban tewas tersebut.”
“Kami memutuskan untuk… mengumumkan, dengan rincian dan nama, dan di depan seluruh dunia, kebenaran tentang perang genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap rakyat kami,” tegas dia.
Dia menambahkan, “Laporan tersebut diterbitkan untuk membiarkan dunia tahu bahwa di balik setiap angka terdapat kisah seseorang yang diketahui nama dan identitasnya. Orang-orang kami bukanlah siapa-siapa yang bisa diabaikan.”
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tanpa henti membombardir Gaza selama hampir tiga pekan sejak serangan mendadak terhadap Israel oleh Hamas pada 7 Oktober, yang merenggut 1.400 nyawa.
Bangunan tempat tinggal, rumah sakit, dan masjid hancur lebur akibat serangan brutal Israel di wilayah kantong Palestina, dan pihak berwenang Israel menuduh pejuang Hamas bersembunyi di belakang warga sipil.
IDF mengumumkan rencana invasi darat ke Gaza, namun operasi tersebut saat ini ditunda.
Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, Omar Shakir, mengatakan kepada Al Jazeera pada Kamis bahwa pengalaman organisasinya selama tiga dekade bekerja di wilayah pendudukan Palestina telah menunjukkan angka-angka yang diberikan Kementerian Kesehatan Gaza “secara umum dapat diandalkan.”
“Kementerian mendasarkan angkanya pada data yang diterima dari rumah sakit dan kamar mayat,” ungkap Shakir.
Laporan setebal 210 halaman yang keluar pada Kamis itu memuat nama, usia, jenis kelamin, dan nomor identitas masing-masing korban, termasuk 2.665 anak-anak.
Kementerian mengatakan daftar tersebut belum lengkap karena hampir 300 jenazah masih belum teridentifikasi, banyak orang hilang, dan beberapa orang langsung dikuburkan tanpa dirawat di rumah sakit.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara dingin mengatakan pada Rabu bahwa dia “tidak percaya pada angka yang digunakan Palestina” mengenai jumlah korban tewas di Gaza.
Biden melanjutkan dengan mengatakan dia “tidak memiliki gagasan bahwa orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya tentang berapa banyak orang yang terbunuh.”
Presiden AS itu menambahkan, dia “yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh, dan itu adalah harga dari perang.”
Setelah nama-nama tersebut diumumkan, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qudra menyebut, “Pemerintahan Biden tidak memiliki standar manusia, moral, dan nilai-nilai dasar hak asasi manusia karena tanpa malu-malu mempertanyakan validitas jumlah korban tewas tersebut.”
“Kami memutuskan untuk… mengumumkan, dengan rincian dan nama, dan di depan seluruh dunia, kebenaran tentang perang genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap rakyat kami,” tegas dia.
Dia menambahkan, “Laporan tersebut diterbitkan untuk membiarkan dunia tahu bahwa di balik setiap angka terdapat kisah seseorang yang diketahui nama dan identitasnya. Orang-orang kami bukanlah siapa-siapa yang bisa diabaikan.”
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tanpa henti membombardir Gaza selama hampir tiga pekan sejak serangan mendadak terhadap Israel oleh Hamas pada 7 Oktober, yang merenggut 1.400 nyawa.
Bangunan tempat tinggal, rumah sakit, dan masjid hancur lebur akibat serangan brutal Israel di wilayah kantong Palestina, dan pihak berwenang Israel menuduh pejuang Hamas bersembunyi di belakang warga sipil.
IDF mengumumkan rencana invasi darat ke Gaza, namun operasi tersebut saat ini ditunda.
Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, Omar Shakir, mengatakan kepada Al Jazeera pada Kamis bahwa pengalaman organisasinya selama tiga dekade bekerja di wilayah pendudukan Palestina telah menunjukkan angka-angka yang diberikan Kementerian Kesehatan Gaza “secara umum dapat diandalkan.”
“Kementerian mendasarkan angkanya pada data yang diterima dari rumah sakit dan kamar mayat,” ungkap Shakir.
(sya)