Rusia: AS Kerahkan 12 Sistem Rudal Semakin Kacaukan Timur Tengah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengecam langkah Amerika Serikat (AS) yang mengerahkan sekitar 12 sistem rudal tambahan ke wilayah Timur Tengah ketika perang Israel-Hamas dikhawatirkan akan meluas.
"Pengerahan sistem pertahanan udara AS di wilayah tersebut hanya akan semakin mengacaukan situasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam konferensi pers di Moskow hari Kamis, sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (27/10/2023).
"Upaya Washington untuk memonopoli penyelesaian di Timur Tengah, mengabaikan penyebab sebenarnya dari konflik yang berkepanjangan, sebagian besar telah menyebabkan konsekuensi bencana saat ini," lanjut Zakharova.
Pada pekan lalu, Departemen Pertahanan AS mengumumkan rencana untuk mengirim sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan Patriot dalam jumlah yang tidak diungkapkan ke Timur Tengah.
Dua alasan utama pengerahan sistem rudal tambahan itu adalah untuk membantu pertahanan Israel dan melindungi tentara Amerika yang berada di Timur Tengah.
Pengumuman Departemen Pertahanan muncul Sabtu malam ketika situasi di Timur Tengah genting terkait kekhawatiran perang Israel-Hamas akan menyeret pihak lain dan meluas ke berbagai wilayah di kawasan tersebut.
Sedangkan laporan Wall Street Journal mengatakan Israel telah setuju untuk menunda invasi daratnya ke Jalur Gaza, Palestina, agar AS dapat mengerahkan sekitar 12 sistem pertahanan rudal ke Timur Tengah.
Menurut surat kabar itu, pengerahan selusin sistem rudal itu kemungkinan rampung pada akhir pekan ini.
Laporan itu mengatakan Pentagon berupaya segera mengirimkan sekitar 12 sistem pertahanan rudal ke lokasi di mana pasukan AS ditempatkan—termasuk Irak, Suriah, Kuwait, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab—untuk melindungi mereka dari serangan rudal dan roket.
Zakharova mengatakan langkah Amerika itu merupakan provokasi ketika situasi di Timur Tengah semakin memanas.
"Pengerahan sistem pertahanan udara AS di wilayah tersebut hanya akan semakin mengacaukan situasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam konferensi pers di Moskow hari Kamis, sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (27/10/2023).
"Upaya Washington untuk memonopoli penyelesaian di Timur Tengah, mengabaikan penyebab sebenarnya dari konflik yang berkepanjangan, sebagian besar telah menyebabkan konsekuensi bencana saat ini," lanjut Zakharova.
Pada pekan lalu, Departemen Pertahanan AS mengumumkan rencana untuk mengirim sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan Patriot dalam jumlah yang tidak diungkapkan ke Timur Tengah.
Dua alasan utama pengerahan sistem rudal tambahan itu adalah untuk membantu pertahanan Israel dan melindungi tentara Amerika yang berada di Timur Tengah.
Pengumuman Departemen Pertahanan muncul Sabtu malam ketika situasi di Timur Tengah genting terkait kekhawatiran perang Israel-Hamas akan menyeret pihak lain dan meluas ke berbagai wilayah di kawasan tersebut.
Sedangkan laporan Wall Street Journal mengatakan Israel telah setuju untuk menunda invasi daratnya ke Jalur Gaza, Palestina, agar AS dapat mengerahkan sekitar 12 sistem pertahanan rudal ke Timur Tengah.
Menurut surat kabar itu, pengerahan selusin sistem rudal itu kemungkinan rampung pada akhir pekan ini.
Laporan itu mengatakan Pentagon berupaya segera mengirimkan sekitar 12 sistem pertahanan rudal ke lokasi di mana pasukan AS ditempatkan—termasuk Irak, Suriah, Kuwait, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab—untuk melindungi mereka dari serangan rudal dan roket.
Zakharova mengatakan langkah Amerika itu merupakan provokasi ketika situasi di Timur Tengah semakin memanas.